"Jadi, siapa yang akan menjadi pasanganmu?" Tanya seorang lelaki berambut brunnete terang nya sembari duduk di bangku yang terletak tepat di depan Ava.
Jari-jemari Ava yang tengah menari di atas kertas dan matanya yang terus menatap buku paket yang terletak di samping kertasnya pun terhenti seketika. Di angkatnya wajah Ava tepat di kedua manik mata sayu cokelat terang milik Jacob.
Ava mengernyitkan dahinya. Jacob yang melihatnya pun mengerti akan maksud wajah gadis yang berada di hadapannya ini.
Ujung-ujung bibir Jacob tertarik membuat seulas senyuman lebar sembari menyodorkan sebuah Brosur. Kedua bola mata Ava bergerak ke bawah dan tertuju pada sebuah brosur kecil.
Ia mendapati Huruf Kapital yang tertera pada brosur itu.
PROM?!
Kontan, kerutan di dahi Ava memudar seketika dan berubah menjadi wajah terkejut. Kedua mata sayu-nya yang membulat sempurna dan mulutnya ternganga kecil membentuk huruf O.
Secepat ini??
"Apa kau akan berekspresi seperti itu terus menerus dan tidak akan menjawab pertanyaanku?" Tanya Jacob to-the-point. Membuat Ava mengubah ekspresinya menjadi wajah datar.
Ava menggeleng. "Tidak." Katanya singkat. Kemudian ia melanjutkan mengerjakan Tugasnya yang sempat tertunda karena kedatangan lelaki itu.
"Kenapa tidak?" Tanya Jacob kembali karena penasaran.
Ava mengangkat wajahnya sekilas. "Acara yang membosankan." Katanya dengan nada datar.
Kedua alis Jacob terangkat secara bersamaan seketika di dengarnya jawaban yang keluar dari mulut Ava.
Hening sejenak di antara mereka. Tidak ada yang berbicara. Hanya ada suara gesekan dari kertas. Mereka terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.
Sampai pada akhirnya Jacob lah yang mengangkat berbicara. "Membosankan?" Katanya dengan nada tinggi, "apa kau sudah berpengalaman?" Tanya Jacob dengan nada rendah dan sedikit meledek.
Ava mendongak lalu menggeleng sarkas. "Itu bukanlah acara yang penting okay?" Jawabnya meyakinkan. Lalu kembali mengerjakan tugasnya.
Jacob tertawa mendengus. "Bilang saja tidak ada pasangan." Katanya dengan nada acuh tak acuh sambil berlalu.
Seketika mendengarnya, Gadis berambut blonde yang di kuncir satu atau bisa saja di sebut rambut kuda ini terkesiap kaget. Matanya membulat dan penuh amarah di dalam kedua iris matanya. Kedua alisnya terangkat secara perlahan dan bersamaan.
"Apa kau bilang!!!" Sentaknya dengan nada tinggi dan nyaring seketika ia berdiri dari bangkunya dan menggeletakkan bulpoinnya.
Jacob tersenyum penuh kemenangan seketika di dengarnya sentakkan itu. Ia menunjukan deretan giginya yang putih dan lesungnya yang tersembunyi.
Rencananya tidak sia-sia.
Kemudian, Jacob berbalik dan mendapati kedua bola mata Ava yang penuh dengan kekesalan dan amarah. Jacob berdiri dari kursinya dan menatap kedua bola mata Ava lekat-lekat. Diam-diam bulu di kedua tangan Jacob sudah mengedik ngeri. Entah apa yang akan di lakukan oleh Ava setelah ini.
"KAU--" katanya terjeda seraya mengulurkan sebelah jari telunjuk ke arahnya. Ia memejamkan matanya sejenak lalu mendengus keras. Perlahan, tangannya menurun dan mungkin amarahnya telah redah. "Kau-orang yang menyebalkan." Itulah kalimat yang akhirnya keluar dari mulut gadis itu. Kemudian ia kembali duduk karena ia merasa semua pasang mata di sekitarnya telah memperhatikan keduanya.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Jacob Sartorius •DEFINITELY•
ФанфикшнAva Skyllne Frangkeston,gadis cantik berambut blonde selalu dikepang dan mempunyai lesung pipi,mempunyai kelemahan dibidang menari tentunya.Gadis ini asal dari luar negeri tapi bisnis membuatnya selalu berpindah-pindah. Dia menjadi korban permainan...
