Ify Is Mine Part 15

9.3K 358 30
                                    




Setelah mendapatkan beberapa kantong darah. Dokter bergegas kembali memeriksa Ify yang masih kritis. Sudah enam jam operasi dilakukan namun tak ada tanda-tanda Ify akan keluar dari ruangan itu. Rio dan Iyel sengaja tak memberi tau Mommy, Daddy dan tante Ify, karena mereka takut.

"Yo, Yel. Gue anter Via pulang dulu" ucap Alvin.

"gue gak mau pulang Vin" interupsi Via.

"gue bakal kasih tau lo, kalo Ify udah dipindahin" Alvin mencoba bernego. Mau tak mau akhirnya Via diantar pulang oleh Alvin.

Agni masih memejamkan matanya menahan amarah. Kecurigaannya beberapa bulan ini ternyata memang benar. Setelah kedatangan Oik, Shilla memang sedikit berbeda, namun hanya dia yang menyadarinya. Sedangkan Ify dan Via tidak.

Dan ketika mereka di Mall itu, Agni curiga pada Shilla karena sibuk dengan ponselnya dan tak lama seorang pria memeluk Ify dan Agni melihat Shilla memotretnya walaupun ia hanya diam saja.

Ia tak menyangka, persahabatan yang mereka bangun selama tiga tahun, berantakkan begitu saja. Obsesi Shilla mendapatkan Iyel memang sangat besar, tapi Agni tak menyangka karena hal itu Shilla tega menyakiti Ify secara tersirat.

Cakka yang melihat Agni diam pun menepuk halus pundaknya " lo gak papa kan Ag?"

"gue gak papa Kka, tapi rasanya gue pingin bunuh orang"

Cakka mendelik "sabar Ag, gue tau lo sayang Agni. Shilla dan Via juga"

Agni melengos "jangan sebut nama Shilla"

"kenapa?"

"jangan sampe gue potong bibir lo yang berisik itu Kka"

Cakka hanya diam saja. Tak tau apa yang terjadi sebenarnya.

Pintu ICU terbuka dan dokter melepas maskernya "dimana wali Ifyraina?" tanya dokter itu.

Iyel berdiri "saya kakaknya dok, orang tua kami sedang sibuk, jadi beri tau kami apa yang terjadi"

Dokter menghela nafas "pasien mengalami pendarahan hebat di otaknya. Saya belum dapat memastikan apakah ada hal yang buruk atau tidak pada otaknya. Tapi pasien mengalami kritis. Berdo'a saja semoga Allah memberikannya kesembuhan" dokter itu menepuk bahu Iyel sekilas kemudian kembali berbicara "setelah ini pasien akan kami pindahkan diruang rawat" dokter itu pun berlalu.

Rio masih duduk termenung seperti orang linglung. Iyel tak tega melihat adik kembarnya seperti itu. Iyel menepuk bahu Rio menenangkan. Dan Rio menghela nafas pasrah.

***

Ify sudah dipindahkan keruang rawat, kondisinya masih sama, kritis dan sangat mengenaskan. Rio sedari tadi duduk disampingnya dan menggenggam tangannya, Rio menyesal karena selama ini selalu menyakiti Ify. Bukan, bukan karena Rio membenci Ify sebenarnya, tapi ia terlalu kaget harus menikahi gadis yang tak pernah ia bayangkan, sedangkan ia masih mencintai Oik saat itu. Seiring berjalannya waktu, Rio sadar bahwa Ify benar tulus mencintainya, walaupun Rio selalu menyakitinya.

"maaf" Rio mengecup tangan Ify yang berada digenggamannya.

"sadarlah, lakukan apapun yang mau kamu lakuin ke aku, jangan kayak gini Fy" sebulir air mata jatuh dari kelopak mata Rio.

"maaf" lagi, kata itu yang bisa diucapkan Rio.

"aku mohon bangun Fy, kamu harus balas perbuatan aku selama ini ke kamu. Kamu..bisa..bunuh..aku setelah ini" Rio masih saja bersuara walaupun ia tau Ify tak akan sadar dengan hal itu.

Iyel yang berada didepan pintu sontak saja memejamkan matanya, kemudian ia memegang dadanya yang terasa sesak, entah kenapa, apapun yang dirasakan oleh Rio pasti ia akan merasakannya juga. Atau karena, ia juga mencintai gadis yang terbaring lemah diranjang itu.

Agni menepuk bahu Iyel, membuat pria itu menoleh. Agni tersenyum miris.

"entah kenapa sejak awal masuk SMA dan ketemu Ify, gue langsung sayang sama dia Yel, gue udah anggep dia kayak sodara gue. Dan ngeliat dia disakiti kayak gini, rasanya hati gue juga sakit. Gue pingin banget bunuh Rio saat denger kabar ini dari Cakka, tapi gue sadar bahwa ketulusan Ify udah merubah Rio sepertinya" Agni menoleh kearah Iyel yang menatapnya, kemudian ia melanjutkan "gue yakin, setelah ini, Ify yang selama ini mendam perasaannya ke Rio akan merasakan cinta yang sesungguhnya"

Iyel mengangguk "dari awal gue tau bahwa Ify bisa ngembaliin adik gue kayak dulu. Gue yakin, makanya gue relain dia sama Rio, Ag. Karena gue sayang mereka berdua"

Agni menepuk-nepuk bahu Iyel menguatkan "gue tau lo pasti kesiksa kan? Tapi lo abang yang baik Yel, dan lo orang yang baik"

"gimana sama lo Ag? Apa lo bakal maafin Shilla?"

Agni menegang ditempatnya "gue gak tau Yel" kemudian ia menggedikkan bahunya acuh.

Seseorang menepuk pundak Agni dan Iyel bersamaan, tak lain tak bukan adalah Cakka. "kalian ngapain disini berduaan, kan gue cemburu" cengirnya.

Iyel tersenyum, sedangkan Agni mendengus. "gak ada niat buat masuk?" tanya Cakka karena keduanya hanya diam.

Agni menggeleng "gue mau pulang, entar malem gue kesini lagi" Agni berlalu namun Cakka menahan lengannya.

"gue anter lo" ucap Cakka penuh harap.

Agni mengangguk karena sebenarnya ia juga sudah lelah "thanks"

Iyel tersenyum pada keduanya, dan tak lama mereka berlalu. Iyel membuka pintu rawat kamar Ify, Rio langsunng menoleh pada saudara kembarnya itu.

"lo makan dulu Yo. Gue jagain dia" Iyel menepuk bahu Rio.

Rio menggeleng "gak Yel, gue disini aja. Gue mau jagain Ify" Rio kembali menggenggam tangan Ify kemudian menciumnya. Iyel menatap adiknya salut.

"kalo lo tumbang gimana? Jaga kondisi lo juga Yo" Iyel tersenyum menenangkan adiknya. Rio mengangguk dan lekas pergi untuk makan, karena ia tak mau terlalu lama berjauhan dengan Ify.

Iyel menggantikkan Rio duduk disamping Ify. Iyel tertawa sumbang. "gue berharap lo siuman Fy, lo harus liat gimana Rio. Dia sayang sama lo"

***

Sudah seminggu pasca kondisi Ify yang tak kunjung sadar. Selama itu Rio selalu berada disisi gadisnya. Selama seminggu itu pula Oik dan Shilla hilang tanpa kabar. Agni merasa kecewa, Shilla lari dari tanggung jawabnya sebagai sahabat. Sedangkan Via marah besar pada Shilla saat Agni menceritakan semua kejadiannya.

Rio sedang makan siang ditemani oleh kedua teman dan satu saudara kembarnya. Dan Via serta Agni lah yang menjaga Ify.

Via kembali menitihkan airmata nya "kapan lo bangun Fy? Gue mau cerita banyak sama lo. Bentar lagi kita juga mau UN kan? Lo pasti gak mau nilai lo anjlok. Bangun Fy, gue mohon" Via menggenggam tangan Ify yang dingin dan terlihat semakin kurus.

"Vi, sabar. Ify pasti denger semua ucapan kita" Agni mencoba menenangkan Via.

Via menoleh kearah Agni "maaf Ag, gue Cuma takut Ify gak bangun lagi. Gue takut, Ify ninggalin kita"

Agni mengangguk dan tersenyum sedih "Ify gadis yang kuat Vi. Gue yakin" tak lama tangan yang berada digenggaman Via bergerak. Agni pun melihatnya.





hay hay. balik lagi sama cerita gaje gue. gue tau ini makin aneh dan absurd, apalagi typonya bertebaran. tapi hargailah tulisan ini dengan vomment kalian.

oh ya btw, rekomendasiin cerita Rify yang ok dong. atau tenlit gitu yang bikin nangis dan baper. soalnya lagi badmood nih. thanks before guys

Ify Is Mine [✔️]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora