Bangkai Si Cantik

745 15 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kabar kematian itu terdengar begitu cepat. Secepat bau bangkai yang telah membusuk berbulan – bulan. Dengan daging yang berantakan dimakan belatung. Anyir dan sangat busuk.

"Apa kau mendengar kabar kematian Maritje kemarin sore? Menjelang senja?"

"Tentu saja aku mendengarnya. Sungguh tragis. Wanita secantik itu meninggal dengan sangat tidak wajar"

"Iya.. Benar – benar malang nasib Maritje"

Malam itu tidak seperti malam biasanya. Penduduk di kampung Kulon Progo masih dilanda ketakutan sebab peristiwa kematian Maritje kemarin. Seorang wanita keturunan Belanda yang kabarnya mati diperkosa. Lebih tepatnya diperkosa seekor anjing. Sebab tubuh Maritje ditemukan terkoyak di bagian perut. Dengan usus memburai keluar.

Maritje adalah seorang wanita keturunan Belanda yang diperistri oleh seorang Daidanco. Kecantikannya tidak perlu diragukan lagi. Kulitnya bak pualam putih. Mulus tak bercacat. Matanya biru bak batu saphir. Sangat indah berkilau tajam. Rambutnya merah kecoklatan bak daun yang mulai mengering. Sungguh tak ada cacat dalam dirinya.

"Pelayan, siapkan gaun terbaikku. Aku ingin berkeliling kota"

"Baik Nyonya"

Sore itu Maritje ingin berjalan – jalan ke alun – alun Kulon Progo. Yang letaknya tak lebih dari setengah jam naik kereta kuda. Wanita itu berumur tiga puluh sembilan tahun. Hampir menginjak kepala empat. Namun kecantikannya masih seperti dulu waktu masih perawan. Bak diawetkan oleh alam agar bisa dinikmati para lelaki di Kulon Progo. Bujangan maupun lelaki beristri. Bahkan duda sekalipun terpikat akan kecantikan Maritje yang sangat alami.

Kereta kuda Maritje akhirnya sampai juga di alun – alun Kulon Progo.

"Apa yang kau lakukan disini nyonya?" tanya seorang pria yang kebetulan lewat di alun – alun sore itu.

"Seperti yang kau lihat. Aku sedang menikmati kebebasan".

"Hmmm... maksudmu?".

"Ya... Kebebasan dari lelaki busuk penebar bau bangkai".

"Bangkai? Dirumahmu menyimpan bangkai?".

"Benar... Bangkai hidup".

***

Maritje tinggal dengan sang Daidanco lebih dari sepuluh tahun. Sejak ia masih belia. Berumur enam belas tahun. Waktu itu ia sedang menikmati pertunjukan malam di alun – alun Kulon Progo. Pasar malam tepatnya. Bersama – sama dengan teman Maritje, ia berjalan mengelilingi pasar malam. Membeli baju, mencicipi aneka rupa panganan, memainkan pertaruhan kecil dan menikmati pertunjukan musik diatas panggung yang ada di tengah – tengah alun – alun.

"Waaahhh seru sekali musiknya....." teriak Maritje.

"Kau sukaaaaa?" balas Anneu yang suaranya mulai tenggelam bersama alunan musik; Anneu adalah seorang gadis keturunan Belanda, teman sepermainan Maritje.

Kumpulan Cerita PendekWhere stories live. Discover now