7. Halte Sosmed dan Patah Hati

Start from the beginning
                                    

Eric uring-uringan tak jelas. Kemudian kedua ibu jarinya gatal untuk mengetik. Ia memberi komentar yang sebenarnya jauh dari apa yg ia pikirkan. Asal komen. Seenak-jidat. Ngawur.

Eric03 : Udahlah. Gitu aja mewek. Jadian sama gue aja.

Eric tertawa dengan komentarnya. Biar saja, toh ia sudah sering nyampah di forum curhat. Ia hanya mau menanggapi yang serius saja, kalau masalah patah hati--halah, hal sepele yang seharusnya selesai dalam sehari.

Alyssaptr : Yaudah. Kalau menurut kamu itu solusi terbaik. Ayo, kita jadian.

Bagai di sambar petir di bawah halte, Eric membaca komen itu dengan mata membelalak. Aneh! Gadis itu merespon serius. Dasar gila, dia--oh mungkin belum tau, namaku Eureka, username ku Eric.

Balasan dikirim.

Eric03 : Mimpi lo kejauhan, mbak. Gue cewe.

Ah, sudahlah. Eric bergegas menjatuhkan handphonenya di tas. Ternyata sudah malam, ia masih berada di halte yang menyisakan beberapa orang.

Kemudian handphone bergetar, Eric bermaksud mengabaikan meski akhirnya komen itu terbaca.

Alyssptr : Oh? Baca lagi komen kamu yang pertama. Itu ngajak, ya. Gausah alibi. Aku terima ajakan kamu buat jadian. Ayo jadian.

Eric meringis. Sepertinya ia berurusan dengan manusia gila di dunia maya.

Eric03 : Apaasih. Ngaca lagi, baca curhatan lo dari atas. Baca. Elo lagi patah hati, gila, kena penyakit gagal move on yang gila. Makanya, komen ngajak jadian elo tanggepin serius.

Allysaptr : Loser.

Genggaman tangan Eric mengeras.

Eric03 : Gue cewe, mbak.

Allysaptr : I dnt care. Aku anggap kita jadian. Titik. Kasi nomor hape kamu, ayo jadian.

Eric03 : Gila, gue cewe!

Allysaptr : Mana nomor hape kamu? Lain kali komen yang bener. Jangan sepelekan masalah orang lain semudah itu. Dengar, ya. Patah hati memang sepele, tapi kerusakan yang di tanggung itu luar dalam!

Eric buru-buru mengetik untuk menyudahi ini. Ia bisa gila. Ah! Padahal ia bermaksud menikmati hujan sampai malam. Bukan lagi terlihat gila, Eric merasa gila sungguhan.

Matanya mulai mengamati sekeliling. Sebentar lagi busnya datang, ia harus pulang dan mematikan handphonenya.
Meski di halte hanya tersisa dengan dirinya dan satu orang, ia bersyukur setidaknya ia tidak sendirian.

Eric03 : Udah, gue mau off. Sorry kalau komennya menyinggung.

Alyssaptr : Kita jadian.

Eric03 : Astaga! Kata siapa, sih?

Allysaptr : [quoteERIC03post= "Udahlah. Gitu aja mewek. Jadian sama gue aja."] Nih.

Eric03 : Omegod. Yadeh. Iye. Gue kasih nomor gue, nih. Kalau mbaknya ga percaya gue cewe, buru telepon. Sekarang. 088111111123

Eric menyenderkan tubuhnya di kursi halte. Entah pengalaman macam apa hari ini. Keinginan sebentar untuk lepas dari masalah tak mempan untuknya.

Iya, oke. Lain kali aku ga akan sembarangan komen di forum internet, kapok!

Di tengah rasa sesalnya, Eric mendapat balasan lagi dari gadis itu. Kali ini lebih membuatnya shocked.

Allysaptr : Yaudah, aku telfon. Sekalipun kamu cewe, aku ga peduli. Kita jadian.

Eric merasakan tubuhnya seperti diseret arus kencang. Apa-apaan ini!? Gila!

Allysaptr : Makanya, jangan sembarangan.

Eric03 : ah, udahlah. Biar cuma telfon lo ga akan tau gue dimana, siapa, kita ga akan ketemu. Kecuali kalau kita udah ketemu, gue terima---biar sama-sama edan, kita jadian.

Allysaptr : ..

Sebentar lagi Eric bergegas untuk naik bus selanjutnya. Ia menganggap kesialan ini sebagai imbas dari komen-ngawurnya di forum.
Tapi entah kenapa, ia juga menunggu telfon dari gadis itu dengan sabar.

Sampai akhirnya bus selanjutnya sebentar lagi datang, Eric mendesak gadis itu untuk segera menelfonnya.
Nomor tak di kenal mulai muncul di layar, hati-hati Eric mengangkat, dan mulai bicara.

"Hallo."

"Hallo"

Betapa kagetnya Eric. Ada dua orang yang sama-sama berucap hallo. Orang itu berdiri di halte yg sama dengannya. Hanya saja orang itu duduk di ujung.

"Ha..hallo.."

"Ya..ya?"

Bukannya fokus menelfon, Eric malah mengamati orang di sampingnya. Bukan orang, lebih tepatnya...

Seorang perempuan.

Kali ini Eric merinding. Semoga saja ini kebetulan! Semoga saja!

"Ha..hallo?"

Eric dan perempuan itu berpandangan. Persis di bawah halte yang sedaritadi menyusut di tinggalkan orang, mereka berdua berdiri dalam diam.

Eric masih setia menempelkan handphone di telinganya. Sambil mengamati perempuan dengan rambut tergerai panjang, parasnya manis, tinggi semampai yang juga tengah menelfon.

Yang menarik perhatian Eric adalah, kedua mata perempuan itu sembab. Seperti habis patah hati, sakit tak terkatakan, atau malah...mirip kisahnya username allysaptr di forum curhat.

Keduanya saling tatap kurang lebih dua menit. Seperti tenggelam dalam dunia sendiri, mereka terperangkap dalam diam penuh maksud.

Perlahan, Eric mematikan telfon itu dan menelfonnya kembali. Handphone perempuan itu berbunyi, menjelaskan lebih gamblang bahwa dia memang alyssaptr.

Eric geleng-geleng kepala, tertawa, nyengir, geleng-geleng lagi, dan menatap perempuan itu.

Oh, Eureka! Selamat datang di dunia edan.

Eric melepas jaketnya, menghampiri dan meletakkan jaketnya di punggung perempuan itu.

Setelah itu keduanya diam.

Hujan malah turun semakin deras, bus terlambat datang, dan mereka tak berani membuka handphone masing-masing.

Eureka!Where stories live. Discover now