Pohon Cinta

323 2 0
                                    

Ku bersumpah atas nama cinta...

Kalimat itulah yang membuatku hidup dan bertahan dari kerasnya kehidupan. Cinta. Satu kata yang bermakna universal. Cintaku, cintamu, cinta mereka dan cinta kita semua. Namun tidak untuk cinta yang satu ini. Cintaku ini berbeda dengan cintamu. Kau punya cinta. Aku juga punya cinta. Semua orang punya cinta. Tapi cintaku berbeda. Baiklah biar aku kisahkan kepadamu tentang seperti apa cintaku ini. Cinta dalam hatiku.

Aku hanyalah seorang karyawan biasa. Yang sudah pensiun berpuluh tahun lalu. Aku tinggal di daerah pinggiran kotaSurabaya. Aku seorang ekspatriat. Namaku Yamada. Tentu kau sudah tahu darimana aku berasal. Sudah puluhan tahun aku tinggal disini. Bahkan sebelum ayah ibumu lahir. Sebelum orang – orang bebas menghirup udara kemerdekaan.

Sejak kecil aku dididik kedua orang tuaku untuk mencintai sesama. Memahami arti cinta. Meresapkan maknanya kedalam dada. Dan pada akhirnya cinta itu tumbuh berakar kuat dalam dadaku. Tersirami oleh air kehidupan. Berbuah cinta. Cinta yang indah. Cinta yang bisa dinikmati semua orang. Anakku, cucuku, tetanggaku, temanku dan bahkan orang lain yang tak aku kenal. Mereka semua bisa memetik buah cinta dari pohon cinta yang tumbuh dalam hatiku. Setelah itu mereka pasti mengatakan kepadaku bahwa buahnya sangat nikmat dan lezat. Dan pada akhirnya mereka akan sering mengunjungiku untuk memetik buah cinta dari dalam hatiku ini. Dan akupun rela membaginya untuk mereka.

Seiring waktu, temanku disini makin banyak. Meski aku seorang warga Jepang, mereka selalu ramah kepadaku. Memberikan senyum terbaiknya saat bertemu denganku. Membagi hangat sikapnya saat berbincang denganku. Kita biasa membagi cerita tentang kehidupan. Apapun itu. Dan aku selalu berusaha untuk menjadi pendengar yang setia. Pendengar yang merelakan lubang telinganya dimasuki keluh kesah, umpatan dan kesusahan yang mereka alami. Meski kadang membuat telingaku berdenyut – denyut nyeri saat mendengarnya. Namun aku tahan. Karena aku harus menunjukkan betapa aku mencintai mereka. Mencintai mereka apa adanya. Dan selalu ada untuk mereka saat mereka susah ataupun senang.

Begitupun dalam berteman, kerikil – kerikil tajam selalu ada dalam perjalanan hubungan pertemananku dengan mereka semua. Penghinaan, pengkhianatan, pengucilan dan umpatan – umpatan. Semua itu selalu ada. Bagaikan aral melintang di depan mata. Dan harus aku lalui. Namun aku selalu memandang itu semua secara positif. Dari sudut yang baik. Aku anggap itu sebagai ujian dari Tuhan. Dan aku tidak boleh membalas balik. Entah itu dengan menghina, mengkhianati atau mengumpat balik. Karena aku tahu itu semua tak berguna. Bukankah Tuhan mengajarkan kepada kita untuk selalu mencintai sesamanya? Membagi cinta terbaik kita untuk sesama? Dan aku tak mengharapkan imbal baliknya. Sungguh. Dalam hatiku tak ada sedikitpun rasa ingin dipuji atau dihormati. Bukankah kita hanyalah manusia biasa? Bukankah kesempurnaan hanya milikNya semata? Sebagai umat beragama kita semua pasti memahami hal itu.

Untuk orang yang mungkin membenciku, menghinaku atau mengumpatku, aku hanya bisa membalasnya dengan do'a. Ya benar. Do'a. Karena dengan do'a, segalanya bisa berubah. Akupun tak akan berpikiran negatif terhadap perlakuan buruk mereka terhadapku. Karena aku tahu, pikiran

kita akan mempengaruhi jiwa kita. Pikiran kita adalah magnet yang bisa menarik apapun, peristiwa, kejadian , pengalaman, baik yang kita inginkan atau tidak kita inginkan melalui frekuensi yang dipancarkan oleh pikiran. Misalnya, jika aku memikirkan pikiran-pikiran marah dan merasa marah, aku akan menarik kembali kejadian dan keadaan yang menyebabkan aku merasa marah lagi. Sebaliknya, jika aku berpikir positif dan merasa baik, aku akan menarik kembali peristiwa positif dan keadaan baik kepadaku.

Oleh karena itu aku selalu berpikiran positif terhadap semua kejadian yang aku alami. Karena secara tidak langsung, pikiran positif akan berpengaruh terhadap kesehatanku. Aku akan merasa lebih baik. Merasa bisa bernafas lega. Meski aku tahu di depanku ada banyak hal yang bertolak belakan dengan keinginan hatiku. Dan aku tak akan melihat semua itu dari sudut yang negatif. Aku tak akan meresponnya dengan pikiran negatif. Karena jika aku berpikiran negatif terhadap semua yang terjadi kepadaku, udara akan terasa sesak di dalam dadaku. Dan itu akan membahayakn pohon cinta yang bertumbuh di dalam dadaku. Bahkan bisa mati karena keurangan udara. Aku tak mau itu terjadi. Aku tak mau pohon cintaku mati begitu saja.

Atas pemikiranku ini, tak sedikit temanku yang berseberangan pendapat denganku. Bagaimana jika aku ditipu, diperlakukan tidak adil, dijahati atau bahkan yang lebih buruk. Namun itu semua aku kembalikan kepada yang diatas. Aku selalu berdoa. Memanjatkan doa terbaikku kepadaNya. Dan pasrah atas apa yang terjadi kepadaku. Karena aku yakin itu yang terbaik untukku.

Aku merasa sudah puluhan tahun aku membesarkan pohon cintaku ini. Mungkin sekarang pohon itu sudah berumur hampir delapan puluh tahun. Sama dengan usiaku saat ini. Dan aku yakin pohon cintaku semakin bertumbuh besar dalam dadaku. Berbuah semakin lebat. Dan siap untuk aku bagikan kepada mereka yang membutuhkannya sebelum aku dipanggil olehNya.

Apakah kau menginginkan buah pohon cintaku?

Kemarilah, akan aku beri satu untukmu...

== Yamada ==


Kumpulan Cerita PendekWhere stories live. Discover now