-6-

3.7K 386 8
                                    

Memang tidak ada yang menarik di hidupku, sama sekali tidak ada. Kecuali kau bisa mengetahui aku, hidupku, bukan sekadar panggilan ejekan dari seantero sekolah. Malam ini entah bagaimana Blake, yeah Blake akan duduk bersama kami untuk makan malam. Mom akan membuat masakan Asia dari entahlah, mungkin Tiongkok. Aku membantu Mom mempersiapkan semuanya kemudian mereka berdatangan, Maddi masih belum kembali, kurasa Mom akan memberikan hukuman padanya karena pulang terlambat.

Dua orang turun dengan tergesa-gesa membuatku otomatis menoleh dan sangat terkejut mendapati itu adalah Sara dan Blake. Mereka berangkulan, tubuh Sara yang kecil bahkan sangat cocok saat Blake merangkul bahunya penuh ke dalam pelukannya. Aku hanya tersenyum pahit secara samar melihat orang yang tadinya menjadi satu-satunya alasan aku tidak pernah absen di kelas bahasa Spanyol hari Rabu dan Matematika, serta Fisika dan Biologi. Kini mengencani adikku sendiri, dunia ini begitu sempit.

"Silahkan duduk dimanapun Blake." Kata Mom ramah, aku tersenyum padanya kemudian pergi ke dapur dan memutuskan untuk duduk di sana hingga Blake pergi.

"Terimakasih Mrs. Gilbert."

Mom melarangku untuk tidak ikut makan malam, aku sangat muak dengan mereka. Maksudku, mengapa aku tidak punya pilihan satupun, sedang Sara. Dia bahkan memiliki sejuta pilihan dengan pamor bagus di kelas tinggi, Blake, Tayler, mungkin Brandon. Mereka dapat masuk kategori kelas tinggi. Dylan juga termasuk. Aku tidak tahu apa semua orang perlu memandang fisik terlebih dahulu. Bahkan Brittany, perempuan paling populer di Virginia sudah tidur dengan setidaknya seluruh tim baseball sekaligus cadangan dan pelatihnya.

"Um Blake, jadi, kudengar kau satu kelas dengan Ella?" Tanya Dad, aku menunduk, aku hanya tidak siap dia masih malu mengakui bahwa kami sebenarnya adalah teman sebelum teman-temannya mengejek kami. Itu ejekan, bukan pujian, yakinilah.

"Benar Mr. Gilbert, Ella anak yang baik." Jawab Blake membuatku masih menunduk menyembunyikan senyumku. Tenang Ella, dia bahkan sangat membencimu, dia hanya bersikap baik untuk mendapat kepercayaan Mom dan Dad.

"Kudengar Ella juga menyukai seseorang dengan rambut pirang dengan wajah seperti Andy di serial kartun kesukannya." Cercah Mom membuatku malu.

"Mom!" Sergahku, aku melihat wajah Sara yang sedikit merasa bersalah, "Mom, It was Charles Gitnick." Bodohnya aku. Hidup Charles benar-benar dalam bahaya, dia akan segera mendapat mimpi buruk seperti yang Blake dapatkan setiap harinya.

"What? I thought it was B--"
"Mom, the orange jelly. What the hell."
"Thanks sweetie."

                   Aku menunduk, berusaha untuk berfikir dapat memutar waktu sehingga aku lebih baik berada di kamar ataupun pergi, sendirian. Sara dan Blake sepertinya berbisik-bisik sedang Dad masih duduk menyantap makan malam. Maafkan aku Charles.

                 Setelah selesai makan malam penuh pemojokan, aku kembali duduk di halaman belakang seorang diri. Blake berencana untuk membantu Sara mengerjakan pekerjaan rumahnya, kurasa membantu mengerjakan proyek anak mereka. Semoga saja yang dimaksud pekerjaan rumah benar pekerjaan rumahnya.

"Hey Ella." Sapa seseorang dari balik pintu dapur, aku menoleh melihat Blake di sana berdiri dengan gugup.

"Hey." Sahutku singkat masih melihat ke arahnya, "Lebih baik kau menjaga jarak dariku." Kataku kemudian kembali menatap ke arah lain.

"Yeah baik. Jadi aku ingin meminta maaf tentang makan malam tadi." Ujarnya.

"Tidak perlu." Aku menarik nafas panjang, "Seluruh keluargaku memang mengetahui aku pernah yeah menyukaimu, bodohnya aku." Lanjutku kemudian.

"Tidak juga. Baik aku akan pergi."

"Um Blake, tolong, jangan pernah beritahu siapapun tentang Charles. Itu tidak nyata."

"Tentu saja El."

Bahkan nada bicaranya sangat membosankan dan tidak enak di dengar. Dia seperti datang karena permintaan Sara atau terpaksa. Hampir semua orang tidak serius bicara padaku empat mata, khususnya laki-laki, atau harga diri mereka akan diinjak-injak dengan berbagai macam penindasan. Penindasan yang berhubungan denganku.

SIZEWhere stories live. Discover now