Dingin Kembali

443 126 32
                                    

Dingin Kembali

Apakah dia? Dan dia?

Siapa dia. Apa dia Venna? Venna?

-

Dua orang siswa perempuan yang terlihat centil dan sok akrab kini sudah berada di samping kanan dan kiri Kai. Mereka sedang duduk di kursi taman depan kelas Kai. Mengobrol hal yang sebenernya tidak penting. Kim yang menjauhi mereka dengan hanya melihat mereka dari pintu kelas, sambil menyandarkan lengan kanannya di pintu. Melihat mereka dengan dahi berkerut sebentar-sebentar, lalu kembali berekspresi biasa. Kim lalu menuju toilet untuk kedua kalinya hari ini. Bukan berniat untuk buang air, tapi hanya ingin mencuci mukanya. Dia merasa wajahnya panas sekali melihat Kai bersama dua siswa perempuan centil yang tiba-tiba datang tidak tahu dari dunia mana.

Sementara Kai melihat Kim yang tiba-tiba berjalan pergi. Kenapa dia. Kai lalu meminta ijin ke Venna dan Ade yang ada di samping kanan dan kirinya untuk segera ke kelas.

"Oh ya. Sepertinya aku harus kembali ke kelas," ujar Kai, disusul wajah cemberut dua perempuan di sampingnya ini.

"Kenapa? Kamu risih ya?" tanya Venna.

Iya. Batin Kai.

"Nggak kok, Ven. Tapi aku harus belajar pelajaran selanjutnya. Sorry ya," jawab Kai kekenanya.

Dua perempuan itu mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Wah, kamu benar-benar keren! Ya sudah kalau begitu kita juga mau balik ke kelas." Mereka berdiri dari duduk mereka. "Bye, ganteng!" lanjut mereka dengan centilnya, sambil melambai-lambaikan tangan mereka.

Kai menahan napas melihat kelakuan dua perempuan freak yang baru dia temui ini. Gila. Mereka bahkan lebih parah genitnya dibanding Demy, teman sekelasnya.

Kai menunggu munculnya Kim dari arah toilet. Dia berjaga di depan pintu supaya bisa langsung mengajak Kim berbicara. Dia hanya ingin memberitahu Kim kalau dia dan dua perempuan freak itu tidak ada apa-apa. Tak lama Kim muncul juga dari arah toilet. Buru-buru Kai berlari kecil menuju Kim.

"Apa?" tanya Kim begitu Kai berada di depannya. Perempuan itu mulai melihat Kai dengan tatapan yang dingin kembali. Suasana hatinya tidak baik semenjak dua orang gila itu dekat-dekat dengan Kai, meskipun mereka baru hari ini bertemu.

"Aku ingin menjelaskan semua ke kamu," tahan Kai, sebelum Kim masuk kelas.

"Apanya?"

"Aku nggak ada apa-apa sama mereka. Kamu juga tau, kan. Aku aja risih sama mereka," jelas Kai.

"Lalu? Hubungannya denganku apa? Ya suka-suka kamu lah mau dekat sama siapa. Demy, atau dua orang itu, semuanya nggak ada masalah. Lagi pula kita ada apa sampai kamu harus menjelaskan kalau kamu nggak ada apa-apa sama mereka?" tutur Kim, lalu masuk kelas dan duduk di bangkunya. Dia tidak mau mendengar apa-apa lagi dari Kai.

Kai hanya terdiam. Dia bingung harus berbuat apa. Bukan apa-apa, tapi dia tidak ingin Kim salah paham. Dia hanya ingin Kim tahu bahwa dia tidak ada apa-apa dengan mereka. Baginya, Kim sudah mulai membaik saat bersamanya, tidak seperti saat pertama masuk. Dia ingin memperjelas semuanya.

Yang dikatakan Kim benar. Apa hubungan mereka sehingga salah satu harus menjelaskan yang sebenarnya. Dari masalah dua perempuan itu, apa hubungannya dengan Kim? Hal ini menggantung.

Kai mendatangi bangku Kim sekaligus duduk di bangkunya. Sedang yang sedang didatangi hanya melihat ke luar jendela. Kai tidak tau apa yang dipikirkan gadis dingin ini. Bingung bagaimana menanggapinya.

Hello, Kim [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang