Dalam Hitam

195 24 11
                                    

Dalam Hitam

Mata Kyle lurus ke depan. Di depannya nampak Kim dan Kai sedang berpegang tangan di kamar tempat Demy di rawat. Sedangkan yang menjadi objek tidak sadar akan kedatangannya di sana.

"Kim," panggil Kyle.

Hening di kamar rawat Demy seketika pecah. Hati Kim pecah juga melihat Kyle mendapatinya berdua dengan Kai, berpegangan tangan. Raut wajah Kyle saat ini adalah wajah yang paling ditakutinya. Cemas dan cemburu. Terlihat sekali.

"Hello, Kai. Apa kabar?" sapa Kyle pada Kai.

Dan Kai kaget melihat respon Kyle yang begitu.

Bukk!

Loloslah satu pukulan yang mendarat apik di wajah Kai. Napas Kim tercekat melihat Kyle yang memukul Kai. Kai terjungkal. Belum sempat dia berdiri, Kyle menarik kerah bajunya, menarik tubuhnya berdiri lagi.

Bukk!

Satu pukulan lagi.

Kim langsung mencegah Kyle memberikan pukulan selanjutnya untuk Kai. Dirasa cukup untuk sekedar meluapkan rasa cemburu.

"Cukup, Kak! Ini rumah sakit!" desis Kim. Matanya tajam mengarah pada mata Kyle yang berkobar-kobar.

"Cukup kamu menyakitinya dulu, Kai. Aku nggak pernah rela kamu menyakitinya lagi. Jangan menjadi bayangan hitamnya. Pergi sana!" luap Kyle. Begitu marahnya dia hingga perkataannya sedikit berteriak.

"Ini rumah sakit, Kak," cegah Kim.

Kai berdiri. Dia membenahi bajunya. Lalu melihat Kyle dengan tajam.

"Aku tahu aku memang pernah menyakitinya. Tapi nggak untuk kali ini. Aku hanya pernah menyakitinya, bukan orang yang tega menyakitinya di hampir setiap detik masa hidupnya!" teriak Kai.

Dia mendorong Kyle hingga ke dinding. "Aku nggak akan membiarkanmu membuat Kim jatuh lagi. Atau siapa pun. Nggak akan," ujar Kai.

"Aaarrgghh!!" Kyle melepas paksa Kai dan mendorongnya balik.

Hatiku perih melihat keduanya. Hanya begini karena aku. Bahkan aku tidak tahu arah mana yang aku pilih. Barat atau timur?

"Kai, lebih baik kamu pulang. Sudah ada Kak Kyle yang menemaniku," ujar Kim. Lebih baik begitu, dari pada Demy harus terusik karena masalahnya.

"Harusnya begitu," sambung Kyle.

"Aku pulang, Kim, Dem." Kai pun pamit.

Dengan berat hati dia meninggalkan Kim bersama Kyle. Laki-laki yang menjadi rivalnya selama ini. Sejak dulu dia selalu berkelahi, adu tonjok dengan Kyle tentang Kim. Sekarang juga.

-

"Harusnya kamu menghubungiku untuk menemanimu menjaga Demy."

"Kak Kyle kan juga sibuk, jadi nggak apa-apa kalau nggak ikut menjaga Demy," balas Kim.

"Lalu kamu menerima Kai begitu saja?"

"Kai juga teman Demy. Apa salahnya?"

Kyle pun terdiam. Teman menjadi alasan Kim kali ini, dan Kyle membiarkannya. Rasa cemburunya biar dia kubur dalam-dalam.

Dia begitu cemburu. Namun tidak sadar saat dia membuatku lebih dari cemburu saat bersama Venna kala itu. Adil?

"Malam ini temani aku di sini ya, Kak?" pinta Kim.

Dengan posisi duduk di sofa dengan kepala menengadah ke atas. Rasa lelah menghampiri Kim. Tubuhnya serasa ingin patah. Padahal dia hanya menjaga seharian.

Hello, Kim [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang