"AVA!" Teriak seorang gadis yang bernama Reva memanggil seorang wanita sekaligus sahabatnya yang sedang terduduk lemah sambil menangis terseduh-seduh,Ava.
Seketika mendengarnya gadis yang bernama Ava itu pun langsung menoleh ke sumber suara itu dan mendapati seorang gadis yang familiar sekali di matanya,Reva. Kemudian ia pun berusaha mengusap air matanya dengan cepat.
Reva berlari kecil lalu ikut terduduk,kemudian memeluk Ava yang tengah terduduk di lantai dan menangis.
Ava terkesiap. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Bagaimana Reva bisa di sini? Apa yang ia lakukan disini? Apa Reva mengikutinya? Apa Reva mendengar semua yang mereka katakan? Oh bagaimana ini? Apa yang harus ia katakan sekarang? Tidak mungkin ia akan bilang bahwa hubungannya telah usai dan ia tidak dapat membantunya sekarang.
Gadis yang bernama Reva itu pun mengeratkan pelukannya sambil menangis terseduh-seduh saat Tangisan Ava mulai meredah.
Ava yang melihat sahabatnya menangis terseduh-seduh dan merasa pelukan Reva mulai mengerat seperti enggan untuk kehilangan itu pun merasa bahwa sahabatnya menangis karena telah mengetahui semuanya kebenarannya.
Kebenaran bahwa,
Ia tidak bisa membantu hubungannya itu. Ia telah gagal.
Bahwa,
Ia pernah mencintai kekasih sahabatnya.
Badan Ava sekarang lemas. Ia mulai berpasrah, ia siap bila sahabatnya akan menghina atau pun mencaci-maki karena telah gagal menyelamatkan hubungan sahabatnya. Reva dan Jacob.
Keheningan pun terjadi dan di isi oleh suara tangisan mereka. Hingga akhirnya Reva angkat bicara.
"Kenapa kau lakukan ini?" Tanya gadis bernama Reva di sela isakannya yang kini mulai meredah.
Ava terkesiap. Jantungnya berhenti berdetak seakan ada berita bahwa ulangan matematikanya tidak mencapai rata-rata. I'm Not ready. Ia mendadak belum siap untuk di caci maki oleh sahabatnya.
"Kenapa kau melakukannya ava??" Tanya Reva kedua kalinya dengan suara yang melengking dan menggema di ruangan ini.
Ava terdiam. Ia hanya bisa mengalirkan air bening dari kedua matanya. Ia sungguh takut. Ia juga merasa bersalah. Ia takut jika sahabatnya tidak menginginkan berteman lagi dengannya.
Rasa takut itu pun hilang dan berubah menjadi pikiran bingung seketika Reva mengangkat bicara. "Maafkan aku." Katanya.
"A-apa maksudmu?" Tanya Ava bingung.
Gadis berambut brunette gelap yang di ikat satu atau biasanya di sebut rambut kuda itu berusaha menghapus air matanya yang sedari tadi mengalir di sekitar area pipinya. Reva.
"Aku sungguh bodoh." Lagi-lagi Ava di buat bingung olehnya. Dahi Ava berkerut samar. "Maafkan aku karena telah menyusahkanmu. Aku sungguh merasa bersalah tidak mendengarkan saranmu. Aku baru saja melaksanakan saranmu setelah beberapa hari kemudian. baru saja aku memutuskan Hubunganku dengan Robi," ujar Reva di sela isakannya.
Dan mungkin sebentar lagi dengan Jacob. Umpat Ava dalam hati juga merasa bersalah.
Ava mengerjapkan kedua matanya berkali-kali. Ia berusaha mencerna perkataan yang di lontarkan sahabatnya barusan. Ia mengira bila sahabatnya akan mencaci-maki dirinya. Kemudian Gadis bernama Reva itu memeluk sahabatnya yang ia sayangi sambil berusaha tersenyum di balik kesedihannya karena di balik itu semua ia telah mempunyai rencana.
ESTÁS LEYENDO
Jacob Sartorius •DEFINITELY•
FanfictionAva Skyllne Frangkeston,gadis cantik berambut blonde selalu dikepang dan mempunyai lesung pipi,mempunyai kelemahan dibidang menari tentunya.Gadis ini asal dari luar negeri tapi bisnis membuatnya selalu berpindah-pindah. Dia menjadi korban permainan...
