Ify Is Mine Part 7

7.2K 329 4
                                    



Keesokan paginya Ify kaget karena kehadiran Rio didepan rumahnya. Rio berdiri didepan motor sportnya dengan wajah tenang dan mata tertutup. Ify tersenyum sekilas melihatnya. Ibu yang melihatnya langsung menyapa Rio.

"nak Rio, kamu udah sarapan?" tanya Santi basa-basi.

"udah Bu" ucap Rio sopan. " lo udah siap? Kita harus berangkat sekarang" Rio melirik Ify dan diangguki oleh gadis itu. Ketika Ify berdiri dihadapan Rio, pria itu berbisik kearahnya "jangan pede lo, gue ngelakuin ini juga terpaksa" membuat senyum diwajah Ify menghilang.

Ify menaiki motor sport Rio dan langsung melaju dengan kencang. Mau tak mau Ify memeluk erat Rio dan memejamkan matanya. Rio makin mengencangkan laju motornya hingga diparkiran sekolah. Ify turun dengan wajah yang pucat pasi. Rio yang melihatnya pura-pura tak tau dan langsung menuju kelasnya.

Ify menetralisirkan detak jantungnya dan juga menuju kelasnya. Ia melihat Rio yang bermain gitar seperti tak terjadi apa-apa. Ia menghela nafas panjang dan duduk kembali dibangkunya.

Tak lama Ify melihat Shilla muncul dengan senyum mengembang diwajahnya. Ify pun mengernyitkan wajahnya bingung melihat salah satu sahabatnya ini yang seperti orang gila saja.

"lo kenapa Shil?" tanya Ify yang langsung menghadap kebelakang dimana Shilla duduk.

"gue seneng dan lo harus tau" Shilla menangkup pipinya sendiri dan menggembungkannya.

"lo jadian sama Alvin yah?" jahil Ify membuat Shilla cemberut.

"Alvin tuh punya Via. Lo gimana sih"

"terus?"

"kemarin gue dianter pulang sama Iyel" Shilla mencubit gemas pipi Ify.

Ify memutar matanya kesal "gue tau, kemarin kan gue liat" Shilla menepuk jidatnya dan menyengir malu.

"oh ya Fy, lo kenapa sih mau sama Rio. Gue udah ingetin lo berkali-kali kalo dia itu cuek, pendiam, sombong, keras kepala, badboy. Semua sifat buruk ada di dia" ungkap Shilla pada Ify.

Ify tersenyum "gue tau semua sifat buruknya Shil, tapi lo tau kan kalo cinta gak bisa dipaksa. Gue yakin, dia pasti punya sisi baik"

Shilla mendengus membuat Ify melanjutkan argumennya "gimana sama lo? Lo juga tau kan sifat buruk Iyel tapi lo masih suka juga sama dia"

"dia beda sama Rio, Fy"

"sama, Rio juga beda sama Iyel"Ify beranjak meninggalkan Silla yang menggelengkan kepalanya salut.

***

Setelah kejadian tak terduga dipagi hari. Pulang sekolah ternyata Ify melihat sekolahnya akan diserang oleh SMA Topan. Mereka menunggu ditempat tersembunyi, namun Ify melihatnya walaupun mereka tak melihat Ify. Ify kembali mundur dan masuk kesekolahnya. Ia kembali kekelasnya dan melihat masih banyak temannya yang belum pulang.

"Via gawat..gawat..gawat" Ify mondar-mandir seperti setrikaan membuat Via bingung.

"gawat kenapa Fy?" tanya Via penasaran. Tak biasanya Ify begitu.

Ify menggigit kuku ibu jarinya tanda cemas ia masih saja mondar-mandir "anu..anak SMA Topan kayaknya bakal nyerang sekolah kita dan gue-

"lo cemas sama Rio kan?" sahut Iyel yang tiba-tiba saja muncul dan mengambil tasnya, ia tersenyum pada Ify.

"Iyel kok lo—" Ify kaget bukan main melihat Iyel namun belum sempat ia tuntas berbicara Iyel memotongnya "lo tenang aja, Rio itu jago dalam bela diri, dan gue akan selalu jagain dia. Jangan cemas" Iyel menepuk pundak Ify memberi semangat. Sedangkan Ify malah cengo.

"lo kenapa gak bilang kalo Iyel masuk, gue malu" Ify menghentakkan kakinya membuat Via menghela nafas. "lo langsung nyerocos, mana sempat gue halau" Via meniup poninya.

Kemudian Via beranjak dan mengenakan tasnya "lo mau pulang gak? Bareng gue deh. Tenang aja, Rio gak bakalan kenapa-napa. Dia kan badboy cap kapak, hahaha" Via merangkul Ify dan mengajaknya keluar kelas. Namun ketika berada diparkiran sekolah, Ify melepas rangkulan Via.

"kenapa, lo mau pulang gak?" Via telah duduk dimotornya dan mengenakan helmnya.

"lo duluan aja deh, itu...anu...kotak pensil gue ketinggalan dilaci meja deh kayaknya. Gue mau ngambil dulu"

Via menatapnya penuh selidik "gue tungguin deh gak papa"

"gak usah Via, lo pulang aja. Bye" Ify langsung pergi masuk kembali kedalam sekolahnya, dan Via tak mau ambil pusing, ia bergegas meninggalkan sekolah sebelum tawuran. Kalo dia kena siapa juga yang mau tanggung jawab, pikirnya.

Ify masuk kedalam sekolah dan ia mengintip motor Via sudah tidak ada diparkiran, aman. Namun baru saja ia ingin mencari Rio, banyak gerombolan siswa yang bukan teman sekolahnya berdiri didepan sekolahnya (?) ada yang menggunakan batu, palu bahkan hal seram lainnya. Ify bergidik ngeri.

Salah seorang dari rombongan itu melihat kehadiran Ify dan ingin menggunakan gadis itu sebagai umpan. Dia mendekati Ify membuatIfy mundur perlahan. Karena tak ingin gadis itu kabur, pria tersebut melempar Ify menggunakan batu yang lumayan besar. Namun

BUKK

Ify merasakan ada orang yang memeluknya, dan batu itu tentu saja tak mengenainya. Ify membuka mata dan melihat sosok Rio memejamkan matanya menetralisir rasa sakitnya. Sedangkan tawuran entah sejak kapan terjadi membuat Ify panik. Rio menarik lengannya kasar dan mereka memasuki kawasan sekolahnya.

Setelah merasa aman, Rio berlari meninggalkan Ify yang masih shock dengan wajah yang begitu pucat. Dan sepertinya tawuran itu berlangsung lama, dan Ify masih saja cemas. Hampir setengah jam dan bunyi-bunyi yang menyakitkan telinga pun telah usai.

Rio menghampirinya dengan wajah babak belur. Ify menoleh dan makin pucat. Ia takut Rio akan makin marah kepadanya, ia begitu bodoh.

"lo mau mati?" tanya Rio dengan nada dingin.

Ify hanya diam tak tau harus menjawab apa.

"lo mau mati hah! Lo tau kan kalo tadi ada tawuran, dan kenapa lo masih disekolah? Bego" bentak Rio kasar pada Ify. Gadis itu tak menangis, tapi wajahnya pucat dan dadanya berdebar hebat tanda ia takut.

"maaf" hanya satu kata yang keluar dari bibirnya.

Rio mendengus, tentu saja ia kesal pada gadis bodoh ini. Tapi karena ia telah berjanji pada mamanya untuk menjaga gadis ini walau terpaksa. Rio kembali menarik gadis itu menuju UKS.

"obatin luka gue" pinta Rio tanpa ada basa basi.

Ify hanya mengangguk dan mengambil kotak P3K yang ada disana. Ia mengeluarkan kapas dan alkohol. Muka Rio begitu parah, bagian pelipisnya berdarah, sudut bibir sebelah kanannya juga. Dan mukanya membiru dibagian kedua pipinya. Ify membersihkan muka Rio dalam diam selama lima belas menit. Setelah selesai ia meletakkan kembali kotak P3K nya dan menghampiri Rio.

"maaf Yo, karena aku, kamu jadi gini. Dan makasih" Ify tersenyum manis dan bergegas meninggalkan Rio. Tentu saja demi kesehatan jantungnya.

Rio menghela nafas panjang dan membaringkan dirinya diranjang UKS. Entah kenapa tiba-tiba saja ia ingin menjemput gadis itu tadi pagi, dan menolongnya saat tawuran tadi. Entahlah Rio binggung memikirkannya.

***

hay hay, gimana ceritanya? gaje ya. maafkan deh
jangan lupa Vomment nya ya :D



Ify Is Mine [✔️]Where stories live. Discover now