[4]-Mistake

6.9K 730 14
                                    

»»» Edited

Gebrak.

Bella mengebrak meja kantin yang (Namakamu) tempati membuat
(Namakamu) tersentak kemudian mengerutkan kening ketika melihat Bella dihadapannya.

"Jauhin Iqbaal!" perintah Bella pada (Namakamu) sedikit berbisik karna di pojok kantin ada Iqbaal dan gerombolan kelas duabelas sedang merokok.

(Namakamu) masih diam, menundukan wajah nya.

"Sekali lagi lo deketin Iqbaal, lo ga-" ucapan Bella terhenti.

"Cekk... Panggilan kepada Iqbaal Dhiafakhri kelas XI-IPa dua," Bella mengerutkan kening kemudian kembali menatap (Namakamu) dan membuka mulutnya untuk berkata kembali.
"Dan (Namakamu) Ramadhani kelas X-3 harap segera keruang BK sekarang juga."

(Namakamu) melotot begitu pula dengan Bella dihadapan nya.

"Mampus!" ucap (Namakamu) nyaris tak terdengar.

*******

Langkah (Namakamu) terkesan melambat. Pelan tapi pasti (Namakamu) memasuki ruangan yang ditakuti oleh anak sekolahan ralat mungkin ditakuti oleh siswa SMP kelas satu, anak yang baru masuk SMP dan baru tahu apa itu Ruang BK.

"Permisi."

"Iya, masuk! (Namakamu)?" Tanya seorang wanita paruh baya yang duduk di sofa panjang didalam ruang BK.

(Namakamu) mengangguk sopan.

"Dimana Iqbaal?" Wanita ini adalah salah satu guru BK yang paling sabar, tahu kan biasanya kalau Guru BK itu ramah-ramah. Tapi sekalinya marah ya begitu lah ganasnya._.

"Kurang tau Bu," (Namakamu) menggeleng pelan disertai bibirnya yang membentuk senyuman tipis.

"Cepat kamu panggil Iqbaal!" (Namakamu) melotot kaget namun satu detik kemudian dia tersenyum miris.

"Tapi..."

"Cepat panggil Iqbaal!" perintah wanita ini untuk yang kedua kalinya. (Namakamu) manggut-manggut kemudian pergi meninggalkan ruang BK menuju- entahlah mungkin kekelas Iqbaal.

(Namakamu) kini sudah berada di depan pintu kelas Iqbaal mau tidak mau (Namakamu) harus memanggil Iqbaal, keringat dingin mulai mengucur di pelipis (Namakamu). Dia maju beberapa langkah untuk mengetuk pintu kelas, tapi baru saja dia ingin mengetuk pintu dihadapannya terlebih dahulu terbuka. Menampakkan seorang lelaki.

Lelaki di hadapan (Namakamu) mengangkat sebelah alisnya.

"Iqbaalnya ada?" Lelaki dihadapan (Namakamu) menggeleng pelan.

"Jam segini biasanya Iqbaal dikantin." cetus lelaki ini kemudian kembali masuk kedalam kelas tanpa berpamitan atau sekedar melempar senyum.

(Namakamu) menarik napas panjang, ini sudah kesekian kalinya dia harus berurusan dengan Iqbaal. Jika (Namakamu) ingin semuanya berakhir maka ia harus membereskan masalah kenapa ia dipanggil ke ruang BK.

*********

Laki-laki ini melangkahkan kakinya santai menuju toilet, sampai sekitar sepuluh langkah, ia merasakan ada yang membuntutinya, samar-samar ia mendengar suara gesekan sepatu yang beradu dengan lantai. Tentu itu bukan sura sepatunya, karna saat ini ia berdiri terdiam.

Dengan pasti lelaki ini menoleh...

'Bugh'

Gelap, Semua hitam.

*****

(Namakamu) menjenjangkan lehernya untuk menemukan Iqbaal yang katanya sedang berada di kantin. Beberapa menit kemudian (Namakamu) menghela napas, Iqbaal tak ada didisini, mungkin sebaiknya (Namakamu) kembali.

AccidentWhere stories live. Discover now