[14]-Zidny Birthday

Start from the beginning
                                    

"Ayo." Aldi menuntut (Namakamu) untuk meraih tangannya. Adegan itu ditangkap secara jelas oleh Zidny, (Namakamu) menerima uluran tangan Aldi, dan itu membuat yang ada di dalam diri Zidny mulai memanas.

      Aldi telah menceritakan siapa itu (Namakamu), dan mengapa Aldi mau menjadi kekasih gadis itu, Aldi hanya kasihan melihat gadis itu terluka.

"Al."lirih Zidny, entah kenapa Zidny benar-benar merasa cemburu ketika melihat raut wajah cemas Aldi.

     Aldi menoleh mendapati Zidny yg ang menunduk, tanpa basa-basi Aldi meninggalkan (Namakamu) yang sudah bisa berdiri tegak, dan masih di tertawakan, hari ini (Namakamu) menjadi bahan hinaan.

     (Namakamu) dapat melihat dengan jelas, ketika Aldi mendekap Cewek itu, menenggelamkan wajah cewek itu pada dada  Aldi, mendadak (Namakamu) kehabisan pasokan oksigen. Terasa sesak di dada.

Apa kalian pernah mengalami, ketika kalian harus melihat adegan orang yang kalian cintai memeluk cewek lain?

Apa kalian pernah merasakan sakit didada seperti dihantam benda keras tak kasat mata?

     Itu yang saat ini (Namakamu) rasakan, sesak didada, seperti dihantam benda keras tak kasat mata.

"Kita ketemu lagi." Suara itu mengalun lembut di telinga (Namakamu), suara yang sangat dia kenalali, (Namakamu) menoleh matanya bersinggungan dengan mata seorang cewek memakai dress merah, dia Katya, cewek yang di keluarkan dari sekolah karna mendorong (Namakamu) sampai (Namakamu) terbentur dan jatuh pingsan. Saat itu (Namakamu) tak ingin melakukan apa yang Katya perintahkan yaitu menjilat sepatu Katya yang sempat (Namakamu) tumpahi ice cream tanpa sengaja.

"Katya." Lirih (Namakamu). Ini lebih dari Bella, (Namakamu) yakin Katya akan balas dendam.
Dia yakin...

"Hello." Suara itu berasal dari pintu menuju taman ini, seorang cewek memakai dress biru terang, tangannya mengait pada lengan seseorang.

     (Namakamu) melotot ketika melihat Iqbaal bersama Bella, lelaki itu memakai kemeja hitam dan sebuah jaket dan celana jeans, dia terkesan santai tidak seperti hendak ke pesta.

     Tentunya bukan Iqbaal yang menginginkan semuanya, Bella yang sangat memaksa, dan terus-menerus merengek membuat telinga Iqbaal ingin pecah.

     Iqbaal melewati (Namakamu), mata Iqbaal melebar cewek itu datang, Iqbaal melirik cewek itu dari atas sampai bawah, sampai pandangannya berhenti dinlutut cewek itu, lututnya sedikit berdarah.

" (Nam...)—" belum sempat Iqbaal berkata (Namakamu) malingkan wajah, kemudian pergi ke tempat lain. Langkahnya terpincang-pincang.

     (Namakamu) tersenyum miris, dia memilih duduk di kursi yang agak jauh dari Iqbaal maupun Aldi, seharusnya dia tidak datang ke acara ini, acara ini semakin menyiksanya, seharusnya dia mengikuti pesan mamanya agar tidak datang karna akan ada anak Millennium—sekolah (Namakamu) yang dulu.

"(Namakamu)."

     (Namakamu) menoleh kemudian mendapati seorang lelaki yang tidak asing bagi (Namakamu) dia Ipul tapi dalam versi yang lebih rapih.

"Ipul?" (Namakamu) tersenyum ramah.

"Ishhh jangan panggil Ipul, gue disini dipanggil Ari." Ucap Ipul atau Ari itu setengah berbisik.

"Oh ya? Udah dipanggil nama asli?" Tanya (Namakamu) sambil tertawa.

"Iya, btw maafin Benny sama Alwan ya."

(Namakamu) mengerutkan kening.

"Gue tahu mereka pasti jahatin lo kan." Ari melanjutkan ceritanya. "Gue udah cerita sama mereka." Lanjut Ari lagi.

AccidentWhere stories live. Discover now