Chapter 14

3.4K 355 78
                                    

Sudah 7 bulan pernikahan Seungcheol dan Jeonghan. Kehamilan Jeonghan pun sudah memasuki bulan ke 9. Dan itu tandanya tinggal beberapa minggu atau hari lagi, keluarga kecil mereka akan diwarnai oleh suara tangis dari dua malaikat kecil.

Walaupun dalam keaadaan hamil tua dan sebentar lagi melahirkan, Jeonghan tetap bekerja. Dia masih bekerja di cafe milik Jisoo. Padahal Jisoo sudah mengizinkannya untuk tidak lagi bekerja di cafenya, tapi tetap saja Jeonghan bersikeras ingin tetap bekerja. Ia selalu berkata,

"Aku tidak mau Jisoo-ya, kau tahu rasanya berdiam diri di rumah itu sangat membosankan."

Alhasil, Jisoo mengalah dan ia harus menjaga Jeonghan. Ia takut jika terjadi apa-apa dengan Jeonghan dan bayinya. Jisoo tahu bayi yang dikandung Jeonghan bukanlah anaknya, Jisoo juga tahu kalau Jeonghan sudah ada yang memiliki. Tapi dia tidak menyerah walaupun Jeonghan tetap menganggapnya sebagai sahabat.

Suatu sore, ketika sudah hampir jam pulang, Jeonghan masih berada di cafe. Ia tengah asyik membereskan meja dan gelas bekas para pengunjung. Jisoo melihtanya dengan tatapan memelas.

"Jeonghan-ah, ini sudah sore. Kau pulanglah. Kau perlu istirahat. Apa kau tidak kasihan dengan anak mu?"

"Aku tahu Jisoo-ya. Sebentar lagi selesai kok."

Jeonghan mengangkat nampan yang berisi gelas-gelas kosong dan hendak membawanya ke dapur cafe. Tapi tiba-tiba saja Jeonghan merasakan rasa sakit yang amat sangat di daerah perutnya. Otomatis ia menjatuhkan nampan ia pegang dan mebuat gelas-gelas itu jatuh dan pecah.

"Akh!"

"Jeonghan-ah!" Jisoo segera berlari menghampiri Jeonghan yang mengerang kesakitan.

"Sakit Jisoo-ya.."

Jisoo bingung, ia tidak tahu harus berbuat apa. 'Apa Jeonghan akan melahirkan?' batinnya.

Ia semakin terkejut ketika sebuah air bercampur darah mengalir dari kaki Jeonghan.

"Hong Jisoo, bodoh! Cepat bawa aku ke rumah sakitth!" Jisoo mulai tersadar ketika Jeonghan memukul nya dengan keras.

"I-iya. Kau tunggu disini. Aku akan menyiapkan mobil dulu." Jisoo segera keluar cafe dan menyiapkan mobilnya agar terparkir tepat di depan cafe. Setelah itu, ia membawa Jeonghan ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya ke rumah sakit.

.

.

.

Sementara itu, di sebuah kampus ternama di Seoul, telah diadakan kelas sore. Semua mahasiswa maupun mahasiswi disana tampak terlihat lelah dan sebagian dari mereka juga ada yang sampai tertidur. Termasuk juga Seungcheol. Ia tengah menempelkan wajahnya dengan mata terpejam tepat di atas buku nya yang terbuka. Tiba-tiba saja getaran ponsel milik Seungcheol berbunyi diatas meja.

"Psstt.. Choi Seungcheol.." bisik salah satu teman Seungcheol.

"Hmm.."

"Bangunlah, ponsel mu bergetar."

Dengan terpaksa Seungcheol yang sudah tertidur lelap kini terbangun kembali. Dengan malas ia mengangkat sebuah panggilan.

"Hmmm.."
"................."
"Kau Hong Jisoo, ada apa menelpon ku? Aku sedang ada kuliah." bisik Seungcheol.
"................."
"Apa? Jeonghan hyung ingin melahirkan?"
"................."
"Baiklah aku segera kesana!"

Seungcheol memutuskan sambungan telpon dengan sepihak. Ia segera mengemas tas nya dan berlari ke pintu keluar kelas. Ia tidak peduli dengan tetiakan dosennya kini yang tengah mengumpatnya karena telah membuat gaduh isi kelas.

Baby Cheol and Nanny HanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt