Ify Is Mine Part 2

8.8K 380 8
                                    

Peluh membanjiri wajah Ify, hampir setengah jam lamanya ia menunggu macet reda, barulah ia sampai dirumah. Ia melihat sebuah mobil mahal yang terparkir dihalaman rumahnya. Ify pun bingung, ada apa ini. Ia langsung bergegas masuk kerumahnya atau lebih tepatnya rumah tantenya yang sederhana.

"assalamu'alaikum ibu Ify pulang" salam Ify kepada tantenya yang biasa ia panggil ibu ini.

Tantenya langsung menyahut "Ify udah pulang, ayo masuk nak, ibu ada tamu" sambut tante Ify antusias dengan kehadiran Ify.

Ify pun masuk kerumah dan melihat tamu tantenya dengan tersenyum. "selamat siang tante" sapanya dan menyalami tamu tersebut.

"siang, kamu yang namanya Ify ya? Cantik banget" ucap tamu tersebut seraya tersenyum.

"iya tante saya Ify, tante juga cantik kok. Ify ganti baju dulu ya tante gak enak kalo gini" Ify pun berlalu dengan senyum manisnya.

"keponakan kamu cantik banget San, baik lagi" ucap sang tamu kepada tante Ify.

"kamu bisa aja Eliana, dia memang anak yang baik dan penurut" ujar Santi pada Eliana dengan senyum.

"jadi bagaimana dengan hal ini Santi, apa kamu telah membicarakannya pada Ify?" tanya Eliana serius.

Senyum Santi menghilang mendengar penuturan Eliana "aku belum bicara padanya Li, aku takut dia menolaknya. Tapi aku juga tak ingin mengecewakan kakakku" Santi tersenyum pedih.

Ify pun datang dengan nampan yang berisi brownies yang dibuatnya tadi pagi "tante dicoba ya brownies buatan Ify" setelah meletakkan brownies itu Ify pun duduk disebelah tantenya.

"terima kasih cantik" Eliana mencoba brownies buatan Ify, senyum mengembang dibibirnya "kamu pintar masak ya? Perfect. Udah cantik, pinter dan bisa masak lagi" ucap Eliana membuat pipi Ify bersemu.

"makasih tante" hanya itu balasan Ify.

Seperti baru mengingat sesuatu Eliana bergumam "oh ya Ify sama Santi entar malam datang ya diacara dinner dirumah saya"

"baik Li, Insyaallah kami akan datang" ucap Santi bijak.

"pokoknya harus datang" Eliana cemberut.

Santi dan Ify hanya bisa tersenyum.

***

Setelah pulang dari rumah Ify, Eliana langsung menuju kekediamannya mencoba mengurus apa yang akan disajikan untuk nanti malam. Jam menunjukkan pukul empat sore dan ia tak melihat anaknya. Bingung harus bagaimana, ia pun menelpon salah satu anaknya.

"sayang kamu dimana? Kenapa belum pulang? Mommy kan udah bilang gak boleh ada yang pergi" cerocos Eliana saat telepon baru saja diangkat.

"Mom, aku lagi latihan sepak bola, ini baru aja kelar. Aku bakalan pulang setelah ini. I promise" jawab anaknya diseberang sana.

"gimana sama adik kamu? Dia dimana? Ada sama kamu nggak. Aduh, jangan sampai dia gak dateng. Mommy tarik fasilitasnya"

"aku gak tau Mom, tadi sih pas pulang sekolah, dia langsung pulang katanya. Mommy udah cek dikamarnya?"

Eliana menepuk jidatnya "astaga, Mommy lupa sayang. Kamu hati-hati dijalan oke. Mommy mau cek keadaan adik kamu dulu"

"oke Mommy, see you"

"bye sayang" Eliana langsung menutup telponnya dan menuju lantai dua dimana kamar anaknya berada. Didepan kamar anak bungsunya Eliana mengetuk pintu namun tak ada jawaban. Ia pun membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci itu dan melihat keadaan kamar yang begitu berantakkan.

"astaga, kamu apain kamar kamu sayang" teriak Eliana membuat sang empunya kamar terbangun dari tidur lelapnya.

Antara setengah sadar, ia langsung terduduk ditempat tidur king sizenya.

"Mommy apaan sih, ganggu aku tidur aja" omelnya seraya menggaruk kepalanya dengan mata yang masih merah dan mulut menguap.

"kamu yang apaan, liat keadaan kamar kamu, kayak kapal pecah gini. Aduh sayang bilang dong sama bibi kalo kamar kamu berantakkan, jadi kan bisa dibersihin"

Sang anak hanya mengangguk-angguk karena tak ingin terkena omelan lebih panjang.

"satu lagi, kamu harus siap-siap, pokoknya harus ganteng. Pakai baju yang Mommy beliin kemarin. Oke sayang"

"oke Mom"

Eliana meninggalkan kamar anak bungsunya dengan senyum misterius yang terpatri diwajahnya. Sedangkan sang anak kembali tidur dan menarik selimut.

***

Ify sedang mencuci piring dengan bersenandung kecil. Sang tante yang melihatnya pun menghampirinya dan terbelalak melihat pergelangan tangannya yang membiru.

"astaga Ify" ucap sang tante membuat Ify menoleh.

"kenapa bu?" ia pun melihat kemana arah pandang sang tante dan menarik tangannya kebelakang badan.

"kenapa tangan kamu sayang?"

"gak papa bu, ini tadi Ify Volly, karena gak bisa service nya jadi kayak gini" bohong Ify pada tantenya.

"kamu gak bohong kan sayang?"

Ify sedikit gugup "enggak bu, Ify gak bohong" Ify menampilkan senyum manisnya mepengaruhi sang tante.

"yasudah, nanti dikasih salep ya biar cepat sembuh"

Ify memperagakan gaya hormat "siap ibu" ucapnya membuat sang tante tertawa.

*** 

hay hay, aku post part 2 nya ya. semoga kalian suka bacanya. jangan lupa Vote sama Comment :)



Jambi, 27 April 2016

Dilla Nurdiah

13.29



Ify Is Mine [✔️]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt