Sesuatu yang Membekas di Hati

1.2K 96 10
                                    

Himawari masih terlihat tidak tenang saat ini, Ia terus-menerus meremas ujung gaun selutut yang ia kenakan. 

"Kau kenapa?" tanya Inojin yang sengaja menghentikan sejenak aktivitas membacanya karena cemas melihat Himawari yang nampak tak nyaman.

"Ti-tidak, aku ... aku baik-baik saja," ucap Himawari mengelak. Pada awalnya Inojin tak yakin, namun Himawari bersikeras mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Tak lama kemudian Hinata datang membawa beberapa cemilan untuk mereka berdua.

"Sepertinya seru sekali ini?" ucap Hinata lalu memposisikan dirinya duduk disamping sang anak.

"Ka-kami, maksudku Inojin-kun akan meminjam buku dan belajar disini Mama," jelas Himawari dengan wajah memerah.

"Maaf jadi merepotkan," ucap Inojin sambil tersenyum kearah Hinata. Hinata menggeleng lalu berkata, bahwa dirinya senang sekali ada 'teman' yang ingin belajar bersama putrinya ini. Setelahnya Hinata pergi untuk kembali memasak bersama Yugao yang sudah menunggu diambang pintu.

"Hima, sepertinya aku..."

Inojin melihat kearah wanita berambut panjang yang menunggu Hinata. Ya, Yugao. Wajahnya familiar sekali untuk Inojin.

"Ada apa Inojin-kun?" tanya Himawari.

"Tidak, tidak jadi."


Tak terasa sudah dua jam Himawari dan Inojin belajar bersama, hari sudah semakin sore dan belum ada satupun dari mereka yang makan siang.

"Anak-anak, ayo kalian sedari tadi disitu, Mama sudah siapkan makanan untuk kalian," ucap Hinata sambil tersenyum.

"Ayo Inojin-kun."

Spontan Himawari menarik tangan Inojin dan berjalan bersama menuju ruangan makan. Inojin cukup terkejut karena baru kali ini Himawari memegang tangannya.

"H-hima?"

Himawari baru sadar apa yang telah dilakukannya. buru-buru Ia lepas genggaman itu dengan pipi yang terlihat sangat merah.

"A-Anoo, Maafkan aku... Maaf" ucap Himawari sambil tertunduk malu.

Inojin meraih kedua tangan gadis itu, "Tak apa, ayo mamamu akan kecewa jika kita tidak segera datang," ucapnya sambil tersenyum.

Himawari benar-benar dibuat sangat terharu sekaligus malu akibat perlakuan Inojin yang sangat manis ini. "I-iya Inojin-kun, kau benar."

.

.

"Dimana ya rumahnya?" wanita itu akhirnya mendapatkan taxi, namun Ia belum juga menemukan alamat yang ia cari.

"Kau tahu alamatnya bukan?" tanya wanita itu kepada sopir taxi dengan intonasi cukup tinggi.

"Jujur saja nyonya, alamat yang anda sebutkan benar-benar rumit,  bertahun-tahun saya tinggal di Iwa, baru kali ini saya mendengar alamat itu," jawab si sopir taxi.

"Tapi di navigator ini alamat ini ada? dan kenapa jalannya begitu rumit sih?" keluh wanita itu.

Si sopir taxi hanya menggeleng.

"Gaara-kun, aku ingin segera bertemu denganmu..."

.

.

"Yugao ada dirumahmu, apa kau tidak  terganggu?" tanya Gaara pada Itachi. Mereka baru saja selesai survey tempat untuk bisnis mereka dan sekarang mampir sebentar kesebuah Café untuk mengobrol.

"Aku? jujur saya Gaara, aku sangat terganggu. Kau tahu sendiri bagaimana rasanya ada diposisiku," jawab Itachi sambil menyeruput kopinya.

"Kenapa kau tidak fasilitasi apartemen atau hotel mungkin, agar dia keluar dari rumahmu," ucap Gaara lagi.

Between [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang