Chap 08

9K 585 8
                                    

"Pelacur!"

"Murahan!"

"Jangan biarkan dia dekat-dekat dengan pasangan kita..."

Ruri menulikan semua hujatan yang mengarah kepadanya. Tangannya menggenggam erat bungkusan berisi buah-buahan segar. Mulutnya tertutup rapat tanpa ada niatan membela diri atau membentak orang-orang yang telah menghinanya tanpa rasa takut. Hilang sudah sapaan ramah dan senyum hangat yang biasa diberikan untuk calon Luna mereka. Entah bagaimana dan siapa yang menyebarkan hingga kejadian tadi malam langsung terdengar ke seluruh penjuru pack Thunder Light. Semua orang baik pria, wanita dan entah bagaimana anak-anak pun ikut merendahkannya. Mungkin tidak sengaja mendengar obrolan para orang dewasa tentang betapa jalangnya calon Luna mereka.

Ruri mempercepat jalannya hingga setengah berlari saat sudah mencapai pekarangan. Tanpa diduga Erick dan Paman Max keluar dari dalam mansion. Mereka saling berhadap-hadapan dengan pandangan yang berbeda-beda. Erick dan Ruri hanya saling menatap dalam diam. Paman Max yang berada disamping Erick pun lama-lama jengah juga.

"Masih ada muka untuk kembali kesini. Aku kira kau sudah pergi?!" ujar Paman Max tajam.

Ruri memandang sekilas ke arah Erick yang tetap membisu. Ruri memejamkan matanya dan detik berikutnya mata itu terbuka dengan sorot dingin. Bibirnya tersungging senyum sinis.

"Aku rasa itu bukan urusan anda, tuan penasehat. Tolong nasehati saja putrimu yang sok suci itu" dan Ruri melenggang santai tanpa ada keinginan mendengar balasan dari pria tua menyebalkan itu. Terdengar geraman marah dibelakangnya dan Ruri yakin itu bukan suara Erick.

Seperginya Ruri, Paman Max menatap tajam Erick yang terdiam dan memandang lurus kedepan.

"Erick! Kau harus bertindak!"

Erick menolehkan kepalanya kearah Paman Max dengan heran.

"Untuk?" tanyanya langsung

Paman Max menggeram marah atas reaksi Erick.

"Kau harus segera mengusir perempuan itu. Dia hanya akan menjadi penyakit untuk pack kita. Bahkan petisi yang ditanda tangani hampir seluruh anggota pack kini tergeletak di mejaku. Mereka ingin rogue itu segera angkat kaki!" jelas Paman Max emosi.

Mata Erick melotot marah

"Ruri tidak akan pergi kemana pun, paman. Dia mate-ku dan akan selamanya berada disampingku!" balas Erick tak kalah emosi.

Paman Max menarik nafasnya dalam dan memandang lurus kemata hitam Erick.

"Kau adalah seorang Alfa, Erick. Hidupmu bukan hanya untukmu seorang, tapi untuk seluruh anggota pack Thunder Light. Kau tidak bisa mengabaikan mereka. Camkan itu. Selama ini aku tidak mengajarkanmu untuk menjadi pemimpin yang lemah."

Dan Paman Max meninggalkan Erick yang terdiam ditempatnya.

Erick menghirup dalam-dalam udara pagi berharap hembusannya nanti akan mengangkat beban dipundaknya pergi.

Ruri mengkhianatinya

Anggota pack ingin memisahkan dirinya dengan mate-nya sendiri

Chloe yang kembali hadir dan membawa kehangatan bersamanya

Sena, apa yang harus aku lakukan sekarang...

Hening. Bahkan Sena, serigalanya pun tidak bisa membantunya saat ini. Entah kemana Sena pergi bersembunyi di sudut-sudut pikirannya. Sejak hati kami berdua disakiti Ruri malam itu, Sena tidak lagi muncul. Memang Erick akui serigalanya itu sangat pendiam tapi bukan bisu seperti ini. Padahal dia butuh teman berbagi kepedihan.

He Reject MeWhere stories live. Discover now