Cantik

573 7 0
                                    

Cantik... begitu orang – orang memanggilku. Ayahku seorang Jepang. Aku lahir dari rahim seorang pelacur yang sangat cantik di kota ini. Pelacur keturunan kompeni Belanda dan seorang gundik pribumi. Maka lahirlah ibuku. Entah sudah berapa puluh pria pernah merasakan kehangatan tubuh ibuku. Seratus enam puluh tujuh. Ya... kurang lebih sejumlah itu pria yang. menidurinya. Menurut cerita yang aku dengar dari Mami Rose. Hampir seluruh pria di kota ini pernah meniduri ibuku. Dan akhirnya dari persetubuhan yang ke tujuh puluh lima lahirlah aku di malam yang dingin diiringi dengan hujan yang cukup deras. Ibuku mengatakan hal itu dengan seyakin – yakinnya. Karena seminggu setelah dia tidur dengan pria yang ke tujuh puluh lima, dia tidak pernah menstruasi lagi.

"Aku hamil. Dengan pria Jepang keparat itu" ucap ibuku suatu sore.

Ibuku mati setelah melahirkanku. Tepat di bulan kesembilan kehamilannya. Di saat malam hari pukul sepuluh tepat. Banyak darah mengalir dari kedua selangkangannya. Sebelum dia menghembuskan napas terakhir kalinya, ia berpesan pada sang dukun agar memberiku nama Cantik. Selepas itu dia pergi selama - lamanya. Tanpa sempat memelukku.

Akhirnya aku dirawat oleh Mami Rose – pribumi kaya raya pemilik rumah pelacuran terbesar di kota. Mami Rose adalah pemilik tempat pelacuran dimana ibuku bekerja. Mau tak mau aku dibesarkannya di lingkungan para pelacur. Pelacur khusus untuk pejabat – pejabat Jepang. Dikatakan khusus karena di tempat Mami Rose hanya menyediakan pelacur keturunan Indo Belanda. Yang semasa pendudukan Jepang diculik paksa dari rumah dan dibawa ke tempat pelacuran Mami Rose untuk dijadikan pemuas berahi para pejabat di masa pendudukan Jepang.

Ibuku dulu bekerja disini. Dia seorang Indo Belanda yang sangat cantik. Dengan rambut kecoklatan terurai panjang, mata biru dan kulit seputih pualam. Sangat mulus. Namanya Alina. Tak satupun malam – malam Alina terlewatkan dengan kedinginan yang menusuk. Sebab selalu saja ada lelaki Jepang yang mengantri untuk melepas berahi mereka. Membagi kehangatan di malam yang dingin selepas tugas menjaga perbatasan dari ancaman sekutu.

"Malam ini aku ingin bercinta denganmu Alina"

"Aku sudah merasakan berahimu sejak desah napasmu menyeruak memenuhi kamarku"

"Lalu... tunggu apalagi? Puaskan aku"

"Baiklah"

Tanpa pikir panjang. Komandan Jepang itu menutup pintu kamar, mengangkat tubuh Alina dan membawanya menuju ranjang. Dan ia lalu merebahkan tubuh Alina yang molek diatasnya ranjang yang empuk itu.

"Cukup kuatkah kau untuk membuatku terkulai malam ini? Kalau kau merasa tak kuat, lebih baik kau bercinta diluar saja. Dengan sapi atau kambing betina kesepian. Aku tak mau kecewa dengan permainanmu" ucap Alina.

"Sudah banyak wanita pelacur sepertimu yang menyerah di tanganku" jawab sang komandan membalas tantangan Alina.

Tanpa basa basi, komandan itu mendekati Alina. Menggerayangi tubuhnya. Membuka kancing gaunnya dan melemparkannya ke udara. Begitu sebaliknya, sang komandan membuka seluruh pakaiannya sendiri. seolah olah memburu musuh bebuyutannya di medan perang. Penuh nafsu. Kini tubuh mereka menyatu dalam dingin malam. tanpa sehelai benangpun. Napas mereka saling memburu kenikmatan malam itu. Kedua bibir mereka saling melumat. Melepas kerinduan yang terulang. Berahi yang harus disalurkan lewat persetubuhan.

Tangan sang komandan mulai menjelajah setiap lekuk tubuh Alina. Desahan dan erangan kecil Alina terasa sangat merdu di telinga sang komandan. Bagai candu. Hentakan demi hentakan beriringan. Bergantian mereka menghentak tubuh satu sama lain. Peluh mulai bertumbuh di kulit sebesar biji jagung. Malam yang dingin berganti malam yang membara. Napas sang komandan makin cepat tak beraturan seiring ritme desakan di selangkangan Alina yang makin cepat. Seolah – olah memburu sesuatu didalam lubang itu. Alina telah mengerti. Bahwa ini saatnya ia mengambil alih tugas. Dengan hentakan pelan Alina, sang komandan akhirnya menyudahi permainan liar malam itu. Berakhir dalam pelukan Alina.

Kumpulan Cerita PendekWhere stories live. Discover now