In Love

190 22 5
                                    

Lace-Cal moment yuhuu
Leisha-Luke moment yuhuu

*****

Seperti biasa, hari ini aku kembali bangun pagi untuk berangkat ke sekolah. Aku berangkat sendiri hari ini karena Louis sudah berangkat lebih dulu dengan temannya yang bernama.. Um.. Harry? Dan dad sudah pergi dari jam 5 tadi untuk urusan pekerjaannya ke luar kota.

Setelah sarapan, dan berpamitan pada mum, aku langsung bergegas memakai sepatu dan melangkahkan kakiku keluar rumah. Aku melihat rumah Calum, namun aku tidak melihat Calum disana. Hanya ada aunty Joy yang sedang menyiram tanamannya.

Aku menengokkan kepala ke kanan, mobil Edward masih ada di depan rumahnya. Aku yakin lelaki itu belum berangkat sekolah.

"Lacey!" Panggil aunty Joy seraya melambaikan tangannya ke arahku. Aku tersenyum lalu menghampirinya.

"Kamu mau berangkat?" Tanya aunty Joy seraya mematikan air dari selang yang tengah di pegangnya.

"Iya aunty" Jawabku seraya tersenyum. Aku benar-benar suka pada aunty Joy. Ia selalu memperlakukan-ku seperti layaknya anaknya sendiri.

"Berangkat bareng Calum aja, dia masih siap-siap di dalem" Ujar aunty Joy seraya melirik sekilas ke belakang.

"Eh gak usah aunty, aku udah janjian sama temen disana" Dusta ku. Karena aku rasa, jika aku berangkat berdua dengan Calum pasti rasanya akan canggung sekali akibat kejadian semalam.

"Ohh yaudah. Hati-hati ya" Ucap aunty Joy seraya memelukku sekilas

"Ok aunty, dadah" Pamitku seraya melambaikan tangan

"Eh Lacey" Saat aku hendak melangkahkan kakiku, aunty Joy tiba-tiba saja menahannya.

"Kenapa aunty?" Tanyaku seraya menoleh

"Panggil mom aja. Jangan aunty" Ucap aunty Joy dengan senyum teduhnya. Entahlah, senyum itu.. Aku sangat mengenalnya.

"U-um.. Ok aunt.. Mom" Balasku sedikit canggung saat mengatakan kata 'mom'. Aunty.. Oops, maksudku Mom Joy tersenyum saat mendengar aku mengatakannya.

Lalu setelah kembali berpamitan, aku langsung mengambil langkah seribu untuk bergegas pergi. Karena ku tidak mau Calum sampai bisa menyusulku. Dengan cepat aku berjalan seraya membawa beberapa buku dalam dekapanku.

"Awh!"

Namun tiba-tiba saja saat aku sedang santai-santai nya berjalan, seseorang menabrak bahu kananku dari belakang sehingga buku yang aku bawa kini menjadi berjatuhan. Dan aku rasa ia sengaja melakukannya, karena jalanan ini lebar, ia masih punya ruang untuk berjalan tanpa harus menabrakku.

Saat aku menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajahku, aku melihat seseorang yang tengah berjalan dengan angkuhnya. Aku yakin dia adalah orang yang telah membuatku seperti ini.

"Hey!" Panggilku. Orang itu menghentikan langkahnya lalu berdiam diri sebentar. Aku menunggu nya berbalik. Dan saat ia berbalik dengan gaya norak nya... Oh, tentu saja itu Calum.

Lelaki berwajah asia itu membalikkan badannya, ia mengenakan kacamata hitam yang membuatku ingin tertawa saat melihatnya. Calum berjalan menghampiriku dengan kedua telapak tangannya yang ia masukkan ke saku celananya, sebuah jaket yang bertengger di bahu kanannya, dan sebuah tas ransel yang hanya ia pakai sebelah talinya. Ia berjalan dengan sangat angkuh seperti di film-film.

"Apa?" Tanya-nya sombong saat ia sudah berada tepat di hadapanku, tanpa melepas kacamata hitamnya. Aku melipat kedua tanganku di depan dada lalu menatapnya malas.

"Beresin buku-buku gue" Jawabku seraya menunjuk beberapa buku ku yang sudah berserakan di jalanan. Calum membuka kacamata hitamnya dengan banyak sekali gaya. Ada apa dengannya? Mengapa hari ini ia terlihat begitu norak.

Remember//CalumHoodWhere stories live. Discover now