Langit Malam Sedang Muram

86 1 0
                                    

Lagi lagi malam ini datang bersama air mata langit yang ikut turun.
Berarak mendekat bumi, lalu menerbangkan segala debu.

Berharap segelintir kenangan bagaimana cara kau menemukanku ikut terlupakan.

Namamu selalu ada dalam nafas penuh harap cemas.

Di tengah ramai rintik hujan malam ini, aku diam tanpa waktu yang ikut diam.
Sengajaku tinggalkan payung demi menyentuh langsung hujan malam ini.
Aku terduduk, di atas aspal hitam yang kini terbanjiri air hujan.
Memeluk kakiku dan menenggelamkan diri dalam pelukan.
Bercerita pada hujan tentang dunia khayalku yang penuh rindu. Air yang turun dari langit itu mengetuk punggungku, mencoba berbisik membangunkan dan menggiringku terduduk di teras rumah.

Tak hentinya, kali ini aku bercerita pada langit malam yang bersedia mendengarkan dibanding mereka yang akuiku sebagai sahabat dekat. Ku coba hiraukan angin malam yang menusuk.

Aku bercerita tentang khayalku dalam ruang gelap itu penuh isak, menceritakan khayalku yang tak kunjung nyata.
Aku disini seperti menunggu kamu dalam kesemuan yang hening.

Satu hal yang buatku tak inginkan bercerita pada manusia, mereka selalu saja mematahkan percaya.
Lebih baik aku terus saja seperti ini. Bercerita tanpa suara.
Merasakan perasaan tanpa disampaikan.
Menikmati kesendirian dalam keheningan.
Dan,tak pernah ku lupa,akan mencintaimu dalam diam.

Ditulis pada malam Senin ketika hujan mengiri

sepotong kisah masa laluWhere stories live. Discover now