Chap 8

194 33 0
                                    

Calum POV

"LACEY AWAS!"

Aku tidak mau hal seperti itu terjadi untuk yang kedua kalinya. Aku tidak akan kembali membiarkan ketololan ku yang pernah ku perbuat 5 tahun lalu terjadi lagi, pada Lacey.

Aku dengan cepat menarik tangannya dengan kasar. Menarik tubuhnya hingga jatuh ke pelukanku.

Braaaakk...

Kejadian 5 tahun lalu kembali terngiang di kepalaku. Hatiku serasa tersayat, tertusuk ribuan jarum. Mataku tidak dapat berkedip, tubuhku bergetar. Syukurlah, truk sialan itu tidak dapat menyentuh Lacey kali ini. Aku tidak sanggup jika harus kehilangannya lagi untuk kedua kalinya.

"C-cal.. Gue takut" Lirih Lacey seraya memelukku dengat erat. Air matanya mengalir begitu saja

"G-gue gak akan ngebiarin hal kaya gini terjadi lagi Lace, gue gak akan ngebiarin lo pergi lagi. Lo gak usah takut, gue bakal selalu ada buat lo" Balasku menenangkannya, aku membalas pelukannya tidak kalah erat. Tanpa aku sadar, air mataku pun ikut terjatuh mendengar isakannya. Ia hanya mengangguk lesu.

Untunglah kejadian itu tidak terulang kembali. Aku tidak tau bagaimana jadinya jika semua itu terjadi lagi.

Lacey POV

Calum mengantarku hingga depan pintu rumah. Aku masih lemas mengingat kejadian tadi.

"Yaudah, lo masuk sana. Udah sore" Ucapnya seraya tersenyum. Senyuman itu. Aku hanya membalas perkataannya dengan anggukan dan seukir senyum yang ku paksakan.

"Gue pulang ya, bye" Lanjutnya sambil bergegas meninggalkanku, sebelum ia melangkah pergi sempat sempatnya ia mengacak rambutku. Setelah ia hilang dari pandanganku, aku pun ikut membalikan badan dan bergegas masuk kedalam rumah.

-----

Mata coklatnya, senyumannya, pelukannya, caranya berbicara, caranya menenangkanku, caranya menatapku, tetesan air matanya, benar benar membuat dadaku sesak, ia benar-benar mengingatkanku pada seseorang.

Tapi siapa?

Itulah satu satunya pertanyaanku saat ini. Siapa Calum? Demi apapun aku yakin aku mengenal semua bagian darinya. Entah kenapa aku merasa sangat nyaman saat ada di pelukannya, pelukan yang sangat aku rindukan. Wait, haha rindukan? Baru tadi ia memelukku, kenapa aku bisa merindukan hal itu.

Kejadian tadi, tempat itu, teriakkan Calum, membuat dadaku sesak jika mengingatnya, membuat kepalaku berdenyut jika membayangkannya. Aku harap bayangan bayangan aneh itu tidak akan terngiang lagi dikepalaku.

"G-gue gak akan ngebiarin hal kaya gini terjadi lagi Lace, gue gak akan ngebiarin lo pergi lagi. Lo gak usah takut, gue bakal selalu ada buat lo"

Wait, dia bilang lagi? Apa aku pernah meninggalkannya? Apa aku pernah mengalami hal seperti tadi? Apa yang dia maksud? Argh! Aku benar benar tidak mengerti. Tapi yang jelas, kalimat terakhir yang ia ucapkan membuatku merasa benar-benar tenang.

"Lace, makan malam dulu sayang. Ayo cepetan kebawah" Panggilan mum membuyarkan lamunanku. Aku menggelengkan kepalaku untuk benar-benar menghilangkan lamunan itu. Aku beranjak bangkit dari dudukku dan berjalan menuju ruang makan. Terlihat dad, mum, dan Louis sudah menungguku disana. Aku mengambil tempat di sebelah Louis.

"Lace, tadi kamu kemana? Aku tungguin depan gerbang sekolah, di sms-in gak dibales bales. Kemana sih?" Pertanyaan Louis langsung menyerangku. Ya, tadi aku lupa mengabari Louis. Kasihan sekali dia haha

"Tadi aku pergi sama Calum, Lou. Sorry ya, lupa ngabarin hehe" Jawabku dengan cengiran menjijikan

"Sama Calum? Syukur deh hh. Tapi lain kali kabarin aku dulu" Ujarnya seraya memulai makan. Mum dan dad hanya menatap kami tanpa berkata apapun.

Remember//CalumHoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang