Boy

3.4K 358 6
                                    

"Jadi ke rumahku kan?” tanya Rama, sekarang setiap aku menengok ke arahnya, seolah ada cahaya yang sangat menyilaukan mataku. Rupanya sebegitu besar efek rambut baru Rama terhadap pesonanya… sesungguhnya Rama sangat mempesona..

“Eh.. Iya. Ini mas Hadi sama temen-temennya malah ke daerah Kemang juga” kataku sambil membaca chat dari mas Hadi.

“Oh iya? Suruh mampir aja ke Kemang Timur. Rumahku pinggir jalan kok” katanya santai. Elah pinggir jalannya Kemang Timur tuh kaya apa sih…. Beberapa saat aku terdiam, memandangi Rama dari samping. Hingga akhirnya ia tersadar kalau sedang kupandangi. “Kenapa?”

“Ah eh.. Duh Ram kamu tiap hari gini kek….kan enak..” sepertinya aku mulai terbiasa ber-aku-kamu dengannya.

“Enak apanya? Hehehe” Rama menggodaku?

“Enak diliat lah….” kataku pelan “ganteng…”

“Kan ini idemu tadi, hehe”

“Tiap hari ke kampus gini ya?”

“Beliin gel” kata Rama singkat.

“Iya entar aku beliin, bilang aja mau yang kaya apa. Eh kok berhenti? Eh…?” Rama tersenyum, keluar dari mobil dan membuka gerbang sebuah rumah….tapi rumah yang sangat besar…..

Hari ini Rama sukses membuatku membelalakkan mata hingga berkali-kali, aku tidak percaya rumah yang hampir seluas kampusku ini adalah rumahnya. Ia masuk dan memarkir mobil di sebelah pot tanaman super besar. Ia keluar dari mobil terlebih dahulu dan tahu-tahu sudah membukakan pintuku.

“Mari, tuan putri..” aku tersipu diperlakukan seperti itu. Rama kenapa tiba-tiba jadi beginiiiii OMG, jeritku dalam hati. Setelah mengambil biolanya dan mengunci pintu mobil, Rama mengajakku masuk ke dalam rumahnya. Aku takjub dengan luasnya rumah ini. Dinding-dindingnya tinggi dan lebar, lantainya berlapiskan marmer, ruang tamunya saja luas dengan berbagai macam sofa dan terdapat TV berukuran lebih dari 42” di pojok.  Aku yakin keseluruhan rumahnya masih lebih luas lagi, dan satu angkatanku saja mungkin masih kurang untuk memenuhi rumah ini.

Baru saja aku ingin melayangkan pertanyaan, seekor anjing Siberian Husky berwarna hitam putih keluar dari salah satu ruangan dengan berlari ke arah kami. Ah bukan…ini lebih besar dari seekor Siberian Husky biasa! Aku panik ketika anjing itu semakin mendekat, bukan karena aku takut anjing tapi karena ukurannya.

“Waaaaaa!!” aku setengah berteriak berlindung di balik Rama.

“Halo Boy! Hahahaha kangen yaaa” Rama dengan santai menguyel-uyel yang tinggi kepalanya saja sudah setinggi dadaku.

“Raaam itu anjing apa singa??!!” tanyaku, Rama menengok ke belakang dengan susah payah karena sambil menghalangi langkah anjing itu yang sudah bersemangat ingin menabrakku pastinya.

“Alaska Malamute ini Ka, memang gede bulu gede badan. Hehe. Eh lu takut anjing?” Rama berusaha menarik Boy menjauh.

“Gua suka anjing tapi ini gede bangeeeetttt!!!” kataku masih agak takut-takut.

“Boy baik kok, cuma dia agak terlalu bersemangat…”dengan teganya Rama melepas pegangannya pada Boy sehingga Boy langsung menabrakku dengan penuh semangat hingga aku terjatuh. Tak cukup disitu saja, Boy menjilati mukaku dengan bahagianya.

“Boy, udah Boy. Hahahaha” Rama menarik Boy sekuat tenaga sambil membantuku untuk bangkit berdiri juga. Dalam sekejap tubuhku dipenuhi oleh bulu anjing sebesar singa ini, duh.

PhileoWhere stories live. Discover now