So come on let it go. Just let it be. Why don't you be you, and i'll be me.
-James Bay,Let it Go-
AVA's POV.
Lagi-lagi dia tidak masuk.
Menyebalkan,
Sebenarnya apa yang terjadi dengannya akhir-akhir ini? Saat aku tidak masuk Reva masuk, saat aku masuk Ia tidak masuk.
Frustasi, aku mendesah pasrah sebelum mengacak rambut kering blonde yang kubiarkan terurai. Karena aku malas menyisir. Kemudian ku lanjutkan melangkahkan kakiku dengan langkah gontai memasuki ruangan kelasku.
*****
"Rowland!!" Seruku saat mendapati sesosok lelaki bermata hijau yang tengah meninggalkanku dengan langkah besar. Membuatku harus berlari menyusulnya.
Seketika itu langkahnya tiba-tiba terhenti dan membalikan setengah badannya. Ia menoleh dan menatapku dengan wajah kebingungan serta wajahnya yang berkerut samar.
Aku sedikit membungkukkan badanku sesaat terhenti berlari tepat di depan hadapannya.
Hunter masih menatapku dengan kebingungan sesekali menaikkan sebelah alisnya.
Aku mengangkat jari telunjukku ke udara seketika aku di deru nafas yang tersengal akibat berlari dari kelas hingga kolidor utama dekat mading.
"Berikan...aku..wak--tu..untuk..ber-nafas." Ujarku terbata-bata di sela nafasku yang tersengal. Saat hunter mengangguk kebingungan aku mencoba mengatur nafasku.
"Are everything alright?" Tanya Hunter kemudian. Membuatku mendongak dan menegakkan tubuhku seraya mengangguk pelan.
"Apa kau akan meninggalkanku? Lagi?"
Kedua iris Mata sayu hijau terang Hunter membulat seketika. Terkejut. Lalu ia menepuk dahinya dengan telapak tangan kanannya.
Melihatnya. Membuatku mengernyitkan dahi.
"Bagaimana bisa aku lupa." Gumamnya pelan sangat pelan.
"Apa?"
Aku tidak dapat mendengar gumamnya dengan jelas.
Hunter menelan ludah nya dengan susah payah sebelum menggaruk tengkuknya lalu mendongak.
"I'm sorry."
"What?"
Dahiku makin berkerut dengan keras.
Hunter menggigit bawah bibirnya. "Ayahku. Ayahku masuk rumah sakit, penyakitnya kambuh lagi." Ujarnya sarkas. Dahiku yang tadinya berkerut sekarang berubah menjadi tatapan prihatin. Baru saja aku ingin membuka mulut, hunter sudah membuka mulutnya duluan. Membuatku cepat-cepat mengurungkan niatku.
"Maka dari itu, aku meninggalkanmu. Dan sekarang aku harus pergi menyusul ayahku yang berada di rumah sakit." Katanya dengan wajah penuh penyesalan.
Itu tandanya..
Aku harus pulang sendirian?
"Maafkan aku. Aku--"
"Ah! Tidak apa. Lagipula ayahmu lebih penting daripada mengantarku pulang. Lebih baik kau cepat pergilah dan salamkan salamku padanya semoga lekas sembuh." Potongku dengan memberikan seulas senyuman tipis kepadanya. Meskipun sedikit sulit. Tapi, ayahnya jauh lebih penting.
Hunter memalingkan ke arah lain. Lalu memelukku sekilas.
"I gotta go. Bye skyllne." Ujarnya memberikan seulas senyuman kepadaku dan berbalik meninggalkanku.
YOU ARE READING
Jacob Sartorius •DEFINITELY•
FanfictionAva Skyllne Frangkeston,gadis cantik berambut blonde selalu dikepang dan mempunyai lesung pipi,mempunyai kelemahan dibidang menari tentunya.Gadis ini asal dari luar negeri tapi bisnis membuatnya selalu berpindah-pindah. Dia menjadi korban permainan...
