Chap 6

9K 576 5
                                    

Makasih banyak buat yang vote dan koment

Dan makasih lagi buat bersedia bersabar menunggu ana dapat insprirasi

Bisalah sambil nunggu, sekalian baca cerita ana yg lain. @ promosi.com
-----------------------------------------------------------------

'Sudah pulang yah'

Ruri tak bisa menutupi rasa bahagianya saat melihat ransel Erick tergeletak diatas meja rias dalam keadaan kosong. Dengan cepat dia membersihkan dirinya dan berdandan semanis mungkin. Senyumnya merekah saat menatap pantulan dirinya dicermin. Sangat kontras dengan dirinya beberapa hari yang lalu.

"Baru satu malam kenapa dia sudah pulang? Apa dia..."

Mary, apa kau rasa dia pulang karena rindu padaku?

Pipi Ruri langsung merona karena tebakannya sendiri. Terdengar dengusan samar dari serigalanya.

Aku rasa dia hanya merasa bersalah karena sudah kasar padamu, Ruri. Apa kau akan langsung memaafkannya?

Tangan Ruri yang menyisir rambutnya terhenti saat mengingat malam dimana untuk pertama kali Erick menyakitinya dan tidak ada kata maaf setelahnya namun malah ancaman yang terdengar. Hatinya kembali merasa sakit. Namun perlahan-lahan senyum tulus mengembang kembali.

Itulah kuatnya ikatan mate, Mary. Kau selalu bisa memahami dan memaafkan.

Benar, Dear.

Begitu selesai Ruri langsung berlari keluar dari kamar dan matanya langsung menangkap sosok Mark yang berjalan berlawanan arah.

"Mark, dimana Erick? Dia sudah pulang kan?" tanya Ruri menggebu.

Namun bukan langsung menjawab, Mark hanya menatap Ruri dengan tatapan sendu.

"Iya, Alfa sudah pulang, Luna." jawab Mark

"Lalu dimana dia...Astaga harus berapa kali aku katakan pada kalian. Jangan-panggil-aku-Luna. Nanti saja setelah perayaan ulang tahun...Oh Moon Godess, itu tinggal dua hari lagi. Kita bahkan belum bersiap. Mark dimana Erick sekarang? Apa diruang kerja?"

Ruri yang begitu bersemangat membuat Mark tidak bisa tepatnya tidak sanggup mengatakan kebenaran yang telah terjadi beberapa hari ini, tanpa adanya Ruri.

"Em...itu...Alfa ada diruang makan bersa...LUNA!!"

Tanpa mengindahkan panggilan Mark yang belum menyelesaikan kata-katanya, Ruri langsung berlari menuju ruang makan. Senyum terus terukir di wajah cantiknya. Bahkan lipatan karpet yang membuatnya tersandung malah menciptakan tawa. Sungguh dia merindukan Erick. Dan Ruri bahagia kekasihnya sekarang berada disini. Bersamanya. Namun sayang, sekali lagi hal itu tidak berlangsung lama.

Oh Moon Godess!

Keterkejutan Mary mewakili dirinya.

Sedih, kecewa, sakit...MARAH!
Cukup. Cukup mereka memperlakukannya seperti ini. Dan lebih parahnya, Erick ikut memainkan peran untuk meremukkan hatinya. Bukan hanya Ruri yang tersakiti disini, Mary bahkan sudah lenyap entah kemana. Ruri menarik nafasnya berulang kali. Menguatkan dirinya. Sekali lagi.

He Reject MeWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu