[5]-Unfortunate

6.8K 788 6
                                    


5.'Unfortunate'
_______________

Pukul 16.00

(Namakamu) Memasuki sebuah toko buku dipusat kota Bandung. Dia memakai kaos abu-abu panjang dan celana jeans  panjang tak lupa rambut sebahunya ia ikat satu.

Mata hazelnya menelusuri setiap rak-rak buku  yang berjejer rapi, dengan cekatan ia mengambil satu persatu buku yang menurutnya bagus.

Jika sudah di toko buku maka (Namakamu) akan rela berlama-lamaan untuk mebilih buku yang cocok untuk nya, ya semacam novel. (Namakamu) adalah tipikal cewek yang tidak cukup terkenal di SMAnya, Dia tertutup,  kebiasaannya adalah ke perpustakaan, tempat yang hanya dikunjungi oleh 2% siswa SMA-_-

Tangan (Namakamu) meraih sebuah Novel Dengan cover berwarna biru langit bergambar Flatshoes di bagian depan.

'Flat shoes Oppa'

Begitulah judulnya. Sudah dapat ditebak bahwa Novel ini menggunakan cast korea apalagi di bagian depan terdapat debuah tulisan korea yang tidak (Namakamu) tau apa itu artinya.

(Namakamu) membalik buku itu melihat dibagian belakang.

"Aku selalu berharap menjadi Flat Shoes untuk melindungi langkahmu, menyertai langkahmu, mengetahui ketika kakimu berjinjit senang, bahkan ketika kakimu terjatuh dan sakit."

Kau tau? hampir setiap gadis kutemui Mengatakan nyaman ketika kakinya berada dalam sepasang flat shoes.

(Namakamu) berhenti sejenak untuk membaca.  merasa jika novel ini cukup menarik minat membacanya. Kali ini tangan (Namakamu) kembali mondar-mandir diatas buku.  Mencari buku yang lebih bagus lagi,

10 menit.
20 menit.
30 menit.

A Swing Time

Ada saatnya aku terlempar kebelakang,  terhenyak untuk terlepas kedepan bersama mu.
Berada di titik tertinggi sampai menemukan titik terendah yang membuatku mengira aku tidak lagi mencintaimu. Aku mulai mengabaikan,  menjauhi, tak menghiraukan keberadaan mu disampingku.
Aku mencintaimu. Aku menyadari itu...  namun kesadaran itu muncul saat kau telah pergi.  Betapa murah hatinya tuhan bukan?. Ia memberi tahu ku betapa aku menginginkan mu,  dengan caranya ia merenggut namamu yang memenuhi isi rongga dadaku,  rongga yang setiap terketuk akan mendengungkan suara teriakan, teriakan namamu.
Suatu kesempatan . Tuhan mengajak ku bermain,  mendorongku yang tengah duduk dalam ayunan waktu, mengayunkan waktuku.membuatnya kembali mempertemukan ku dengan mu.
Waktu dimana aku bisa menggumamkan namamu setiap saat. Menggumamkan namamu ketika adanya keberadaanmu.  Itu keajaiban yang membuatku sadar betapa tidak ada yang lebih penting dunia ini selain keberadaanmu di samping ku.

Cukup.
(Namakamu) melangkahkan kakinya menuju kasir untuk membayar buku sambil membawa satu buah Novel. Benarkah? Satu Novel? Menghabiskan waktu tigapuluh menit?. Ya Benar

"58 ribu mbak." ucap sang kasir kepada (Namakamu) sambil tersenyum tentunya*gue ngarang harga buku nya*

(Namakamu) meraih tas selempang nya, mencari sebuah benda panjang yang isinya adalah uang. Yap—dompet.
Lama (Namakamu) mencari dompetnya tapi tidak menemukan benda panjang itu. Kini antian di belakang (Namakamu) semakin panjang.

"Pakai ini aja mbak," suara seseorang di belakang (Namakamu) berbarengan dengan terulurnya tangan dengan uang seratus ribu.

**

"Aku mau ngomong sama kamu,"
Ucap lelaki berkacamata ini.

"Mau ngomong apa?" ketus (Namakamu).

"Kamu masih marah sama aku?, karna aku gak milih kamu dulu?" lelaki ini kembali menyamakan langkahnya dengan (Namakamu), mereka sedang berjalan diatas trotoar setelah keluar dari toko buku tadi.

AccidentWhere stories live. Discover now