Ku nikmati ini semua. Yakin, ini adalah proses terpanjang yang akan aku lewati berbeda dengan kisah sebelumnya. Kali ini dipertemukan, namun tersekat jarak.
Dan tulisan kecil tak bermakna ini,dari aku yang tersiksa rindu yang dibuat jarak.
Aku yang kali ini sudah bersikeras tentang apa yang aku rasakan sendiri. Aku yang tiba tiba menikmati setiap hari dengan beberapa pesan yang kamu sampaikan dari tempat sana.
Aku yang diam - diam telah menerka tentang seperti apa kamu sebenarnya.
Aku yang selalu merencanakan bagaimana pertemuan aku dan kamu nantinya.
Kamu adalah satu dari seribu.
Kamu yang terpilih untuk kugenggam selanjutnya.
Erat, tak ingin terlepas.
Meski yang ku erat kali ini bukan tangan. Namun janji.
Janji yang mungkin sedetik kemudiannya bisa terkhianati.
Meski begitu,tak apa.
Tuhan tahu apa yang seharusnya terjadi.
Selalu ada masalah dalam setiap langkahku, dan selalu ada penyelesaian di akhirnya.
Tuhan memang kadang menulis takdirku seperti itu,mempertemukan namun bukan untuk saling memiliki.
Aku paham betul tentang alasan tuhan jika nanti aku dan kamu tak benar benar bisa bertemu nyata. Tuhan tidak membiarkan aku terlalu dalam terkubur dengan kepercayaanku yang amat sangat besar untukmu, namun yang kupercaya ternyata di kotanya sendiri sedang ada apa apa dengan perempuan lain.
Teruntuk kamu sekali lagi. Jika jarak adalah halangan terberatnya,aku ataupun kamu bisa saja melewatinya semudah membalikkan telapak tangan. Dengan beberapa alasan, kau dan aku tak pernah main belakang. Kau dan aku saling menjaga kepercayaan. Dan,kau dan aku saling berjuang.
