Epilog

3.5K 310 33
                                    

Setelah meninggalnya Jeonghan, Seungcheol berusaha untuk menjadi seorang ayah yang kuat, dan mampu merawat, serta membesarkan anak-anaknya yang masih dibawah umur.

Kini sudah 7 tahun berlalu, setelah Seungcheol sadar dari komanya. Setiap harinya ia bekerja sendiri, menjadikan dirinya sebagai seorang ayah dan ibu bagi ketiga anaknya.

Pagi-pagi sekali Seungcheol sudah terbangun, seperti biasa ia akan membereskan apartemennya terlebih dahulu. Menyapu, mengelap jendela dan barang-barang yang ada di dalam ruangan agat terhindar dari debu. Sesekali ia tersenyum ketika membersihkan foto pernikahannya dengan Jeonghan yang ia pasang di dinding. Setelah semuanya sudah selesai, ia segera bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Ia akan membangunkan ketiga anak-anaknya ketika semua urusan dirinya sudah selesai.

"Seunghyun-ah, Jeonghyun-ah.. ayo bangun. Sudah pagi.."

Tidak ada jawaban dari dalam kamar kedua putranya. Seungcheol pun memutuskan untuk membuka pintunya dan untungnya tidak dikunci.

Seungcheol menghela nafasnya ketika melihat kedua putranya yang masih meringkuk di dalam selimut masing-masing.

"Seunghyu-ah, Jeonghyun-ah ayo bangun.."

Seungcheol menepuk-nepuk keduanya. Tetapi sayangnya tidak ada respon sama sekali. Keduanya hanya menggeliatkan badan mereka lalu tertidur kembali.

"Seunghyun, Jeonghyun..."

"Sebentar lagi daddy.. 10 menit lagi.."

"Benar dad, mimpi indahku belum selesai..." Jeonghyun menimpali

"Kalian bangun, atau kalian tidak dapat jatah sarapan pagi ini. Padahal daddy akan memasak makanan kesukaan kalian. Pasti kalian akan merindukan makanan ini."

Mendengar kata-kata dari daddy nya, Seunghyun dan Jeonghyun langsung saja terbangun dan menyibakkan selimut masing-masing dari tubuh mereka.

"Benarkah itu dad?" Tanya mereka serempak.

Seungcheol mengangguk, mengiyakan ucapannya.

Segera saja kedua putranya bangun dari kasurnya dan berlomba untuk masuk kamar mandi terlebih dahulu. Seungcheol hanya tersenyum melihat kedua putranya.

Kini dirinya menuju kamar sang putri tercinta. Choi Hana. Putri bungsunya bersama Jeonghan.

"Hana-ya, apa kau sudah bangun, nak?"

Ceklek

Tanpa Seungcheol buka, Hana sudah membukanya dari dalam. Ia tersenyum melihat putrinya yang sudah berpakaian seragamnya rapih.

"Sudah daddy, aku sudah bangun sejak tadi."

Perilakunya yang lemah lembut dan senyuman nya yang cantik mengingatkan Seungcheol akan Jeonghan. Hana sangat mirip dengan Jeonghan.

Seungcheol mensejajarkan dirinya dengan tingga putrinya. Ia membelai rambut panjang milik Hana dengan lembut.

"Kau anak yang baik."

"Daddy juga, daddy ku yang baik."

Hana tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya.

"Rambutmu belum disisir rapih, daddy rapihkan ya?"

Hana mengangguk. Ia menggandeng tangan Seungcheol  membawanya ke depan cermin di dalam kamarnya. Tangan kecilnya menyerahkan sisir berwarna pink miliknya pada Seungcheol.

Dengan sigap, Seungcheol mulai menyisir rambut panjang putrinya itu dengan pelan. Ia tidak ingin Hana merasakan kesakitan ketika disisir.

"Daddy,"

Baby Cheol and Nanny HanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang