Ava menghela nafas panjang. "Apa kau mendengar--"
"Ya. Aku telah mengetahui semuanya, kebenaran darimu." Balasnya lirih sekaligus memotong kalimat tanggung Ava.
Reva tertawa mendecih. "Kenapa kau berusaha menutupinya Ava?kenapa kau membuat dirimu menderita?" Tanya Reva.
Ava terdiam ia tidak mempunyai cukup nyali untuk menjawab pertanyaan sahabatnya.
"Mengapa?" Tagih Reva kemudian setelah keheningan yang di isi dengan suara isakan berlalu.
Ava menelan ludah dengan susah payah. Kemudian menghela nafas panjang. "Aku hanya ingin kau bahagia." Jawab Ava kemudian dengan nada rendah.
Reva melepas pelukannya lalu ditatapnya kedua manik mata milik Sahabatnya lekat-lekat. Ia sungguh tersentuh akan kalimat yang di lontarkan sahabatnya. Ternyata sahabatnya ini telah berkorban banyak sampai mengorbankan cintanya. Ia juga berbohong tentang berstatus Taken bersama Hunter. Mengapa Ava melakukan semua itu padahal ia telah menyusahkannya berkali-kali. Reva kembali mengalirkan air bening dari kedua matanya.
"Kau sangat pandai berbohong Ava," Ujarnya memuji sambil tersenyum licik. "Aku sungguh beruntung mempunyai sahabat sepertimu." Ucap Reva seraya memeluk Ava kembali. Ia menangis di dalam dekapan sahabatnya. "Terima kasih telah berusaha membelaku." Bisiknya pelan. Ava hanya tersenyum tipis karena ia masih merasa bersalah.
"But,how About your-" di urungkannya niat untuk memprotes sahabatnya bernama Reva. Karena ia takut malah membuat sahabatnya makin sedih.
Reva yang mendengarkannya pun mengerti apa maksud sahabatnya.
"It's Okay. It's my fault. Dan sudah sepatutnya aku membayar kesalahan yang telah ku perbuat."
Dahi Ava berkerut keras. "Apa maksudmu?" Tanya Ava tidak mengerti.
Reva tersenyum tipis seraya mengusap air matanya yang telah membasahi pipinya terus menerus.
"Kita seperti drama queen saja," Ucap Reva yang sukses membuat Ava tertawa pelan. "Kali ini kau tidak perlu mementingkan hubunganku sekarang dengannya. Itu urusanku."
******
'Aku akan mendengar alasan itu dari mulutnya.'
'Maafkan aku,'
'It's Okay. It's my fault.'
'Jangan pikirkan hubunganku dengannya. Itu urusanku.'
'Aku baru saja memutuskan hubunganku dengan Robi.'
Otak kreatif milik Ava terus memaksakan diri untuk berpikir keras dan mengulang setiap kalimat itu. Ia sungguh kacau jika terus mengingatnya. Ia merasa tiada ketenangan di dalam dirinya setelah apa yang terjadi.
Gadis itu sekarang menatap kosong ke arah air danau yang bening dan damai. Kalimat itu terus berputar di otaknya sampai seseorang membuyarkan lamunannya.
"Hey," seru seorang lelaki berpakaian hoodie berwarna Putih,Hunter. "Ini untukmu." Katanya seraya memberikan minuman. Gadis ini menoleh lalu mengulurkan tangan kanannya untuk menerima pemberian sahabatnya sambil tersenyum tipis.
YOU ARE READING
Jacob Sartorius •DEFINITELY•
FanfictionAva Skyllne Frangkeston,gadis cantik berambut blonde selalu dikepang dan mempunyai lesung pipi,mempunyai kelemahan dibidang menari tentunya.Gadis ini asal dari luar negeri tapi bisnis membuatnya selalu berpindah-pindah. Dia menjadi korban permainan...
JS•38
Start from the beginning
