11. Tholibul Ilm

2.9K 455 172
                                    

Serial HAMASSAAD – 11. Tholibul Ilm

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2016, 22 Agustus 2016

-::-

"Pedas ngga, A?" tanya Fatima pada Hamas yang kini sibuk mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru pasar malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pedas ngga, A?" tanya Fatima pada Hamas yang kini sibuk mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru pasar malam. Sesekali Hamas sibuk cengar-cengir saat beberapa gadis melempar pandang dan berbisik-bisik satu sama lain sembari menutupi mulut mereka.

"Eh? Pedes ya bolehlah," sahut Hamas, menanggapi pertanyaan Fatima perihal level pedas atas pesanan kebab mereka.

Fatima mengangguk dan menyampaikan jawaban Hamas pada penjual kebab. Hamas kepalang janji membelikan Fatima kebab saat sebelum berangkat tadi. Jadi dia dan Fatima menepi ke penjual kebab sementara Indra dan Saad mampir ke penjual kaus.

"Nih, Pat," Hamas menyodorkan selembar uang kertas warna biru senilai lima puluh ribu rupiah. Fatima menerimanya dan memegangi uang tersebut sembari menunggu kebab pesanan mereka selesai dibuat. "Lo mau cotton candy ga?" tanya Hamas tiba-tiba.

Fatima mendongak, "Cotton candy tuh apa, A?"

"Itu yang gula-gula kapas gitu masa lo kaga paham?" Hamas menggerakkan dagunya ke satu penjual gula-gula kapas.

"Gulali?" tanya Fatima sembari menahan tawa. "Gulali itu mah, A. Bukan cotton candy."

"Ye, itu mah bahasa kamp—lo mau kaga?" Hamas bergegas meralat kalimatnya. Ngeri Fatima tersinggung.

Fatima menggeleng, "Terima kasih, A. Tapi makan kebab juga sudah kenyang."

Hamas nyengir lagi, mendadak senang sekali berbincang dengan Fatima. "Lo udah punya pacar ya, Pat?"

Fatima terlihat agak terkejut dengan pertanyaan Hamas. "Tidak boleh pacaran kata A Saad. Haram, A."

"Idih, Saad mah apa juga haram kata dia, Pat," tukas Hamas cepat. Matanya melirik Saad yang sedang mengangkat satu kaus dari gantungan.

"Seriusan, A. Teman Ipat juga banyak yang pacaran ujungnya galau. Hamil. Na'udzubillaah..."

Hamas menghela napas pendek. Anyep, pikirnya. Ternyata ga adek, ga abang sama bae...

"Ya cowok yang lo suka deh," Hamas masih tak mau menyerah. "Masa lo kaga ada cowok yang disuka? Kaga normal dong?"

Fatima cengengesan, "A Hamas mau tahu aja apa mau tahu banget?"

"Sett, bocah bisaan banget ngeledek gue," kata Hamas dengan mimik wajah seolah dia geram sekali dengan jawaban Fatima, membuat Fatima terkikik geli.

"Ya ada atuh, A..." sahut Fatima kemudian. Hamas terdiam.

"O."

"Tapi ngga Ipat pikirkan," kata Ipat lagi. "Kata A Saad, harus fokus belajar, lalu kuliah. Lagian kata A Saad, kalau Ipat sudah tidak bisa mengelola hati, ya sudah mendingan nikah saja sekalian..."

[✓] HAMASSAAD Ukhayya HabibiWhere stories live. Discover now