Wanita Baik

1.2K 108 49
                                    

Pagi itu dikediaman keluarga kecil Itachi sudah terdengar berisik sekali didapur, harumnya masakan menyerbak keseluruh ruangan, seseorang sedang memasak sarapan.

"Selamat pagi."

Seorang wanita cantik menyapa seluruh anggota keluarga yang baru saja menuruni tangga. "Karena hari ini hari yang special untuk Itachi-kun dan Hinata maka aku membuatkan sarapan  untuk kalian semua," ucapnya sambil tersenyum.

"Yugao.." Itachi hanya bergumam pelan, sedangkan Hinata nampak tersenyum dengan semangat ketika wanita itu menjelaskan menu sarapan yang dimasaknya. "Yugao-san, masakanmu pasti nikmat sekali, aku tak sabar mencobanya," ucap Hinata.

Himawari hanya mendelik tajam dan menganggap semua kebaikan Yugao hanya akal bulus wanita itu saja.

.

"Nah, Hinata, berita apa yang akan kau sampaikan kepada suamimu hari ini?" tanya Yugao dengan senyuman lebar. Hinata menunduk sambil menyembunyikan rona merah dipipinya, sebelumnya, Ia dan Yugao sudah merencanakan akan memberi tahu Itachi perihal kehamilan Hinata hari ini.

Itachi melihat kearah sang istri yang duduk disampingnya, melihat kearah Himawari yang tersenyum-senyum dan Yugao yang menatapnya dengan senyuman yang tidak bisa dijelaskan.

"Ada apa ini?" tanya Itachi.

"Ayo mama, beritahu papa!" seru Himawari gembira.

"Kalian merahasiakan sesuatu dariku hm?" Itachi memiringkan kepalanya, untuk melihat wajah sang istri yang tertutup rambut.

"Hinata sayang?" Itachi menyibakkan rambut sang istri. 

"I-Itachi-kun aku... A-Aku sedang, aku ... Aku—"

"Itachi-kun Hinata sedang mengandung adik Himawari." Yugao memotong perkataan Hinata, Itachi nampak terkejut bukan main. 

"Apa yang dikatakan Yugao benar sayang?" tanya Itachi.

Hinata mengangguk. 

"Tuhan terimakasih!"

Itachi bangkit dari kursinya dan memeluk sang istri dengan perasaan bahagia yang luar biasa. Himawari juga pergi dari kursinya dan memeluk sang ibu. 

Yugao tersenyum menatap mereka yang diselimuti kebahagiaan, "Akhirnya aku bisa melihat senyuman itu lagi Itachi-kun," gumamnya nyaris tanpa suara.

.

.

"LEPASKAN AKU!!! ITACHI LEPASKAN AKU!!"

Mikoto terus menerus meneriakkan hal yang sama sepanjang hari, Sasuke cemas karena sang dokter tak juga datang, "Bagaimana ini..." gumamnya.

"LEPASKAN AKU ITACHI!!!" 

Sasuke tak kuat lagi menahan rasa bersalah karena harus mengurung sang ibu dikamar dan mengikatnya seperti ini, namun ini semua demi kebaikannya juga, kemarin malam Mikoto mencoba membunuh semua orang yang berada dirumah dengan pisau yang tergeletak dimeja, Mikoto mengira semua orang yang Ia lihat adalah Yugao.

"Kaa-san, tenanglah aku akan menemanimu."

"Itachi, Itachi tolong, lihat seseorang mengurungku disini!"

Dan mengira Sasuke adalah Itachi.

"A-Aku bukan nii—"

"Itachi kumohon kau tidak kasihan melihat kaa-san mu diikat penjahat seperti ini? ayo keluarkan aku dari sini dan bunuh wanita itu!"

"Kaa-san tenanglah, kaa-san sebaiknya istirahat ya, aku akan membawakan makanan." Sasuke kembali keluar dari kamar itu, Ia harus tega membiarkan sang ibu berteriak ketakutan memanggil nama sang kakak, Mikoto melupakannya, ingatan Mikoto hanya sebagian masa lalu ketika dirinya belum lahir dan sepenggal kisah menyakitkan yang dibuat Yugao.

Between [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang