Pertemuan

1.4K 120 23
                                    

"Tahu rasa dia sekarang. Dasar pria tua tak tahu diri," umpat seorang wanita sambil melihat seorang pria yang duduk bersimpuh dengan tangan terikat, juga mulut yang disumpal kain.

"Hey tuan, lihat apa boss mu yang tua renta itu menolongmu? Hah?" ejeknya.

Pria itu hanya bisa menatap wanita berambut panjang itu dengan tatapan takut.

"Tuan Akatsuchi, tak kusangka tangan kanan seorang Madara akan duduk bersimpuh dihadapan ku, Yugao Uzuki," ucapnya lagi penuh dengan rasa kemenangan.

.

.

"Itachi-kun, mulai hari ini aku akan kembali bekerja lagi ditoko bunga milik Yamanaka-san, aku bosan dirumah," ucap Hinata yang sedang bersiap untuk pergi setelah menyiapkan sarapan.

"Baiklah, biar kuanta—"

"Tidak, jangan ... Aku ingin pergi sendiri seperti waktu itu," cegah Hinata cepat.

"Kau yakin?" Tanya Itachi.

Hinata mengangguk mantap dan mengatakan bahwa Ia lebih senang berjalan dipagi hari seperti ini.

"Tapi jika kau akan pulang, kabari aku. Aku tidak menerima tolakan," ucap Itachi.

"Baiklah, aku akan menghubungimu," jawab Hinata sambil tersenyum lembut.

Itachi memeluk istrinya itu dengan penuh cinta. Istri terbaik, pikirnya.

.

.

Hari sudah siang, Itachi menjemput anak sematawayangnya disekolah. Himawari tampak sangat bahagia saat mobil berwarna hitam itu terparkir didepan gerbang sekolahnya, didalam mobil Itu Itachi menunggu, panas diluar membuatnya enggan turun. Namun ketika melihat tuan putrinya berlari kearahnya, rasa panas itu seketika hilang dan Itachi langsung turun dari mobilnya dan menyambut sang tuan putri.

"Putri kecilku sudah pulang rupanya," sambutnya.

"Ah papa, aku bukan anak kecil lagi," bantah Himawari.

Itachi hanya tersenyum sambil mengacak rambutsang anak dengan gemas.    


Diperjalanan Himawari memutar lagu favoritenya di tape mobil. Macet sekali siang ini, hampir 30 menit berlalu namun jalanan masih saja padat merayap.

"Tumben sekali macet," gumam Itachi.

"Hari ini ada karnaval untuk menyambut walikota," jawab Himawari.

Itachi mengangguk tanda mengerti, karena tak biasanya Iwa macet seperti ini.  


"Papa, Hima lapar..." ucap Himawari yang lelah bosan karena terlalu lama menunggu.

"Baiklah, kita akan membeli sesuatu untukmu," jawab Itachi sambil tersenyum.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan, perlahan tapi pasti mereka sampai disebuah café.

"Papa, aku mau itu," ujar Himawari.

Itachi mengangguk dan segera memesan. sementara Himawari memesan croissant, Ia lebih memilih untuk minum coffee late saja.

"Pa, Hima tunggu dimobil saja ya," ujar Himawari lalu langsung berlari keluar dari bangunan itu menuju mobilnya.

Dari kursi sofa disudut ruangan, seseorang memperhatikan mereka.

"I-Itachi-kun!!?"

"Terimakasih, datang lagi."

"Itachi-kun tunggu."

Between [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang