Ify Is Mine Part 16

9.7K 367 29
                                    

Perlahan-lahan, kelopak mata Ify terbuka. Via dan Agni tersenyum sumringah dibuatnya. "Fy, lo sadar. Ifyyyyyyyy" teriak Via heboh dan memeluk Ify erat.

"argh" erang Ify karena pelukan Via yang begitu erat.

"kenapa Fy? Ada yang sakit, gue panggilin dokter dulu ya?" tawar Agni mendapat gelengan Ify.

"gue gak papa. Via terlalu erat meluk gue. Kepala gue pusing" cengir Ify membuat kedua temannya bernafas lega. Namun ia melihat ada yang kurang.

"Shilla mana?" tanya Ify kemudian.

"Fy, lo mau makan buah gak? Kan lo udah seminggu gak sadar. Mungkin apel bagus buat lo" Via mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Vi, gue tanya Shi—"

"atau lo mau anggur? Nih gue kasih spesial buat lo hehehe" Via tertawa sendiri masih berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ag" ucap Ify mengalihkan pandangannya kepada Agni, karena ia tau, Via tak akan menjawab pertanyaannya.

Agni menghela nafas "Fy, gue janji. Setelah lo keluar dari sini. Gue akan ceritain semuanya"

"ada apa sih sebenarnya?" bingung Ify karena melihat gelagat aneh dari keduanya.

CKLEK

Pintu ruang rawat Ify terbuka memunculkan sosok Rio, Iyel, Alvin dan Cakka disana. Mereka berempat terpaku melihat Ify sudah siuman. Perlahan Via dan Agni mundur untuk memberi ruang berbicara pada Rio dan Ify.

Pandangan Ify tepat mengarah ke Rio. Tatapannya dingin, tak seperti Ify yang biasanya.

"Fy" panggil Rio berusaha menghilangkan kecanggungan antara keduanya. Rio mendekat ke ranjang Ify. Sedangkan Ify masih menatap Rio tajam.

"kamu udah sadar?" Rio begitu senang sekaligus terharu melihat keadaan gadis yang sangat ia khawatirkan akhirnya sadar.

Ify berdecih "menurut lo! Ah gue tau, lo mau gue mati kan?" jawaban sinis Ify membungkam mulut Rio.

"apa maksud kamu Fy?"

"udahlah, gak usah sok baik. Bejat tetap aja bejat. Pergi lo! Gue muak liat muka lo" Ify mengalihkan pandangannya dari Rio. Sedangkan Rio terperangah kaget.

"apa? Kamu kenapa Fy? Kamu baik-baik aja kan?" Rio memegang kedua bahu Ify berusaha agar gadis itu menghadap kearahnya.

Ify menepis tangan Rio "jangan sentuh gue dengan tangan kotor lo itu! Sadar, lo itu manusia paling brengsek dimuka bumi ini. Dan lo nanya gue baik-baik aja? Pikir pake otak, menurut lo gue baik atau enggak setelah apa yang lo lakuin malam itu"

"Fy..aku..aku minta maaf atas kejadian malam itu, aku khilaf Fy"

Ify bertepuk tangan "maaf? Khilaf? APA LO PIKIR DENGAN MAAF LO BISA BALIKIN KEPERAWAN GUE LAGI HAH! PIKIR" teriak Ify frustasi.

"kamu bisa ngelakuin apa aja ke aku Fy. Atau..atau kalo kamu mau bunuh aku, aku siap Fy"

Ify tersenyum sinis "gue gak sepicik dan sekotor lo! Jadi gue gak akan gunain tangan gue buat ngelakuin hal yang gak berguna kayak gitu. Dan keluar sekarang"

Rio mengangguk dengan senyum yang terpatri dibibirnya. Ia pasrah saat ini. Rio menutup pintu dan tanpa ia tau bahwa Ify menangis sesudahnya. Walaupun kata-kata yang ia lontarkan begitu tajam, namun Ify tetaplah Ify. Ia masih mencintai Rio dengan segenap perasaannya.

***

Keesokan harinya, Ify sudah diperbolehkan pulang. Via dan Agni setia berada disisinya. Mereka selalu memenuhi apa yang Ify butuhkan. Rio? Hanya bisa mengamatinya dari jauh saja. Karena ia yakin Ify masih sakit bahkan teramat sakit karenanya.

Ify Is Mine [✔️]Where stories live. Discover now