#27 Yuki-Onna

18.6K 1.5K 116
                                    

Yuki-onna muncul ketika salju turun, ia berwujud wanita tinggi yang anggun dan cantik dengan rambut hitam panjang dan bibir biru. Kulitnya putih pucat. Terkadang ia memakai kimono putih, tetapi legenda lainnya menggambarkan dia tak memakai sehelai benang pun.

Meskipun kecantikannya sangat mempesona, pandangan matanya bisa memancarkan ketakutan kepada orang yang menatapnya. Dia selalu melayang di atas salju, tidak meninggalkan jejak kaki (beberapa cerita mengatakan ia tidak memiliki kaki). Dan dia bisa berubah menjadi awan kabut atau salju.

Sampai abad ke-18, beberapa legenda mengatakan Yuki-onna adalah roh seorang wanita yang tewas akibat badai salju. Yuki-onna selalu digambarkan sebagai wanita yang tenang dan lembut, namun ia sangat tidak suka kalau ada orang yang menggodanya, ia akan langsung membunuh orang tersebut.

Yuki-onna muncul jika melihat ada orang terjebak di badai salju, ia akan berpura-pura untuk minta tolong. Karena ia sangat cantik, banyak orang yang terlena dengan kecantikannya. Jika orang tersebut menggodanya dan ingin berbuat jahat kepadanya, maka ia akan menghembuskan napas esnya untuk membuat tubuh orang tersebut menjadi biru dan kaku. Tetapi jika orang tersebut mempunyai niat baik dan tulus untuk menolong, maka badai salju akan segera berhenti dan tubuh Yuki-Onna akan mencair.

Kisah Yuki-Onna (Wanita Salju) Merupakan salah satu kisah hantu klasik di Jepang yang sudah sering diangkat dalam bentuk opera, bahkan pernah dibuat dalam bentuk film klasik. Kisah hantu yang bukan klasik ditandai dengan adegan berdarah-darah, namun lebih merupakan cerita yang diisi tokoh manusia dan hantu yang melibatkan percintaan, kesedihan yang dalam, dan tragedi.

Cerita dimulai dari dua orang penebang kayu bernama Mosaku dan Minokichi yang hidup di daerah provinsi Musashi (terletak di antara Tokyo dan Saitama). Mosaku adalah seorang pria yang berada di usia senja, sementara muridnya, Minokichi adalah seorang pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari mereka berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah hutan yang jaraknya 5 mil dari desa mereka. Di antara desa mereka dan hutan yang dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran deras. Begitu derasnya arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan yang kuat menahan arus (jembatan yang ada selalu rusak akibat terjangan arus deras). Siapa pun yang ingin menyebrangi sungai harus melewatinya dengan bantuan kapal penyebrang kecil.

Suatu hari Mosaku dan Minokichi sedang dalam perjalan pulang. Ketika itu cuaca begitu dingin dan mulai turun badai salju. Saat sampai di tepi sungai, mereka menemukan bahwa si pengayuh perahu yang menyeberangkan mereka telah pulang ke rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar bahwa mereka tidak mungkin menyeberangi sungai, mereka memutuskan bermalam sementara di pondok si pengayuh perahu. Pondok itu benar-benar sederhana, hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa jendela yang berisi dua buah Tatami, tanpa perabotan apa pun.

Mosaku dan Minokichi yang sudah lelah segera menutup pintu agar salju tidak masuk ke dalam pondok, kemudian beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan nyaman sehingga Mosaku yang sudah lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung mendengar suara angin yang menderu yang disertai arus sungai yang bertambah deras. Badai tidak mereda dan udara malah bertambah dingin, namun setelah bersusah payah akhirnya Minokichi tertidur juga.

Entah telah berapa lama Minokichi tertidur, tiba-tiba ia terbangun karena merasakan butir-butir salju yang lembut di wajahnya. Ternyata pintu pondok yang mereka diami telah terbuka dengan paksa. Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya seperti salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku. Ia tengah meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku. Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. Saat itulah sang wanita misterius itu beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita yang berada di hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan.

Urban Legend Jepang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang