Widland

318 66 12
                                    

Widland

Tue. 8:36 waktu Walls.

Pagi ini, Kim benar-benar berangkat ke Widland. Banyak barang yang harus dia bawa. Dengan dibantu teman ayahnya. Dia naik mobil Mercedes-Benz putih milik teman ayahnya itu dengan perasaan yang tidak bisa dia jelaskan. Antara tidak mau dan harus berangkat. Berbalut kemeja biru muda dan celana putih, Kim terlihat begitu cantik. Tas selempang pemberian Kath masih selalu dia pakai ke mana pun.

Dia masuk mobil. Barang-barangnya dibawa dengan mobil lain di belakang mobil yang ditumpanginya. Sekarang dia berangkat menuju airport. Hatinya masih berat meninggalkan Walls, tapi dia sudah tidak tahan dengan semuanya.

Dia mengeluarkan ponsel putihnya dan mengirim sebuah pesan pada Kai lewat Line.

Kimberly : Aku berangkat pagi ini ke Widland. Mungkin siang nanti baru sampai di sana. Jaga diri. Salam ke Demy dan teman-teman yang lain.

Tak menunggu waktu lama, suara dering ponselnya terdengar. Ada panggilan masuk.

"Apa?"

"Kamu di mana?"

"Di mobil mau ke airport."

"Aish! Harusnya kamu mampir ke sekolah menemuiku." Nada Kai terdegar sedih di sana.

"Sorry. Pesawatnya pagi, jadi nggak bisa mampir dulu."

"Take care di Widland. Sering-sering kasih kabar, ya."

"Hm," jawabnya. "Sudah? Ada lagi? Ini aku mau sampai di airport."

"Demy mau bicara." Ada jeda sebentar sebelum suara nyaring Demy terdengar oleh telinga Kim. "Kim! Kok kamu cepat sekali sih berangkatnya? Padahal aku ingin cerita sesuatu ke kamu," sambung Demy. nadanya begitu serius.

"Cerita apa?"

"Aduh, kamu pasti kaget dan marah sekali jika aku cerita ini. Tapi kok kamu cepat sekali sudah berangkat? Ini soal-"

"Aku tutup ya, aku sudah sampai di airport. Nanti jika aku sudah landing, aku hubungi kalian lagi." Kim buru-buru menutup teleponnya dan turun dari mobil.

-

Pesawat yang ditumpangi Kim take off dari airport. Tujuan pesawat itu adalah airport negara Widland, Gerlind Airport. Dalam pesawat itu, Kimberly Elfins duduk di kursi penumpang first class bersebelahan dengan teman ayahnya. Dia diam saja selama di pesawat, memikirkan apakah tindakannya ini benar atau tidak.

Sambil memasang earphone di telinga kanan dan kirinya, Kim memejamkan mata mendengarkan alunan musik yang terputar. Menit demi menit terus berjalan sampai tiga lagu sudah mengalun di telinganya. Kim masih diam saja, tidak berbicara atau menanyakan apa pun kepada teman ayahnya.

-

Elford begitu ramai pagi ini. Sedang diadakan audisi untuk lomba teater untuk dikirim ke lomba International Theater. Lapangan basket pun ramai penuh dengan siswa, mulai dari kelas satu sampai kelas tiga.

Terlihat Kai dan Demy hanya duduk di bangku pinggir lapangan basket. Kelihatannya mereka tidak tertarik pada lomba itu.

"Kim sudah pergi. Aku sedih," ujar Demy tiba-tiba.

Kai menoleh, melihat Demy yang menunduk sedih.

"Aku juga kaget saat dia bilang ingin pergi," balas Kai.

Hello, Kim [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang