Chap 07

8.9K 534 5
                                    

Mata itu menatap kosong pantulan wajah pucatnya didalam cermin. Tangannya terangkat menyisir pelan rambutnya yang tergerai indah. Setetes cairan bening mencoba menembus pertahanan hatinya. Secepat air mata itu turun mengalir, secepat itu pula tangannya langsung menghapus, menghilangkan jejak alirannya. Ruri memaksakan dirinya untuk berdiri lebih lama lagi. Berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya yang terakhir. Matanya menatap pigura yang memajang fotonya berdua dengan Erick yang berpelukan mesra dan tertawa bahagia. Senyum penuh luka sekali lagi tersungging dibibirnya.

'Aku harus kuat. Ini semua kulakukan karena aku begitu mencintaimu...'

Ruri melangkahkan kakinya pelan menuju tempat tidur. Matanya memandang sendu susunan bantal, selimut dan seprai yang selalu menjadi saksi bisu gairah cinta Ruri dan Erick. Dan mungkin sekarang akan menjadi saksi bisu hancurnya hati dan jiwa Ruri.

Tangannya terangkat melepaskan simpul ikatan kimononya. Halusnya bahan kimono membuatnya langsung terjatuh menuruni tubuh Ruri yang polos. Yah, polos karena saat ini Ruri berdiri tanpa tertutupi sehelai pun benang. Dengan perlahan dia beranjak menaiki tempat tidur dan berbaring terlentang diatasnya. Ruri menggigit bibirnya menahan isakan yang akan terlontar dari mulutnya.

"Kau bisa Ruri...kau bisa..."

Kedua tangannya perlahan bergerak mengusap seluruh tubuh yang mampu tergapai. Telapak tangannya berhenti tepat dikedua payudaranya. Dengan intens diremasnya kedua puncak tersebut mengundang gairah memenuhi dirinya. Terasa belum cukup, Ruri menurunkan jemarinya ketempat yang begitu dipuja Erick, dulu. Dengan lembut diusapnya bagian yang sudah mulai memanas dan basah itu.

"Aah, Erick..."

Semakin lama gelombang kenikmatan itu semakin membuncah. Samar-samar dia mendengar hentakan kaki seseorang. Ruri tidak bisa lagi menahan air matanya. Dia menangis saat hidungnya menghirup aroma yang dia cintai. Aroma Erick yang mendekat.

"Nick.."

Cukup satu panggilan lirih dari bibir Ruri, mampu membuat sosok vampir tampan itu terbang diatasnya dan langsung melumat bibirnya dengan ganas. Kedua tangan kekar Nick memeluk erat tubuh telanjang Ruri.

BRAAAK!!!

Mata Erick langsung membesar seakan-akan bola matanya bisa meloncat keluar. Bagaimana tidak, saat dirimu membuka pintu, kau mendapati kekasihmu bersama pria lain diatas tempat tidur kalian berpelukan dalam keadaan telanjang dan saling berciuman.

Ruri POV

"Pergilah Nick" bisikku lirih. Terasa tangan dingin Nick menghapus air mata yang menetes di sudut mataku.

"Biarkan aku menemanimu..."

"Pergilah!" paksaku.

Terasa tubuh Nick terangkat dari tubuh polosku. Matanya menatap mataku, sekilas tersirat luka disana. Sungguh maafkan aku Nick membawamu kedalam peliknya masalahku. Memanfaatkan perasaan tulusmu padaku. Sampai mati pun hutang ini tidak akan kuhapus dari hidupku. Terima kasih, Nick.

Namun belum sempat Nick beranjak lebih jauh, tubuhnya terpental dan menghantam dinding dengan suara yang keras. Erick memukulnya.

Ruri POV end

"BRENGSEK! KUBUNUH KAU!!!"

Namun vampir jauh lebih cepat darinya. Nick menatap Ruri sekali lagi dan melemparkan senyum kecil. Nick membawa tubuhnya melompat melewati jendela dan menghilang dalam kegelapan malam.

Teriakan Erick yang membahana keseluruh mansion mengundang orang-orang mendatangi kamar mereka. Ruri langsung menutupi tubuhnya dengan selimut. Terlihat jejeran orang-orang yang memandang bingung kearah mereka berdua. Mark, Paman Albert, Casey, Paman Max dan Chloe. Ruri tersenyum miris mendapati wanita itu masih terus bersama dengan Erick

He Reject MeWhere stories live. Discover now