Hunter tersenyum miring sambil mengulurkan jemari tangannya ke atas membentuk hurup V.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Hunter. Seketika mendengar itu buru-buru Ava mengumpulkan kalimat yang telah di ciptakannya tadi. Alhasil nihil ia telah melupakan kalimat-kalimat itu di putuskannya untuk mengingatnya. Padahal susah payah ia berpikir keras untuk mengumpulkan kalimat yang ia pikir sangat banyak dan mungkin Hunter akan memutuskan untuk tidur di tempatnya kalau aku mengatakan itu semua hari ini. Okey itu lebay, jadi sampai mana kita tadi? Ah ya Hunter menanyakan sesuatu.
Seketika tidak di dapatinya jawaban yang keluar dari mulut sahabatnya itu Hunter membuka mulutnya tetapi Ava membuka mulutnya duluan dan Hunter menutup mulutnya berniat mendengarkan jawaban dari gadis itu.
"Ehh.. Entah aku harus mulai dari mana. Lebih baik kita ke sana saja." Ujar Ava sambil menunjuk ke arah tembok itu yang membatasi sungai dan daratan. Tanpa berpikir panjang lagi Hunter mengiyakan perkataan sahabatnya.
Ava bangkit dari ayunannya dan berjalan ke arah tembok itu duluan serta di ikuti Hunter dari belakang. Keduanya sekarang sama-sama menyendekan tubuh mereka di tembok itu sambil menatap awan.
Hunter membenarkan tasnya lalu membuka mulutnya. "Katakan apa yang ingin kau bicarakan."
Ava menelan ludah dengan susah payah. Bukannya ia gugup, tetapi ia takut jika Hunter tidak akan menujui dan mungkin ia telah muak akan sikapnya selama ini yang merepotkan itu.
Lalu di biarkannya rambut messy Ava tertiup angin selagi Ava mengumpulkan kalimat pembuka.
"Ehh..." Ava menghirup nafas dalam-dalam. "Jacob.." Seketika Hunter mendengar nama itu, kedua bola matanya membulat sempurna dan ia menoleh mendapati wajah risau yang di tujukan oleh Ava membuat kerisau-an juga di hatinya.
"Kau tau soal acara yang di adakan oleh sekolah akhir libur semester nanti? Yah Prom. Kau tau kan aku paling tidak suka dengan keramaian dan...." Ava kehilangan kata-kata membuatnya mengigit bawah bibirnya sambil menatap kedua iris mata hijau milik Hunter. "Dengan hati yang terpaksa aku harus mengikutinya karena... Jacob--dia--ehh.." Seketika di dengarkannya kegugupan yang Ava buat, hati Hunter makin di buat risau olehnya. Takut jika hal itu terjadi, hal yang paling ia khawatirkan, dia juga tau jika ada Prom yang akan di adakan di sekolah.
"Katakan inti dari penjelasanmu saja." Kata Hunter dengan nada rendah dan tubuhnya yang melemas.
Ava membasahi bibirnya sembari mengangguk pelan. "Kau sahabatku bukan? Kau yang selalu ada di sampingku bukan? Kau yang selalu menyayangiku bukan? Kau yang selalu membantuku bukan? Kau sahabat masa kecilku dan sejatiku bukan? Kau--"
"Iya?? Lalu? Katakan saja intinya!" Gerutu Hunter memotong kalimat cerewet sahabatnya ini.
Ava meneguk ludahnya sendiri. "Maukah kau--membantuku untuk menjadi--" Ava menghirup nafas panjang mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan dua kalimat sederhana. "Pasangan promku?" Sambungnya sambil menautkan jemari-jemarinya dan menunduk. Ucapan itu sangat pelan bahkan angin yang lewat pun tidak dengar. Membuat Hunter mengerutkan dahinya. Kemudian,
"APAA!!!" Katanya dengan nada nyaring tujuannya untuk bertanya apa yang berusan sahabatnya katakan dan Ava mengira itu sentakkan tidak menerima. Seketika di dengarnya kalimat itu tubuh Ava seperti sedang di serang petir, tubuhnya melemas drastis.
YOU ARE READING
Jacob Sartorius •DEFINITELY•
FanfictionAva Skyllne Frangkeston,gadis cantik berambut blonde selalu dikepang dan mempunyai lesung pipi,mempunyai kelemahan dibidang menari tentunya.Gadis ini asal dari luar negeri tapi bisnis membuatnya selalu berpindah-pindah. Dia menjadi korban permainan...
JS•46
Start from the beginning
