Then I Meet Him, .... Again

Start from the beginning
                                    

Untung saja aku tidak grogi menyampaikan usulanku. Aku tak ingin berbicara banyak  ,malah jika boleh jangan  sampai aku berbicara dengannya. Setelah berpamitan duluan untuk langsung menuju lokasi stage,ku lajukan langkahku ,aku tak ingin lagi menatapnya lebih lama.

....

Ketika sedang menyetirkan mobilku aku terus terfikir, walau dengan cara apapun aku pasti akan berkerjasama dengannya, well, dia sebagai apa ya?.

"What the hell, pikiran apa ini bukannya aku udah punya Zac, don't you ever think about it jennifer" ku acak poniku dan berusaha fokus kejalan.

Setibanya di panggung aku mulai melakukan briefing ke bebrapa crew yang telah diseleksi sebelumnya aku mulai naik ke panggung dan berlaku like a bouzzz , padahal jika kuingat semasa SMA dulu akulah yang selalu diatur ,lucu jika kuingat.

Tiba tiba saja suaranya terdengar

"Can you please move in orchestra stage  Miss Palvin ?"

Aku tak menjawabnya dan hanya mengarahkan segerombolan orchestraku. Setelah beberapa saat mengarahkan ,akhirnya aku diperbolehkan untuk beristirahat dan kembali pada pukul "18:50" , kulihat jam tanganku telah menunjukkan pukul "16:52".

Aku berlari menuju mobilku dan menuju ke tempat yang membuat senyumku kembali mengembang setelah beberapa jam yang lalu wajahku yang selalu diharuskan tegas tanpa senyuman, and i'm seem's like a bad person.

....

Kulihat tempat itu dengan wajah yang sungguh berbinar binar. Veniceè

"Chef dimana ?" Aku bertanya dnegan cashier
"Emm.. rooftop kayaknya Miss"

Aku langsung tersenyum senang mendengarkan kata rooftop ,yang kubayangkan a candle in the cloudy atmosphere , and extinguished when it rained down , it just heard romantic ,right ?.

Aku berlari dengan enteng karena heel's ku sudah ku ganti dengan sepatu teplek ,aku tak mau heel's mengubah suasana nya menjadi fail seperti yang terjadi sebelumnya. Ketika aku membuka pintu menuju lantai paling atas ku melihat Zac yang tengah berdiri memandang gedung gedung tinggi di hadapannya.

"Zac.." teriakku dengan kencang

Zac menatapku dan tetap berdiri terpaku di tempatnya. Aku yang masih nampak senang datang di hadapannya. Well no candle in here just 2 chair and a table ,so simple, god my expectation T_T.

"Kamu nggak capek ?"
"I neverrr tired ,you know as always" kataku menekankan kata R sambil menarik tangannya dan mengajakknya duduk di kursi

"Kamu gak mau nanya sesuatu"
"No nothing, I just want to see you" senyumku makin mengembang

"Jenn, please don't take me to this situation"

Aku heran apa yang ia bicarakan.

"Please ,blame it all on me!" katanya dengan suara yang kasar
"What you talki'n about?" Senyumku hilang dan menatapnya iba sekaligus heran dengan perkataanya barusan

"Aku tau kamu tau semuanya ,kamu hanya diam dan nutup telinga kan?, say it true ,right?"
"I.. don't understand"

"Okay lets talk and make it clear, I have fianceé ,and it's not you ,she's my co chef in italia, her name is Andrea, I will marry her soon, she came in Indonesia when you came in Paris, so we can't longer together"

Sebenarnya aku tau dari awal sejak berita itu terdengar di telingaku tapi aku lebih baik tidak menghiraukannya karena ku pikir ia tak mungkin melakukannya ,aku terlalu percaya, sejak awal aku memang terlalu percaya,dan disaat orang yang sepantasnya dipercaya aku malah terlambat untuk menyadari. Serba salah hidupku ini.

Lie (FriendZone means Friends Gone)  [SELESAI]Where stories live. Discover now