15. Amalan Utama dalam Dzulhijah

3.2K 448 136
                                    

Serial HAMASSAAD – 15. Amalan Utama dalam Dzulhijah

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2016, 30 Agustus

-::-

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa

pada sembilan hari awal Dzulhijah,

pada hari 'Asyura' (10 Muharram),

berpuasa tiga hari setiap bulannya (bulan Hijriyah)."

( HR. Abu Daud )

"Oke deh, makasih banget ya, Pak!" kata Hamas seraya menjabat tangan seorang bapak tua penjual hewan qurban di dekat kontrakan Saad. Dan demikian juga dengan Saad, menjabat tangan tetangganya dan berpamitan.

"Asaran dulu, Mas," ajak Saad, mengarahkan kakinya ke masjid yang tidak jauh dari sana. Mereka bertemu beberapa orang yang juga menghampiri masjid untuk menunaikan shalat Asar.

"Alhamdulillaah, enak banget ye, Ad, bisa ngurusin qurban langsung begitu," kata Hamas dengan wajah cerah. Dia mengambil tempat duduk di tepian teras masjid untuk membuka sepatu sneakersnya.

Mereka berdua memang baru saja bertransaksi membeli dua ekor kambing, satu untuk Saad dan satu untuk Hamas. Biasanya Hamas tidak tahu menahu perihal qurban ini. Sebab setiap tahunnya semua sudah diurus oleh orangtua Hamas. Paling-paling dia makan hasil olahan daging qurban sebagai informasi bahwa namanya dicantumkan dalam qurban tersebut.

"Enak lah, Mas, kalau apa-apa bisa urus sendiri..."

"Jangan mulai, Ad," kata Hamas, mewanti-wanti sahabatnya untuk tidak menyindir lagi.

*Hiks, kasihan kamu, Mas...*

"Gue ngomong apa adanya, boi," kata Saad. "Kuy buruan."

Jadi mereka shalat Asar di masjid bersama masyarakat sekitar. Tidak terlalu banyak, tapi lumayan untuk dihitung sebagai shalat berjamaah. Seusai shalat, Hamas dan Saad bergegas mengenakan alas kaki mereka lagi, lalu berjalan kaki menuju kontrakan Saad.

Setibanya di sana, Hamas membuka pintu dan memanjangkan langkahnya menuju sofa panjang, merebahkan tubuhnya di sana, menekuk kakinya agar cukup.

"Jadi pengin berangkat haji, Ad," kata Hamas dengan mata terkatup.

Saad terkekeh pelan, merapikan sepatu Hamas dan sepatunya sendiri, menutup pintu dan membuka gorden sedikit.

"Kuy lah kita berangkat haji. Eh umrah dulu juga boleh," kata Saad. Dia melangkah ke dapur, mengambil pengisi daya baterai ponselnya dan menghubungkannya ke listrik plus ke ponselnya.

[✓] HAMASSAAD Ukhayya HabibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang