(Namakamu) mengeluarkan kunci dari dalam sakunya membuka loker nya yang berada ditengah-tengah.

Clek

Loker terbuka (Namakamu) meraih baju putih dan rok abu-abunya. Jantung (Namakamu) terpompa cepat pasokan oksigen mulai berkurang. Di dalam  genggamannya bajunya—

"Lo kenap—Astaga!!!" Steffi memekik ketika melihat baju (Namakamu) sudah tergunting tak beraturan. Rupanya teriakan Steffi membuat Alwan dan Benny menghampirinya dan menatap meremehkan.

Namun (Namakamu) tak peduli untuk saat ini dia benar-benar marah. Dalam hidupnya dia tidak pernah ingin terjadi. (Namakamu) hanya seorang gadis biasa yang ingin hidupnya tenang bukan malah seperti ini.

"Bella."

(Namakamu) berhambur pergi ke tempat saat ini Bella berada. (Namakamu) benar-benar tak habis pikir. Dia bahkan tidak pernah berbuat masalah pada Bella.

"Seru nih Ben."

Steffi menatap murka ke arah Benny dan Alwan yang dengan santainya melangkah mengikuti (Namakamu).

*****

Surga bagi kelas sebelas Mipa dua karna saat ini guru matematika paling killer tiba-tiba tidak masuk karna sakit. Seisi kelas sibuk dengan urusan masing-masing.

Ada yang ngerumpi, ngegosip. Ada yang rajin mengerjakan Soal dibuku. Ada yang sibuk dengan ponsel masing-masih ada yang bermain kartu domino

Di pojok belakang Iqbaal dan kawan-kawannya bukan hanya Bastian dan Kiky, sebagian cowok di kelas Mipa 2 berkumpul bersama Iqbaal. Mereka membuka laptop untuk menonton bersama, menonton apa? hanya mereka lah yang tau.

"Gila. Gede banget coba—"

Brak

Pintu digebrak dibuka paksa

Saat asik-asik seperti ini tidak lucu kan jika tiba-tiba guru masuk dan melakukan razia?

Suara riuh yang didominasi oleh kaum hawa yang sedang bergosip pun mulai hening Kiky sudah mengambil ancang-ancang memegangi laptop nya jika sewaktu-waktu guru benar-benar datang jempol nya sudah  ada diatas tombol turn off.

Ternyata yang masuk bukan guru melainkan (Namakamu) membawa baju putih bekas guntingan yang (Namakamu) yakini adalah Bella yang melakukannya.

Kelas mulai ramai lagi tidak peduli dengan kehadiran (Namakamu) yang berada di depan.

Brak.

Suara itu bersamaan dengan terlempar nya baju putih (Namakamu) tepat mengenai wajah Bella. Kelas kembali hening bahkan Kiky sudah mematikan laptopnya karna penasaran dengan apa yang terjadi.

Semua yang ada dikelas mengerumuni bangku bagian depan belum lagi kedatangan murid-murid dari kelas sepuluh tiga—kelasnya (Namakamu).

"Apaan sih!" Bella mengambil baju yang mengenai wajahnya. Lalu menatap (Namakamu) dengan tatapan pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Lo kan yang gunting baju gue?" (Namakamu) menatap Bella penuh emosi.

"Nuduh gue sembarangan lagi?" Bella menatap (Namakamu) remeh kini Bella juga ikut berdiri dihadapan (Namakamu).

"Lo cantik tapi hati lo busuk Bel!" Timpal Steffi dia pun tak terima temannya di perlakukan seperti ini.

"Eh diem lo ya!" Bella menunjuk Steffi membuat  amarah Steffi munjak.

"Apa? gak usah-usah nunjuk-nunjuk gitu!" Steffi menantang.

"Bell, gue gak pernah ya bikin masalah buat lo, tapi ke napa lo bikin masalah dalam hidup gue," (Namakamu) sudah muak. Dia disalahkan atas kesalahan yang tidak pernah dia lakukan. Dia sakit ketika harus diperlakukan sehina ini.

"Dengan dekatnya lo sama Iqbaal, itu masalah. Buat Gue!! "Bella menekan setiap kata-kata nya.

Iqbaal, lelaki yang sedang santai naik ke atas bangku kini mulai tersentak ketika namanya disebut. Iqbaal memang tidak pernah menolak Bella sedikitpun. Iqbaal hanya ingin menghargai perasaan seorang cewek. Iqbaal memerhatikan gerak-gerik (Namakamu) maupun Bella. Dia memang sedang menahan amarah, Iqbaal tahu itu, tapi dia diam saja.

"Jadi alasan lo ngelakuin ini cuma karna Iqbaal?, oke gue jauhin Iqbaal!" (Namakamu) menarik napas pelan. "Asal lo tahu ya, gue gak pernah pengen dideketin sama  Iqbaal!" (Namakamu) sedikit membentak tak peduli dengan beberapa orang yang tengah menatap dirinya.

"Hidup lo itu memang selalu bermasalah. Lo kan biang nya masalah."

"Busuk lo Bell."

"Diem lo Gue gak ada urusan sama lo. "

******
(Namakamu) berhambur menuju—entahlah dia hanya mengikuti langkah Kakinya. Perasaan sakit terus memukul rongga dadanya.  Empat hari yang lalu kehidupannya masih normal-normal saja, dia masih bisa tertawa mengingat tingkah Alwan cs, Dia masih sering dijahili. Sejak Accident  sepatu itu (Namakamu) ditimpa beruntun masalah. 

Alah. Inti nya lo itu pembawa sial.

Udah deh Stef Sha lo jangan deket-deket dia ntar lo sial juga.

Lo lagi, emang lo sialan ya.

Sejak gue ketemu lo gue jadi sial.

Hidup lo itu memang selalu bermasalah. Lo kan biang nya masalah.

Kalimat-kalimat itu berputar putar di kepala (Namakamu). Sesak kembali melandanya, sakit kembali menyerang relung nya. (Namakamu) tidak pernah diajarkan membalas kejahatan orang lain, tapi mengingat ketika bajunya digunting dengan segaja itu semakin membuat dadanya sesak.

Sejak dulu. (Namakamu) tidak pernah mempunyai musuh, ketika ada teman yang memusuhinya maka dia dengan senang hati meminta maaf duluan. (Namakamu) tidak pernah memilih-milih teman dia selalu menerima apapun kekurangan temannya.

Dulu bahkan dia selalu menjadi  kacung di SMA  lama  nya. Nyatanya memang (Namakamu) terlalu rendah hati pada semua orang. hingga tanpa dia sadari dia dimanfaatkan oleh orang di dekat nya. dia pergi dari sekolah lamanya berharap akan mendapat perlakuan baik di SMA barunya tapi dengan kejadian seperti ini dia malah terpuruk.
Dia terlalu rendah hati bahkan sampai SMA saat ini dia tidak pernah menolak jika ada temannya yang minta diisikan pr.

(Namakamu) duduk di bawah pohon menyandar pada pohon itu. Dadanya kembali sesak ketika mengingat dia selalu di kacungi oleh temannya yang dulu. Bukan (Namakamu) tidak mau melawan namun dia tidak mau memiliki musuh.
Sudah cukup masa kecilnya terpuruk dan dijauhi  karna dia memiliki tinggi badan yang paling pendek di antara teman sebayanya. Dia tidak mau hal itu terulang lagi.

Dia harus bangkit... harus. Tapi dia tidak bisa bangkit sendiri. Dia butuh penopang ketika dirinya sudah benar-benar tidak bisa bangkit. Dia butuh pelindung ketika dirinya benar-benar tidak bisa melawan.

Pandangan mata (Namakamu) mulai memburam. Bola matanya dilapisi lapisan transparan yang sebentar lagi akan jatuh meleleh.
Hatinya seperti di jatuhi benda berat tak kasat mata.

Perlahan cairan bening mulai menyusuri pipi chubby  (Namakamu).
Dia sekarang sadar sebaiknya dia tidak sekolah disini. Sebaiknya dia memang berarada dirumah agar  tidak membawa sial pada orang lain.

Kecuali jika dia  mencari tempat pelindung. Pengganti Aldi—pelindung (Namakamu) yang telah hilang.


____________________

Siap-siap baper:)
Mana Iq(Nam) lovers
Mana Al(Nam) lovers


AccidentWhere stories live. Discover now