Iwa dan sejuta cerita

1.5K 122 26
                                    

Hinata PoV

Disini, dikota ini segalanya dimulai, berjuta kenangan singkat terjalin disertai air mata dan senyuman. Kota inilah saksi bisu keretakan hubungan kita, tapi dikota ini pula kau kembali padaku.

"Mama, sepertinya makan siang ini onigiri?" Himawari datang menghampiriku, dia terlihat senang saat melihatku memasak untuk makan siang. Aku membalas senyuman manisnya, "Iya sayang, mama membuat onigiri untuk kita," jawabku. 

Sejak hari itu, aku mulai merasa hidupku kembali, separuh jiwaku yang hilang kini kembali utuh. Ah... Aku merasa menjadi manusia lagi. Terdengar berlebihan ? aku tak peduli karena aku yang merasakannya. Kesehatanku juga semakin hari kian membaik, Itachi-kun benar-benar mengusahakan segala cara agar aku mendapatkan pengobatan yang terbaik. Aku bahagia. Aku tak menginginkan apapun lagi, hanya ingin terus seperti ini, bersama mereka.

"Wah, ibu dan anak sedang memasak ya? Masak apa?"  kali ini Itachi-kun yang datang menghampiri. Dia menaruh bukunya diatas meja dan berjalan mendekat. "Boleh aku membantu?" pintanya.

Himawari mengangguk mewakiliku, "Tentu, ma pasti menyenangkan jika masak bersama," ujar Himawari padaku. Aku mengangguk dan tersenyum, dia benar, memasak bersama memang sangat menyenangkan. 

Hari ini kami berbagi kebahagiaan, walau hanya dengan beberapa nasi kepal, namun kebahagiaan yang terasa sampai kehati. Hangat sekali rasanya melihat senyum dan tawa mereka yang telah lama hilang. Itachi-kun belum juga meminta kami untuk pulang, tapi jika seperti ini selamanya aku juga tidak keberatan. Tak perlu kemewahan untuk bahagia. Percayalah, melakukan hal sederhana bersama orang yang kau cintai, itu akan membuatmu jauh lebih bahagia.

"Hinata, hari ini jadwal terapimu," ucap Itachi-kun sambil menatapku. Sejujurnya... Aku tidak mau pergi kemanapun, aku ingin seperti ini seharian, bersama kalian. Kuakui, itu memang terdengar egois padahal Itachi-kun ingin aku segera sembuh.  

"Itachi-kun hari ini aku tidak ingin pergi kemanapun," jawabku setengah mengeluh. 

"Bagaimana ya? " Itachi-kun terlihat kebingungan dengan jawabanku, ah tapi aku tidak boleh egois seperti ini, Itachi-kun membayar mahal untuk pengobatanku. Aku tidak boleh menyianyiakannya.

"Tidak Itachi-kun, tidak jadi. Aku akan bersiap," Aku beranjak dari posisi dudukku dan berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian dan merias sedikit wajahku agar tidak terlihat pucat seperti ini. Jangan sampai Itachi-kun malu karena berjalan dengan wanita yang mirip seperti zombie ini, pikirku.

Normal PoV

"Pa, kapan mama sembuh?" ucap Himawari yang masih berkutat dengan onigiri dipiringnya. "Segera sayang, mamamu pasti segera pulih seperti dulu," jawab Itachi yakin.  Himawari tersenyum dan melanjutkan makan siangnya dengan tenang. 

"Hima  tak apa-apa sendirian dirumah ?" tanya Itachi. Himawari menengok kearah pria itu lalu tersenyum hangat, "Hima tidak sendirian papa, sarada-nee akan berkunjung." Himawari menjawab denagan intonasi yang sangat lembut, Itachi merasa menjadi lelaki paling beruntung didunia ini karena memiliki seorang istri dan buah hati bak malaikat.

"Bagitu ya, tenanglah... kami tidak akan lama,"  ucap Itachi lalu mengusap puncak kepala sang anak dengan lembut. beberapa menit setelahnya, Hinata datang setelah selesai bersiap-siap.

"Hima jangan buka pintu untuk siapapun ya," ucap Hinata.

"Tapi ma, Sarada-nee akan berkunjung kemari," jawab Himawari.

"Kecuali Sarada-nee," ralat Hinata, setelah nya ia mengecup pipi sang anak dan berjalan bersama Itachi keluar untuk pergi kerumah sakit.

"Hati-hati dijalan ya ma, pa!" seru Himawari yang mengantar mereka sampai kedepan pintu dan melihat mobil Itachi melesat pergi sebelum menutup pintu.

Between [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang