#137 Kamera Digital

4.4K 253 11
                                    

Sumber: Scaryforkids
Translate: Author

Salah satu kenalanku meninggal secara mendadak. Aku tak pernah bertemu wanita itu. Ia memiliki seorang putri yang berumur empat tahun. Gadis kecil itu bernama Yuki. Ayahnya tidak bisa membesarkan Yuki sendirian, jadi ia meminta bibiku untuk merawatnya.

Gadis kecil itu menolak ditinggal sendirian, jadi ia tak pernah pergi dari sisi bibiku. Hal itu mulai menjadi masalah. Bibiku jadi tidak bisa pergi kemana-mana tanpa Yuki. Gadis cilik itu terus-terusan mencari perhatian. Bahkan putri bibiku mulai merasa cemburu.

Pada suatu hari, bibiku memberitahuku bahwa ia harus pergi keluar kota selama beberapa hari. Aku diminta untuk mengasuh Yuki. Aku tinggal sendirian sehingga ia bisa menjadi temanku.

Beberapa hari kemudian, bibiku mengantar Yuki ke apartemenku. Saat bibiku akan pergi, ia berdiri di samping Yuki dan berkata, "Yuki, jadilah anak yang baik. Beranikan dirimu sendiri."

Saat bibiku pergi, aku mencoba berbicara pada Yuki. Aku juga memainkan beberapa permainan dengannya, tapi sikap gadis kecil itu sangat aneh. Ia memiliki boneka beruang yang selalu dipeluknya. Ia tak pernah melepaskan boneka itu. Ia juga tak pernah tersenyum. Ia bahkan tak pernah berbicara. Yang dia lakukan hanya duduk diam di ruang depan sambil menatap dinding. Hal itu membuatku tidak nyaman.

Aku sedang mencoba mencari sesuatu yang mungkin bisa menghiburnya. Aku baru saja membeli sebuah kamera digital. Jadi, kuputuskan untuk membiarkan Yuki bermain dengan kamera digitalku yang lama. Saat ia melihat kamera tersebut, matanya berbinar-binar. Aku menunjukkan padanya bagaimana cara menggunakan kamera itu. Ia lalu pergi berkeliling apartemen untuk mengambil gambar apa saja. Ada senyum lebar di wajahnya.

Malam itu, aku menemukan betapa sulitnya meninggalkan Yuki sendirian. Kapan pun aku mencoba untuk meninggalkan ruangan, ia mulai menangis dan menjerit memanggil namaku. Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian karena ia akan memelukku dengan sangat erat. Ia bahkan memaksa ikut masuk ke kamar mandi bersamaku. Hal itu sangat memalukan.

Ketika datang waktu untuk tidur, ia menolak tinggal di kamar sendirian. Jadi, ia memaksa untuk tidur di ranjangku. Aku membacakan dongeng sebelum tidur untuknya. Setelah beberapa waktu, aku membiarkannya tidur. Itu adalah saat aku melihat boneka beruang miliknya. Salah satu kakinya berwarna hitam karena hangus, seolah-olah benda itu sebelumnya pernah terbakar. Hal itu membuatku penasaran.

Pada tengah malam, aku terbangun oleh suara aneh. Saat aku menoleh, aku melihat jika ada sesuatu yang salah dengan Yuki. Tubuh gadis kecil itu gemetar dan menggigil. Matanya terbuka lebar, giginya bergemeletukan, dan air mata menetes di kedua pipinya. Aku memegang tubuhnya dan bertanya apa yang terjadi.

"Dia menatapku lagi," ia berkomat-kamit.

"Siapa?" tanyaku terkejut.

"Wanita dalam kegelapan," balas Yuki.

Ia tidak mengatakan apa-apa lagi. Aku mencoba memberitahunya bahwa itu hanya imajinasinya saja, tapi ia menggelengkan kepalanya. Aku memerlukan waktu yang lama untuk menidurkannya lagi.

Hari berikutnya, Yuki sudah baikan. Ia senang bermain dengan kamera digital. Saat tiba waktunya pulang ke rumah, aku membiarkan Yuki menyimpan kamera digitalku yang lama. Yuki memelukku. Walaupun ia tidak mengatakan apa pun, aku bisa tahu bahwa ia bahagia.

Aku mengantar gadis kecil itu ke rumah bibiku. Sebelum pulang, aku menyempatkan untuk meminum secangkir teh. Bibiku berterima kasih padaku karena telah merawat Yuki. Kami menghabiskan beberapa waktu untuk mengobrol di meja dapur.

"Kasihan dia," kata bibiku. "Ia tidak berbicara sepatah kata pun sejak ibunya meninggal."

Aku tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahuku, maka aku bertanya, "Bagaimana ibu Yuki meninggal?"

Sebuah tatapan aneh muncul pada wajah bibiku, "Dia tewas terbakar..."

"Bagaimana kebakaran itu terjadi?" tanyaku.

"Well..." bibiku ragu-ragu untuk berbicara tentang hal itu. "Itu cerita yang menyedihkan. Ibu Yuki melakukan bunuh diri. Ia merupakan wanita yang sakit jiwa. Ia menuang bensin ke seluruh tubuhnya, lalu menyalakan korek api. Ia membakar dirinya sendiri hidup-hidup."

"Ya Tuhan!" seruku. "Betapa mengerikan!"

"Ya," kata bibiku. "Keluarganya sangat terkejut, mereka menutupinya dan berpura-pura kejadian itu sebagai kecelakaan. Mereka mengadakan upacara pemakaman kecil-kecilan, hanya keluarga dekat saja yang diundang. Yuki tidak ada di sana. Dia bahkan tidak tahu jika ibunya meninggal. Ia mengira ibunya hanya sedang liburan panjang. Kami tidak tega menceritakan apa yang sebenarnya terjadi."

"Kasihan Yuki," bisikku.

Bibiku mengangguk-anggukkan kepalanya dengan sedih. "Kasihan Yuki."

Beberapa hari setelahnya, Yuki meninggal.

Bibiku mencoba mengubah kebiasaan Yuki. Malam itu, ia memaksa gadis kecil tersebut untuk tidur sendiri di kamarnya. Walaupun Yuki menangis dan meraung, bibiku tetap meninggalkan ia di kamarnya dengan pintu yang terkunci. Pada pagi harinya, bibiku menemukan tubuh Yuki sudah tidak bergerak di atas ranjangnya. Gadis kecil yang malang itu telah meninggal.

Tidak adayang tahu apa yang terjadi. Dokter tidak bisa mengidentifikasi penyebab kematiannya. Tidak ada bekas apa pun di tubuhnya. Ia benar-benar sehat. Ia meninggal secara misterius pada malam itu. Tidak ada penjelasan apa pun.

Setelah upacara pemakaman, aku kembali ke rumah bibiku. Semua orang merasa sangat sedih. Bibiku mengembalikan kamera digital yang kuberikan pada Yuki. Aku membawanya pulang ke rumah. Benda itu mengingatkanku padanya.

Kartu memori kamera digitalku penuh dengan foto yang diambil oleh Yuki. Aku melihat-lihat foto yang ia ambil sambil mengusap air mata yang menetes di pipiku. Ada gambar apartemenku, gambar rumah bibiku, gambar bunga, anjing, mainan, permen... Gambar-gambar lucu yang diambil oleh seorang anak kecil.

Kemudian, aku membuka gambar terakhir yang membuat darahku membeku. Tanganku gemetaran. Aku ingin berteriak, tapi tidak ada apa pun yang keluar dari mulutku. Tanggal yang tercetak di foto menunjukkan bahwa itu diambil pada malam saat Yuki meninggal.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Urban Legend Jepang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang