"Gue tahunya batu akik," jawab Hamas, setengah tak peduli.

"Itu tuh pasar unta, Mas," ucap Saad.

Hamas hanya menanggapi dengan tampang ; O sajalah.

"Dan Nabi mengatakan pada para sahabat, bahwa mereka bisa ke sana untuk mendapat dua unta Kaumawain dengan tanpa dosa dan tidak memutuskan tali silaturahim. Gratis. Free. Ngga bayar," lanjut Saad. "Lo kalau ditawarin begitu, mau ambil ngga?"

Hamas mengernyitkan kening, "Unta? Buat apaan? Perawatannya aja susah."

Saad geleng-geleng kepala, "Makanya pemikiran itu diperluas. Unta Kaumawain itu harganya muaaaahal, Mas. Per ekornya sekarang dibanrol 500 juta! Kalau elu dapet itu unta, bisa dijual. Dapetnya sehari itu dua ekor, berarti dapet 1M! Dan Nabi nawarin mau kasih unta itu ngga cuma sehari. Tapi setiap hari, Mas! Setiap, hari..."

Nah, kalau soal duit, otak Hamas langsung jalan.

"Sebulan 30M dong?" tanyanya antusias.

Saad menjentikkan jari dan menunjuk hidung Hamas, " Exactly!"

"Trus, trus?" Hamas mulai tertarik. Baru kali ini si Saad bahas hadits dan ada duit-duitannya.

"Sama kayak elu, Mas, para sahabat juga langsung kepo," kata Saad. Dia mendapat cibiran dari Hamas. "Lantas Nabi bilang; Kalau kalian berminat untuk mendapatkan dua ekor unta tersebut yang harganya kurang lebih 1 M tadi, setiap hari, mengapa kalian tidak pergi ke masjid untuk mendapatkan dua ayat di dalam Al-Quranul Karim agar kalian mengetahui dan membaca dua ayat dari Al-Qur'anul Karim." Saad mengetuk-ngetuk meja dengan telunjuknya. Tampak bersemangat sepanjang berkisah. "Karena dua ayat yang kalian baca dan pelajari itu lebih baik, lebih mahal, lebih tinggi nilainya di sisi Allah di banding dua unta Kaumawain. Dan tiga ayat itu lebih baik, lebih mahal, lebih tinggi nilainya dari tiga unta. Dan empat ayat yang kalian pelajari, itu lebih mahal dari empat unta. Dan begitu seterusnya... lima ayat lebih mahal dari lima unta.. enam ayat lebih mahal dari enam unta... tujuh ayat lebih mahal daripada tujuh unta... Allahu Akbar! Amazing ngga tuh?"

"Lah tadi katanya dapet unta dua ekor? Kaga jadi?" Hamas masang tampang bete. Oon-nya balik lagi.

Saad mendengus pelan, lalu menopang dagu dengan tangan kirinya. Siku kirinya menempel di meja. "GGL. GGO..."

"Elu yang lemot," Hamas sewot. "Tadi katanya mau dikasih unta, harganya 1M kalau dijual. Sekarang beda lagi?"

"Maksudnya nih, Dek Hamas," Saad menyabarkan diri. "Kalau antum masuk masjid, dan mempelajari dua ayat Al Quran, maka nilainya jauh lebih mahal daripada dua ekor unta Kaumawain. Lo bakalan dapat pahala, dapat banyak hal yang ngga bisa disetarakan dengan uang atau harta."

"Ya tapi kalau emang dapet duit 1M sehari kan lumayan, Ad..."

"Ampun dah, dunia aja yang lu pikirin, Mas," Saad mulai geleng-geleng kepala. "Dunia bagi Allah itu ngga ada harganya bahkan setara dengan sayap nyamuk doang. Lo tahu ngga harga sayap nyamuk? Coba cari di Pasar Kebayoran, ada kaga tuh yang jual sayap nyamuk? Ngga ada. Dibagi aja lo ngga bakal mau. Buat apaan? Ngga ada nilainya..."

Hamas manyun. Kalau bahas soal dunia, dia kalah telak deh.

Padahal duit kan bisa buat beli PSP, nonton konser, nyewa lapangan futsal, nyewa studio buat latihan band, beli gitar atau drum, jenjalan ke luar negeri...

Saad katrok lah, pikir Hamas.

"Dunia bagi Allah ngga ada harganya, padahal Dia memiliki dunia," suara Saad kembali mendominasi telinga Hamas. "Lalu kita ngapain ngoyo ngejar dunia padahal kita ngga mungkin bisa memiliki dunia?"

[✓] HAMASSAAD Ukhayya HabibiWhere stories live. Discover now