CHAPTER 25 (Goes to Ending)

Start from the beginning
                                    

"Udahan belum belanjanya?" Tiba-tiba Samuel kembali bertanya padaku.

Jujur aku bingung harus menjawab apa, takut kena jebakan batman.....

"Udahan kok, gue aja udah pegel banget." Kak Vino menjawab dengan santainya. "Ayo ah Le kita ke kasir gue udah laper." Ajak kak Vino padaku, tanpa mempedulikan Samuel. Dan terus berjalan meninggalkanku dan Samuel menuju kasir.

"Eh...-- bentar kak........" Saat aku ingin menyusul kak Vino tiba-tiba aku merasakan tanganku ditarik seseorang. Ternyata Samuel.

"Gue boleh ikut lo makan gak?" Tanyanya polos. Aku kembali berfikir, engga enak juga kalo harus nolak.

"Kalo engga juga gapapa sih hehe." Ujarnya lagi sambil terkekeh dan mengusap tengkuknya.

"Oh boleh boleh, yaudah ayo." Jawabku setelahnya dan kami akhirnya berjalan beriringan kearah kasir menghampiri kak Vino yang sudah terlebih dahulu sampai.

Namun kak Vino yang melihatku berjalan berdampingan dengan Sam mengernyitkan dahinya, mungkin ia bingung.

"Le lo ngapain bareng dia lagi?" Tanya kak Vino berbisik padaku saat aku sampai di hadapannya.

"Gapapa, dia mau gabung sama kita makan." Jawabku ikutan pelan, tidak enak jika Samuel mendengar.

"Serius lo? Wah Le lo jangan maen api deh, ntar kalo Olie—" Belum selesai kak Vino bicara aku langsung menutup mulutnya, karena sadar atau tidak dia mengatakannya dengan setengah berteriak, dan itu mengundang perhatian Samuel yang mengantri di samping kasir tempat aku dan kak Vino mengantri.

"Tenang deh kak, kita kan cuma mau makan. Lagian kan ada lo jadi gue ga cuma berduaan doang. Dan Jakarta gede, oke waktu itu pas ketemu Sam gue dipergokin sama Oliver, tapi masa sih gue kena buat yang kedua kalinya?" Ujarku pelan dan kak Vino seperti tampak berfikir.

"Ah who knows sih Le? Pacar lo kan kayak hantu tiba-tiba suka nongol sendiri kayak punya radar buat lo." Kak Vino kembali bicara, "Pokoknya kalo tiba-tiba kepergok sama Olie gue ga ikutan ah." Lanjutnya dan sepertinya sudah tidak ingin berbicara denganku.

*

*

*

"Mau pesen makanan apa Le?" Samuel bertanya padaku saat kami bertiga sudah ada di tempat makan yang berada di dalam mall yang sama dengan supermarket yang kami kunjungi tadi.

"Nasi goring sama es teh aja deh." Jawabku sekenanya, jujur aku merasa rishi sekarang dan sedikit cemas karena omongan kak Vino di kasir tadi. Bagaimana kalo Oliver beneran muncul disini?

"Le lo pesenin gue yang sama kayak lo aja. Gue mau ke toilet dulu." Ujar kak Vino padaku dan berjalan menuju toilet. Otomatis aku hanya berduaan dengan Samuel saat ini.

Semoga Oliver ga kesini, semoga Oliver ga lagi iseng makan siang disini.... Tak henti aku merapal doa. Mungkin sikapku seperti perempuan yang berada dalam keadaan selingkuh dan takut diketahui oleh pacarnya, tapi ayolah pacar mana yang senang jika melihat pacarnya makan bersama dengan sang mantan? Kalo lo udah tau begitu kenapa lo ga nolak pas dia minta gabung Le? Seru otakku meledek. Meskipun niatku tidak selingkuh pasti Oliver akan cepat berspekulasi jika melihat aku bersama dengan Samuel lagi.

"Kayaknya kakak kamu masih ga suka ya Le sama aku. Hahaha. Dari dulu loh, ga berubah juga." Ujar Sam garing memecahkan segala pikiran ngelanturku. Dan aku hanya tersenyum seadanya.

"Kamu tau sendiri pembawaan kak Vino gimana." Balasku sekenanya, sepertinya Samuel merasa kalau kehadirannya sekarang memang tidak diinginkan oleh kakakku.

It's Always been You (COMPLETED)Where stories live. Discover now