24. Percaya Janji

3.6K 530 112
                                    

Serial HAMASSAAD – 24. Percaya Janji

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2016, 14 September 

-::-

Jakarta macet, sudah biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta macet, sudah biasa. Pun ketika Hamas mengendarai mobilnya di tengah kota Jakarta, pulang kuliah bakda Asar mereka berniat hang out dulu ke mall di tengah kota. Saad berada di kursi sebelah dengan ponsel di tangan, sibuk melihat-lihat website.

"Pembangunan mulu," keluh Hamas, "macet tambah macet!"

"Lo sih ngga mau ngangkot," kata Saad, menanggapi rutukan sahabatnya.

"Ngetije lama bat, Aaad..." sambung Hamas. "Udahlah nunggunya lama, berdiri pulak. Malesin. Panas lagi tuh haltenya. Belum transit-transitnya!"

"Ya udah, di sini kan adem, masih ngeluh aja," Saad menoleh, mendapati sahabatnya manyun. "Mau tukeran? Biar gue aja sini yang bawa..."

"Kaga usah," tolak Hamas. Mobil di depan mereka bergerak sedikit, Hamas pun turut melajukan kendaraannya agak maju. Tapi kemudian berhenti lagi. "Tar malem gue pulang jam sembilanan aja yak," kata Hamas lagi. "Emak gue nelepon mulu. Kangen katanya sama anaknya yang ganteng."

Saad nyengir, "Tafadhal," sahutnya. "Lagian lo keseringan ke kontrakan sih daripada di rumah."

"Ya mendingan di kontrakan elu, Ad, tidur diganggu buat ibadah," kata Hamas lagi. "Lah di rumah, kaga ada yang ganggu, tahu-tahu udah besok. Abis umur gue buat tidur doang!"

Kali ini Saad geleng-geleng kepala. Sebenarnya dia bahkan senang setiap kali Hamas menampakkan wajah di depan pintu, bertandang dan kadang memutuskan untuk bermalam di kontrakannya.

"Kakak lo apa kabar? Masih lama kuliah di sana?" tanya Saad lagi.

"Masih kayaknya. Mau ambil master abis ini, katanya biar masa depan lebih menjanjikan. Lama-lama jadi warga negara sana deh tu kakak gue," Hamas memutar setir, belok ke kanan di perempatan. Mall tujuan mereka masih jauh.

Hamas ngajakin nonton sih, ada beberapa film hollywood baru yang tayang, tapi Saad lebih suka ke toko buku. Bukan beli buku, tapi baca-baca aja, sekalian cari referensi buku yang bagus. Untuk belanja buku, Saad lebih suka beli via online di tempat yang sudah terjamin cetakan isinya.

Mobil yang dikendarai Hamas lagi-lagi berhenti, terkena macet.

"AMPUN DAH!" rutuk Hamas tiba-tiba, tangannya sempat menghantam setir. "Kapan sampenya neh?!"

"Udah, sini deh gue yang bawa," Saad ancang-ancang membuka sabuk pengamannya.

"Kaga usah, Ad," kata Hamas lagi, rada kalem.

"Lo dari tadi ngeluh mulu sih, Mas," Saad menahan sabuk pengamannya, "gue yang coba anteng-anteng lihat macet kan jadi panas juga."

"Ya maap..."

[✓] HAMASSAAD Ukhayya HabibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang