Chap 14

7.9K 550 8
                                    

Amanda mendorong tangan berjemari lentik itu pelan, namun selalu saja kembali lagi menggenggam tangannya mesra. Amanda menatap miris tangan seputih porselen dan berbinar indah itu terlihat sangat kontras dengan tangannya. Walaupun Amanda termasuk perempuan berkulit putih tetap saja kalah dengan kesempurnaan seorang fairy kan. Padahal itu adalah tangan seorang laki-laki.

Nick tidak dapat lagi menahan dengusan kasarnya. Mana ada yang tahan jika melihat wanita yang kau dekati dielus-elus pria lain. Apalagi ini musuh bebuyutannya.

"Ya sudah, terima saja lamaranku Amy. Perpaduan kita pasti akan menghasilkan bayi-bayi yang lucu..."

Bruuuusshhh!!!

Valix langsung menyemburkan minuman yang baru diteguknya tepat kemuka Chest. Sedangkan korban hanya meraih dua lembar tisu dan mengelap mukanya dengan malas.

"Astaga, Dai! Kau kira bikin anak itu gampang. Aku saja belum jadi-jadi sampai sekar...Ouch!"

"Jaga bicaramu, ayam!" Lili kembali menurunkan piring yang baru saja mendarat dikepala Valix dengan cukup keras.

Dai, Fairy agung. Ras murni yang paling sempurna. Ketampanan yang bahkan bisa menandingi dewa sekalipun. Sang pemimpin pembawa kedamaian. Pemimpin The Gold Angel. Entah alasan apa sehingga dia bisa berkunjung tiba-tiba dikediaman sederhana The Gold Guardian.

"Kau..." tunjuk Dai langsung kemuka Valix.

"...adalah bangsa rendah yang tidak akan bisa disamakan denganku walaupun kau bertapa seumur hidupmu, burung! Aku hanya perlu sekali bercinta dengan Amanda dan kami akan langsung menghasilkan bayi, walaupun kami akan melakukannya sesering mungkin." lanjutnya santai

Dan jangan ditanya keadaan Valix. Pria malang itu jelas terbakar emosi tapi raut merana tidak bisa hilang dari wajahnya. Valix jadi meragukan keperkasaannya. Lili hanya bisa menyiratkan rasa simpati dari matanya. Malang sekali nasibmu ayam tampan.

"Berhenti membicarakanku seolah-olah aku tidak disini!" Amanda yang kesal langsung menarik tangannya dari genggaman mesra Dai. Dan Nick langsung menghadiahkan senyuman mengejek.

"Apa kau lintah tua! Mau ribut!" balas Dai sinis dan berdiri dengan arogan didepan Nick. Menantang.

"Kenapa tidak, banci!" dan Nick semakin menyulut api permusuhan.

"STOP!"

Amanda menghela nafas lelah. Selalu saja begini. Jika dua lelaki ini bertemu pasti selalu bertengkar. Jika kau membayangkan itu hanyalah pertengkaran mulut biasa maka kalian salah besar. Sebulan yang lalu, Dai harus kehilangan setengah tangan kanannya. Syukurlah bisa tumbuh lagi dalam waktu singkat. Dan setengah tahun yang lalu Nick hampir kehilangan kepalanya yang nyaris terputus.
Jika dibiarkan, maka rumah ini bisa rata dengan tanah.

Lili melemparkan tatapan simpati keduanya hari ini kepada Amanda. Namun pikiran isengnya membuat dia terkekeh tidak sadar. Dan semua mata langsung menoleh padanya kecuali Chest yang masih berkutat dengan game ponselnya.

"Tidak. Tidak. Abaikan saja aku. Silahkan lanjutkan perselisihan cinta segitiga kalian...hehehe!" ucapnya santai dan beberapa pasang mata itu tidak berubah arah sama sekali. Menunggu penjelasan. Dan Lilian tersenyum pasrah.

"Aku hanya membayangkan vampir pecemburu, fairy sombong, dan Alfa werewolf bodoh tapi sexy. Bertarung memperebutkanmu ketua. Pasti seru sekali." ujarnya senang sambil bertepuk tangan.

Datar. Itulah tatapan yang dilemparkan Amanda kepada Lili.

Dasar Succubus gila, Amanda memaki dalam hati. Habis sudah kesabarannya menghadapi anak-anak TK ini. Dengan sekali gebrakan meja, Amanda berhasil menarik atensi semua orang secara paksa.

He Reject MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang