Kenyataan Pahit

2.2K 211 31
                                    

"Iya, Yugao-sama"


'Apa...Yugao?!' batin Hinata  tak percaya. 

"Oh, hehe Kisame-san, apa Yugao sering menemui suamiku?" tanya Hinata. Kisame tampak sedih namun Ia tak boleh menyembunyikan apapun kepada Istri dari atasan nya itu. Bukan untuk menghancurkan rumah tangga mereka, tapi Kisame berusaha untuk jujur dan tak menyembunyikan apapun. 

"Sudah dari beberapa minggu ini Hinata-sama," Ucap Kisame

Setelah berbincang sebentar Hinata pun berpamitan pada Kisame. Dalam hati ia berusaha untuk tidak percaya dan menganggap Kisame hanya bercanda. Kaki nya seolah berjalan sendiri menuju apartemen Yugao dengan alamat menurut informasi yang diberikan Kisame.Dan ia harus menelan pil pahit saat melihat dengan mata nya sendiri Itachi dicium oleh seorang wanita yang tak asing lagi bagi Hinata.

Hatinya begitu perih melihat semua ini. 
.

.

Beberapa menit sebelum Hinata datang. 
"Yugao kau harus tahu sesuatu," Ucap Itachi. 
"Apa Itu Itachi-kun?" tanya Yugao.
"Aku sudah menikah dan.. sudah mempunyai satu anak," Aku Itachi jujur. Yugao tampak terkejut bukan main namun tersenyum. "Tidak apa, aku tetap mencintaimu," ucap Yugao lalu mencium pipi Itachi (Dan Hinata melihatnya)

'Itachi-kun hanya milikku,' Batin Yugao
.

.
"I-Itachi-kun," gumam Hinata lirih. Ternyata segala firasat dan kecurigaan nya selama ini benar, Parfume itu, Itachi selalu pulang terlambat, dan sikap nya yang selalu berubah-ubah. 

Semua itu karena kembalinya Yugao dalam  kehidupan Itachi .  Hinata tahu siapa Yugao, di awal pernikahan mereka Itachi pernah mengatakan bahwa Hinata berbeda dengan Yugao yang sangat dicintainya.

Hinata langsung berlari meninggalkan tempat itu dengan tangis kecewa yang mendalam. 
Merasa dikhianati, dibohongi. Apa arti cinta Itachi selama ini ? apa dirinya hanya dijadikan pelarian saja? Hinata begitu kacau saat ini, Apa sebenarnya Itachi memang tidak pernah mencintai Hinata? bahkan Itachi tak menghadiri pementasan anaknya sendiri demi wanita itu. 

Ia pun sampai disebuah taman, duduk disebuah bangku dibawah pohon. 
"Itachi-kun kenapa....." ucapnya pilu. 

Setelah beberapa menit ia tersadar bahwa tadi Hinata menitipkan Himawari dirumah Tsunade, seorang wanita tua yang tinggal sendiri di dekat rumahnya sebelum mencari Itachi.
"Aku harus menjemput Hima," ucap Hinata. 

Ia putuskan untuk bersabar dan bertahan karena tak ingin membuat Himawari menderita. Himawari terlalu dini untuk mengetahui segala yang tengah terjadi. 

.
.
"Terimakasih Tsunade-sama, maaf merepotkanmu," Ucap Hinata pada wanita tua itu saat menjemput Himawari. "Ah, tidak apa-apa.. Hima-chan juga tak nakal, dia sangat menggemaskan," ucap Tsunade tertawa. 
"Terimakasi baa-chan," ucap Himawari sambil membungkuk. 
"Sopan sekali, Hinata kau memang pintar mendidik anakmu, tak salah Itachi memilihmu," Ucapan Tsunade bagaikan belati yang menyayat hatinya. Hinata hanya tersenyum walau dadanya begitu sesak, teringat dengan apa yang Ia lihat hari ini. 
Hinata pun berpamitan dan pulang.

"Mama, sudah bertemu papa? kenapa papa tak datang?" tanya Himawari sambil berjalan. 
"P-papa, hehe papa tadi masih dikantor, dia sibuk sekali, jadi jika papa pulang nanti, tak usah bertanya apapun ya? kasihan papa pasti lelah," Ucap Hinata. Himawari mengangguk lalu tersenyum. 
.

.
Hinata bukanlah seorang wanita yang akan langsung marah-marah ketika mengetahui kebenaran seperti ini, demi keutuhan keluarganya Hinata rela mengorbankan perasaan nya sendiri. 
"Itachi-kun, kau sudah makan?" Tanya Hinata lembut . 
"Sudah, aku sudah makan Hinata," Jawab Itachi. Hinata tersenyum. "Baiklah, air mandi mu sudah siap," Ucapnya. Itachi mengangguk dan pergi ke lantai atas untuk membersihkan diri. 

Between [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang