Chapter 20

2.7K 297 53
                                    

"Dia mengantarkan ku membeli alat tes kehamilan."

Jeonghan tersentak kaget mendengar apa yang baru saja Doyoon katakan. Ia hampir saja terjatuh jika Seungkwan tidak menahannya.

"Hyung, bu-bukan dia hanya as--"

"Ah... kalau begitu aku pergi dulu. Semoga hasilnya membahagiakan."

Jeonghan berjalan keluar melewati Seungcheol dan Doyoon yang masih berdiri di depan pintu. Seungkwan menatap tajam ke arah Seungcheol.

"Dasar bocah kurang ajar!" umpat Seungkwan. Ia pun pergi berlari mengejar Jeonghan yang sudah jalan terlebih dahulu.

Seungcheol ingin juga ikut mengejar tapi tangan Doyoon menahannya.

"Kau mau mengejar istri tua mu itu?"

"Kalau iya memang kenapa? Lepaskan aku!"

"Kau harus temani aku membeli alat itu."

"Jang Doyoon-ssi kau hanya sakit biasanya tidak terjadi apapun dengan mu. Dan kau harus dengar aku memang sering bersamamu tapi aku sedikitpun tidak pernah menyentuhmu. Sekarang lepaskan aku!"

"Aku tidak mau! Kau harus disini bersamaku! Atau kau akan tahu sendiri akibatnya."

Seungcheol terdiam. Ia tidak bisa berkutik apapun jika Doyoon sudah mengancamnya.

.

.

.

Jeonghan melihat ke arah belakang, berharap Seungcheol mengejarnya. Tapi itu hanya impiannya saja.

"Hyung, apa kau tidak apa-apa setelah ta---"

"Aku baik-baik saja Seungkwan-ah. Ah bus nya sudah datang ayo kita naik."

Jeonghan dan Seungkwan langsung saja naik ke atas bus. Jeonghan memilih duduk di dekat jendela. Ia sesekali tersenyum pada Seungkwan yang sedang menenangkan anaknya yang kembali menangis. Jeonghan mengalihkan pandangannya keluar jendela. Sebelum bus itu berangkat ia sempat melihat Seungcheol dan Doyoon keluar dari apotik tempat pertemuan mereka tadi. Terlihat Doyoon yang bahagia masih memegang erat lengan Seungcheol.

Jeonghan hanya bisa meneteskan air matanya namun ia segera menghapusnya. Ia tidak mau Seungkwan tau akan kesedihannya.

.

.

.

Jeonghan segera masuk ke dalam apartemennya. Sejenak ia merebahkan dirinya di atas sofa ruang tengah. Pandangan terpejam, air mata kini kembali meleleh ke pipinya. Ia kembali membuka matanya. Pandangannya kini tertuju pada sebuah foto keluarga dimana ia dan Seungcheol beserta kedua putra kembar mereka tertawa bahagia bersama. Lalu di sampingnya juga terdapat foto pernikahan dirinya dan Seungcheol 5 tahun lalu. Ia berjalan mendekati deretan foto itu. Ia membuka lemari dan menemukan sebuah album foto bersampul biru tua. Ia membuka album foto itu per halaman. Tampak dirinya ketika berumur 20 tahun dan Seungcheol yang masih berumur 5 tahun.

Dulu dirinya hanyalah seorang pengasuh dari laki-laki yang kini menjadi suaminya itu. Dulu suaminya itu sangat menginginkannya menjadikan dirinya sebagai kekasih, padahal umurnya kala itu masih tergolong sangat anak kecil.

"Apa sekarang rasa mu padaku sudah berubah?"

Jeonghan mengusap pelan foto di album tersebut. Air mata nya kembali jatuh dan kini membasahi foto yang tengah ia lihat.

.

.

.

Pukul 10 malam, Seungcheol memasuki apartemennya. Namun keadaan di dalam nya sangat gelap seperti tidak ada satupun penghuni di dalam nya.
Seungcheol pun menyalakan lampu.

Baby Cheol and Nanny HanHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin