[12]-Away

6K 707 27
                                    

 
12.'Jauh'  »»» UnEdited

____________

   Iqbaal melangkah dengan santai mulutnya mengunyah permen karet yang masih baru dia buka, sesekali dia ikut bersenandung mengikuti sura dari earpbone yang menjejali telinganya, luka memar di wajah sudah cukup memudah berkat sering di kompres oleh bundanya.

"Woi." Kiky dan Bastian muncul dari belakang punggung Iqbaal, menarik earphone yang melekat pada telinga Iqbaal.

Iqbaal berdecak kemudian kembali melangkahkan.

"Baal maapin gue ya, gara-gara gue lo bonyok." Ucap Bastian sambil menepuk pundak Iqbaal.

"Bodo, pokoknya lo harus traktir gue sampai gue puas." Jawab Iqbaal membuat Bastian mengerutkan kening, bukan apa-apa Iqbaal kan kaya, uang jajan saja limapuluh ribu beda sama uang bensin, lah Bastian harusnya Bastian yang minta di traktir.

"Yaudah deh tapi makan  di warung mpok Juli aja yak?" Kiky yang mendengar kata makan, matanya langsung berbinar

"Gue juga ya Bas?" Tanya Kiky dengan puppy eyes nya membuat Bastian bergidik ngeri.

"Ntar bang kalau gue udah jadi presiden, gue traktir lo sepuasnya." Ucap Bastian, kalau sampai dia mentraktir Kiky sampai sepuasnya bisa-bisa uang jajan nya ludes, raib buat bayar makanan, kalau Iqbaal kan kurus jadi pemikiran Bastian adalah, Iqbaal makan juga gak bakal banyak.

"Baal lo dipanggil ke ruang BK." Ucap Koko ketua kelas XMipa2 ketika melihat Iqbaal di ambang pintu kelas.

     Kiki Bastian dan Iqbaal saling tatap, bingung harus berbuat apa, tapi Iqbaal santai saja menghadapi itu, karna ujung-ujungnya pasti ceramah guru BK.
"Masih pagi juga, udah di suruh ke BK." Ucap Iqbaal santai, kemudian dia melempar tas nya asal.

"Lo pada mau ikut kan?" Ucap Iqbaal pada dua temannya, yang masih diam. Kiky mungkin trauma masuk BK terus.

Mereka berdua mengangguk seperti hewan peliharaan*eh*

_______________

     Iqbaal mulai mengantuk di pagi hari ini ketika wanita di depannya sedang menceramahi, mulai dari Iqbaal terkunci berdua di kamar mandi sampai kejadian hampir bolos kemarin.

"Ibu baru tau busuknya kamu, ternyata kamu ini nyogok para petugas sekolah supaya tutup mulut kalau kamu ngerokok." Bu Etty sebagai guru BK menceramahi, sambil mengetuk ngetuk penggaris kayu ke atas meja, wanti-wanti jika Iqbaal berani melawan.

"Ibu jangan marah mulu, nanti cantiknya ilang." Iqbaal sedikit memuji, tapi Bu Etty tak perduli dia masih menatap Iqbaal dengan tatapan membunuh.

"Mau ngodain saya kamu?" Nada bicara bu Etty naik satu oktav, membuat Iqbaal sedikit tersentak, sedangkan Kiky dan Bastian sedang tertawa di luar mengintip dari jendela.

"eh enggak bu saya gak doyan sama yang udah tua ehhh" Iqbaal menutup mulutnya sendiri ketika kalimat itu meluncur begitu saya dari mulutnya, Kiky dan Bastian semakin terbahak-bahak di luar.

"Cetak." Penggaris kayu itu mendarat di lengan Iqbaal membuat Iqbaal sedikit meringis, sakit itu tidak sepadan dengan sakit yang kemarin.

"Besok orang tua kamu harus dateng ke sekolah, Baal inget ini sudah hampir ujian kenaikan kelas, kamu mai kayak temen kamu itu siapa itu?" tanya Bu Etty pada Iqbaal yang megangi lengannya.

"Kiky?"

"Lah iya itu, udah gak naik kelas belum tobat dia." Kiky menghentikan tawanya ketika namanya disebutkan, sementara Bastian tetap tertawa sampai mengeluarkan airmata.

AccidentWhere stories live. Discover now