Epilog

8.1K 707 17
                                    

     Gak ada sequel kasihan kalau hubungan Iq(Nam...) bermasalah lagi.
Happy Reading guys :)

__________

UnEdit

      Terkadang (Namakamu) merasa hidupnya selalu dibawah, berada titik dimana dia paling dibenci, dijauhi, tak dianggap. Dia pintar, dia baik, dia cantik tapi mengapa mereka selalu ingin menyakiti (Namakamu).

     Iqbaal dan (Namakamu), mereka saling bertolak belakang, (Namakamu) gadis lemah, hanya memiliki sedikit teman yang peduli tapi (Namakamu) bersyukur karena selalu mendapat banyak perhatian dari kedua orangtuanya. Berbeda dengan Iqbaal, dia berkuasa, paling ditakuti, bisa berbuat semena-mena semua orang ingin berteman dengannya, tapi di balik kekuatannya, dia memiliki satu luka, luka.yang sekian lama akan melebar dan bertambah parah, luka saat dia harus menerima orang tuanya  tidak pernah membanggakannya, dia selalu bersikap aneh, berbuat onar karena dia ingin diperhatikan, ingin mendapat perhatian, bukan malah di banding-bandingkan.

     (Namakamu) melangkah menuju kantin, tempat biasanya Iqbaal nongkrong, tadi pagi di kelas Iqbaal ada ulangan matematika dan (Namakamu) ingin mengetahui berapa nilai yang Iqbaal dapatkan sebagai murid (Namakamu) selama tiga minggu. (Namakamu) mengedarkan pandangannya mencari sosok Iqbaal, selang beberapa detik pupil matanya menangkap Iqbaal yang sedang tertawa dan bercerita dengan dua temannya.

     "Baal." Iqbaal menoleh mendapati sang pujaan hati yang menatapnya datar, Iqbaal mengerutkan kening biasanya selalu Iqbaal yang menemui (Namakamu), entah keajaiban aoa yang mengantarkan (Namakamu) kemari.

     "Apa yang, " (Namakamu) bergidik ngeri sekaligus jijik dengan panggilan itu.

     "Pagi-pagi udah ngapel (Nam...), " Kiky menceletuk sambil memasukan satu gorengan kedalam mulut nya.

     "Anjayyy sayang." Celetuk Bastian

     "Mana hasil ulangan matematika nya?"

     Iqbaal terdiam sejenak, kemudian bola matanya berputar keatas nampak berpikir. Sedetik kemudian dia memegang saku didadanya, dan berlanjut pada saku di celana abu-abunya.

     "Kemana ya? " Iqbaal menggaruk kepalanya yang tidak gatal, seingatnya tadi dia membawa kertas hasil ujian matematika yang Pak Aryandaa  berikan.

     "Cari yang bener Baal orang tadi lo bawa kok, kali aja jatuh," Bastian kembali memetik senar gitar yang berada di pangkuan nya. Iqbaal berjongkok mencari dibswah meja tapi dia tidak menemukan kertas itu.

     "Udah lah, aku tuh dapet 95 (Nam...), "'Iqbaal pasrah kemabli bangkit dan duduk kekursi kembali.

     (Namakamu) mengerutkan dahi, "Gue gak percaya, Cari dong. " (Namakamu) melipat lengannya didada.

     Iqbaal menghela napas panjang.

     "Baal ini bukan?" Kiky mengangkat ujung kertas yang sudah berlumuran minyak dari gorengan yang sekarang sudah dicerna halus oleh usus Kiky
   
     Iqbaal cengo melihat kertas ujiannya dijadikan tempat gorengan kertas yang mati-matian Iqbaal kerjakan kini sudah mengkilat terkena minyak.

      (Namakamu) membulatkan mata begitu melihat sebuah angka di atas ujung kiri, angka sembilan dan lima dibuat dengan pena berwarna merah. Iqbaal benar-benar niat untuk berubah.

      "Aku kan udah dapet sembilan lima, ada hadiahnya dong." Iqbaal mencolek dagu (Namakamu) membuat (Namakamu) langsung menepisnya.

     "Kan gue bilang, kalau lo dapet seratus baru ada hadiahnya."

     (Namakamu) melongos pergi meninggalkan Iqbaal yang sekarang menjadi bahan tertawaan teman-temannya, jujur (Namakamu) masih tak percaya, Iqbaal akan secepat itu mendapat nilai 95, padahal Iqbaal belajarpun tidak fokus dan kebanyakan bermain game.

--------
  
     Rike menatap selembar kertas yang Iqbaal berikan, benar lembar itu  adalah hasil ulangan Iqbaal yang sudah berlumuran minyak karena gorengan milik Kiky.

     "Iqbaal, " Rike bergumam matanya masih tak berkedip beberapa detik , "Hebat anak Bunda." Rike menatap Iqbaal takjub untuk pertama kalinya Iqbaal mendapat nilai lebih dari enam puluh.

     "Bunda bangga sama kamu." Untuk pertama kalinya, Rike mengakui keberadaan Iqbaal, untuk pertama kalinya Rike mau membanggakan Iqbaal, Iqbaal menarik bibirnya membentuk senyuman samar, menatap (Namakamu)yang selama ini sudah mau mengajarkannya selama tiga minggu.

     "Iqbaal itu sebenarnya pinter tante, cuma dia aja malas, "(Namakamu) tersenyum.

      "Bunda seneng banget kamu udah bikin Iqbaal banyak berubah." Rike memegangi bahu (Namakamu), ini juga karena (Namakamu) yang tidak pernah menyerah mengajari Iqbaal.

_____________

     (Namakamu) menatap langit malam bersama Iqbaal duduk diatas trotoar yang menjadi saksi bisu Iqbaal pertama kali mengakui jika dirinya mau menjadi teman (Namakamu).

     "Lucu ya kita ketemu diawali dengan Accident sepatu, " Iqbaal menatap langit malam yang dihiasi beberapa bintang. "Bahkan aku sempat nuduh kamu pembawa sial, tapi sekarang aku malah cinta sama kamu." Lanjutnya .

     "Terkadang cinta datang karena semesta berkonspirasi membuat kebetulan yang dapat menyatukan kaum Adam dan Hawa, " (Namakamu) menatap Iqbaal sekilas.

     Iqbaal tersenyum, "Dan semesta ku ada pada kamu, " (Namakamu) menoleh menatap Iqbaal yang nyengir  tidak jelas.

      "Aku ada lagu buat kamu, " Iqbaal mulai membuka mulut, "Dan aku takan pergi dan melepasmu, dengan sadarku ku masih mau tuk menuju tujuku, dan kuberjanji tuk selalu ada sampai waktunya, karena semesta ku ada pada kamu."  Iqbaal itu pandai dalam bernyanyi dan menciptakan lagu, lagu otu adalah lagu hasil ciptaannya sendiri meski dibantu sedikit oleh Bastian dan Kiky.

     Tangan Iqbaal meraih jemari (Namakamu) menggenggam nya erat, "gue mungkin gak bisa seromantis Aldi cinta pertama lo." Mereka saling tatap.  "Tapi gue yakin rasa cinta gue ke elo itu lebih dari cinta Aldi ke elo."

     (Namakamu) tersenyum, kebahagiaan nya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata pahit hidupnya seolah sirna bersama masa lalu kelamnya, sekarang dia disini, bersama sayap pelindungnya, tak perlu takut akan ada seseorang lagi yang menyakiti, karena dia sudah memiliki tameng pelindung, tak perlu takut dirinya akan terjatuh karena sekarang dia memiliki penopang, tak perlu berjalan dengan langkah terseok-seok karena ada penuntunnya.

     Iqbaal, dia yang telah menyatukan kepingan hati yang sudah hancur, dia yang telah menutup luka-luka di berbagai sisi hatinya, dia yang telah memberi warna baru pada hidupnya, mengganti warna gelap dengan warna terang.

     "Makasih udah lindungin gue."

      "Makasih juga, udah bikin gue berubah jadi lebih baik."

__________________

Copyright © 2016, iqbaalDhiafakhri01

Writer by : Alifia Suci Rahma
Edited by : Alifia Suci Rahma
Cover by  : Wury Fatma Hanum

Cerita ini merupakan karya pertama saya di wattpad, terinspirasi dari salah satu teman saya yang terlalu baik dan pola pikirnya seperti ini "Gak papa, yang penting gue punya temen, " terimakasih atas dukungan kalian jangan kapok baca karya-karya saya.

Regards

Alifia

AccidentTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon