19. Basah Bikin Batal?

3.4K 465 111
                                    

Serial HAMASSAAD – 19. Basah Bikin Batal?

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2016, 5 September

-::-

Hamas merasakan sakit yang menyengat di kepalanya begitu suara Saad tiba-tiba saja mengoyak apa yang tengah ia alami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hamas merasakan sakit yang menyengat di kepalanya begitu suara Saad tiba-tiba saja mengoyak apa yang tengah ia alami. Dengan degupan jantungnya nan bertalu tak terkendali, Hamas menarik napas dalam-dalam, mengembuskannya perlahan, dan berguling pelan di atas ranjang tempat ia membaringkan tubuh sejak lepas Zuhur tadi.

Hari ini, dia dan Saad selesai kelas pukul setengah dua belas siang, pulang ke kontrakan Saad yang setibanya di sana, mereka bergegas menuju masjid terdekat untuk menunaikan shalat Zuhur berjamaah. Sepulang dari masjid, keduanya memutuskan untuk tidur siang.

Saad sendiri bangun tidur sekitar jam dua, selain karena tidurnya sudah pulas, juga karena dia harus mengangkat cuciannya di luar.

"Bangun, Mas, setengah tiga lewat nih," kata suara Saad yang barusan lewat, hendak ke dapur.

Hamas biasa mendengar ini pada dini hari jika sedang bermalam di kontrakan Saad. Tapi siang ini, dia sebal sekali atas suara Saad yang benar-benar mengganggu tidur nyenyaknya.

Tidur nyenyaknya yang berhias mimpi sesuatu.

Hamas memejamkan mata, ingatannya berputar, kilasan-kilasan tipis pergulatan hebatnya di atas ranjang dengan seorang wanita yang tidak dia ketahui siapa identitasnya. Hamas hanya tahu bahwa gadis itu sungguh cantik, rupawan, dan menggugah selera.

Singkat kata, Hamas mengalami mimpi basah.

Napas Hamas naik turun, lalu lisannya mengeluh sebal, mengingat sahabatnya lah yang merusak mimpi basahnya barusan. Dia memegangi perutnya yang keruyukan, merasa lapar setelah berperang di alam mimpi dengan gadis yang berbeda dari mimpi sebelum-sebelumnya.

Berbaring telentang, Hamas menatap langit-langit kamar, lalu tertawa sendiri.

"Mas, bantuin gue geser meja dong!" teriak Saad dari dapur. "Kayaknya ada lobang tikus nih!"

"Apa seh ganggu aja!" dumal Hamas seorang diri. Dia beranjak dari tempat tidur dan meraih handuk putih miliknya. Hendak mandi junub, tentu saja.

"Tuh, tuh, angkat sebelah sana," Saad menunjuk sisi meja yang lain begitu melihat Hamas melangkah ke kamar mandi. "Hamas, bantuin atuh!"

"Ck!"

Mendecak sebal, Hamas mengalungkan handuk ke lehernya, lalu mengambil sisi meja yang ditunjuk Saad, mengangkatnya dan sesuai dengan aba-aba Saad, mereka menggeser meja tersebut hingga menjauhi sisi dinding. Segera saja Saad merundukkan kepala dan mendapati lubang tikus sebesar kepalan tangan bayi terpampang di sana.

"Tuh kan ada lobang tikus. Pantesan..."

Hamas geleng-geleng kepala mendengar dumalan Saad. Dia lalu mengambil gelas kosong dan membuka kulkas, diiringi dengan kemunculan kepala Saad dari balik meja.

[✓] HAMASSAAD Ukhayya HabibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang