Chapter 9

3.7K 378 34
                                    

Preview

"Ada satu lagi kado yang lebih spesial untukmu."

"Apa itu?"

Jeonghan melihat isi tasnya dan mengambil sebuah surat yang dibungkus oleh amplop panjang berwarna putih. Ia menyerahkan nya pada Seungcheol.

"Apa ini?"

"Buka saja dan baca. Kau pasti akan senang." Jeonghan masih tersenyum penuh bahagia. Seungcheol mengambil surat itu dan mulai membacanya. Senyuman yang ada pada Seungcheol perlahan menghilang ketika ia membaca hasil akhir dari surat itu.

"K-kau hamil?"

Jeonghan mengiyakan pertanyaan Seungcheol. "Usia nya sudah satu bulan. Dan dipastikan ini anakmu. Ah bukan anak kita."

Seungcheol terduduk di kasurnya. Ia menatap surat yang surat yang masih ada di tangannya.

"Hyung gugurkan saja kandungan itu."

***

"Hyung gugurkan saja kandungan itu."

"Mwo?"

"Ya gugurkan saja. Aku belum siap hyung jadi ayah. Kau tahu sendirikan aku masih kuliah, belum bekerja. Dan aku masih ingin bermain bersama teman-teman ku. Jadi ku mohon gugurkan sa-"

Plakk

Satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi Seungcheol. Jeonghan menatapnya dengan penuh emosi.

"Aku tahu semuanya Cheol-ah. Aku tahu! Dan kenapa kau melakukan itu padaku? Kenapa kau tidak lakukan pada perempuan jalang diluar sana? Kenapa?"

Seungcheol hanya terdiam. Baru kali ini ia melihat Jeonghan marah. Ia menyalahi kata-kata nya barusan. Ia tahu ini semua kesalahannya sebulan lalu.

"Jawab Choi Seungcheol! Ah benar kata Seungkwan, seharusnya aku tidak menerimamu menjadi kekasih ku. Ya umurmu sudah dewasa tapi pikiran mu masih anak kecil. Aku terlalu bodoh mencintai anak kecil seperti mu. Kau perlu ingat, aku tidak akan menggugurkan kandungan ini. Kalau kau tidak mau bertanggung jawab, aku tidak apa-apa. Aku bisa merawat dan membesarkan anak ini sendiri tanpa perlu bantuan adanya seorang ayah. Aku permisi tuan muda Choi."

Jeonghan keluar dan membanting pintu kamar dengan keras. Kelakuannya membuat semua tamu undangan disana memperhatikannya. Seungcheol hanya terdiam. Ia terduduk di bawah kasurnya dan menangis menyesali semua yang ia perbuat pada Jeonghan.

.

.

.

Jeonghan turun dari bus dan berjalan ke arah rumahnya sambil menangis. "Dasar Choi Seungcheol bodoh! Kenapa kau lakukan itu padaku! Hiks...hiks.. hiks" gerutu Jeonghan.

"Jeonghan-ah.."

Jeonghan melihat ke arah orang yang memanggilnya. Terlihat Jisoo yang menunggunya di depan rumah. Jeonghan langsung menghapus air matanya. "Ji-jisoo, ada perlu apa kau kemari?"

"Ah ini aku bawakan bungeoppang untukmu."

"Gomawo."

"Kau kenapa? Apa sakitmu belum sembuh?"

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya lelah Jisoo-ya. Aku masuk dulu ya. Kau hati-hati dijalan."

"Eoh. Maafkan aku. Selamat istirahat Jeonghan-ah."

Jeonghan langsung berbalik meninggalkan Jisoo, namun tiba-tiba kepala nya terasa pening dan penglihatannya perlahan kabur dan gelap.

"Jeonghan-ah, Yoon Jeonghan!"

Baby Cheol and Nanny HanWhere stories live. Discover now